Bulan berdirii dengan satu kaki menekuk, ia sedang memakai sepatunya dengan tergesa-gesa. Bulan belum memakai dasi, belum menyiapkan buku-buku yang harus ia bawa, dan belum juga sarapan. Pantas saja ia tengah terburu-buru.
Bulan mendesah, ia memasang sepatunya dengan susah payah karena terlalu terburu-buru, ditambah lagi dengan satu sepatunya yang ada di dekat pintu. Bulan melompat-lompat ke arah pintu untuk mengambil sepatunya.
Ah, bodohnya aku. Gerutu bulan kepada dirinya sendiiri. Ia menyadari bahwa ia telah melakukan hal konyol yang malah akan membuang waktunya, yang juga akan membuatnya semakin terlambat. Bulan masih sibuk memasukkan kakinya kedalam sepatu, susah payah ia memasukkannya.
Setelah kedua sepatunya terpasang. Bulan berlari dan menyabet tas dan juga dasinya yang tergeletak diatas kasur. Bulan berlari menuruni tangga ke lantai bawah. Bulan semakin cemas.
Driver gojek telah siap menunggu Bulan di luar rumahnya. Bulan langsung naik, dan menyuruh driver ojek itu untuk segera mempercepat lajunya. Napas Bulan sediikit terengah.
Suasana jalan di Jakarta ramai lancar. Bulan melupakan wkatu terlambatnya. Ia malah menikmati perjalanannya kesekolah barunya. Matanya tak lepas melihat-lihat ke gedung-gedung pecakar langit di jakarta.****
Sampainya disekolah, Bulan tersadar dengan pemandang gerbang sekolahnya yang mulai akan ditutup. Bulan segera membayar ongkos ojek dan berlari kedalam area sekolah.
Bermaksud menerobos pintu gerbang yang akan ditutup rapat. Bulan memejamkan matanya dan berlari masuk. Dan ya, bulan berhasil menerobos masuk. Ia juga sempat menabrak pak satpam.Bulan masih berlari dan menyempatkan diri untuk menegok ke arah gerbang. Seperti memberikan kode, Bulan memejamkan mata dan menundukkan kepalanya, seperti orang yang sedang minta maaf. Ya memang benar, itu yang dilakukan Bulan kepada pak satpam yang telah ia tabrak.
Untungnya hari ini bukan hari Senin, melainkan hari Selasa. Bulan berjalan menuju kelasnya, ia terlihat kebingungan. Tapi tetap melangkahkan kakinya mencari kelas IPS empat.
Sampai didepan pintu, Bulan mengatur napasnya dan mengetuk pintu dan langsung mengucapkan salam.“Assalammualaikum” ucap Bulan.
Tidak ada respon, mungkin karena Bulan terlalu lirih mengucapkan salamnya.
Semua pasang mata seketika tertuju ke Bulan tatkala ia melangkahkan kakinya semakin masuk kedalam kelas. Bu guru yang berdiri didepan papan tulis itu menoleh dan membalas salam Bulan.
Langsung saja bu guru itu menyuruh bulan untuk memperkenalkan diri. Bulan menurut, dan langsung memperkenalkan diri dengan tubuh yang gemetar tapi ia tahan.
“Halo, perkenalkan saya Casmira Bulan Tanese bisa dipanggil Bulan.” Ucap bulan mengakhiri perkenalannya.
“Hai Bulan.” Ucap cowok yang duduk dibangku paling belakang, yang duduk sendirian.
Bulan tersenyum ramah. Sebagai anak baru ia harus ramah dengan semua orang.
“Selamat datang di SMA Pelita Angkasa, Bulan, perkenalkan saya Bu Dyah guru bahasa inggris IPS Empat.”
Bulan mengangguk. Dan setelah itu bu dyah menyuruhnya duduk di depan bangku nomor dua dari belakang pojok kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mond Und Mars
Teen FictionMond dalam bahasa Jerman adalah Bulan. Mond Und Mars sendiri bila digabungkan menjadi "Bulan dan Mars". Bulan seorang siswi pindahan dari Jawa Tengah. sedangkan Mars sendiri asli dari Jakarta. Mereka berdua tak sengaja bertemu pertama kali diruang s...