5. Stalker

0 0 0
                                    

KEPO
“Bul setelah ini pelajarannya Bu Dyah, dia ramah sih ngajarnya woles, jadi lo tenang ya jangan gusar.” Adira menguyah siomaynya dan mengerakkan garpu yang ada ditangannya.

Bulan mengangguk, ia tampak menikmati siomay yang ada didepannya.

“Bul, lo tau gak cewek disebelah kita itu?” ucap Adira berbisik.

“Iya tau dir.”

“Nah dia tuh mantannya Mars yang kemarin ketemu kita pas neduh ditoko.” Adira mendekatkan wajahnya ke tengah meja. Bermaksud untuk berbicara lirih agar tak didengar Abella yang duduk dimeja sebelahnya.

“Cantik banget ya?” ucap Bulan memperhatikan wajah dan penampilan Abella.

“Iyalah, dia kan model juga.”

“Wah keren.” Bulan kembali terkagum, ia masih memandangi wajah Abella yang cantik.

“Eh gue jadi inget Mars, penasaran sama adik kelas yang jadi pacarnya dia sekarang.” Adira menatap wajah Bulan dan tersenyum. ia kemudian buru-buru mengusap layar ponselnya, dan mula menstalker instagram Mars.

“Nih bul instagram Mars.” Adira menunjukkan ponselnya kepada Bulan. “Bentar gue stalk nyari ig pacarnya dulu.” Lanjut Adira kembali fokus menstalker.

“Nah kan ketemu di tagin an Mars.” Adira tersenyum ia berhasil menemukan instagram pacar Mars yang tak lain juga adik kelasnya sendiri.

“Cantik juga.” Tangan Adira bergerak turun mengusap layar ponselnya.

Mata adira terbelalak. “Bul bul liat nih.” Adira menunjukkan ponselnya lagi.

“Parah..parah...parah.” ucap Adira menggelengkan kepalanya.

Bulan hanya melongo. Ia berpikir apakah ini model berpacaran anak Jakarta ? saling berciuman? Di update di sosial media?

“Orang Jakarta pacarannya gini?” tanya Bulan polos.

“Enggak bul, ini aja dia alay, gak semua orang Jakarta begini, jangan negative thingking ya bul.” Adira mencoba memberikan penjelasan kepada Bulan. Walaupun dirinya sudah bernegative thingking tentang mars dan pacarnya.

“Jadi ini Mars yang kemaren itu? Trus ciuman difoto ini juga sama adik eklas yang kemarin dir?” tanya Bulan.

Tangan Adira langsung menutup mulut Bulan. Mata adira tertutup berusaha memberitahu Bulan agar tidak berbicara dengan suara keras.

Abella tanpa disadari oleh Adira ternyata telah mendengar ucapan bulan. Abella tersenyum dan berdiri berjalan meninggalkan kantin.

“Duh bul kalau ngomong ati-ati jangan kenceng-knceng nanti ada yang tau.”

Adira segera menarik tangan Bulan dan berlari menuju kelas mereka.

****
“Bul gue pulang duluan ya? Disuruh cepet pulang sama mama, gue duluan ya ? bye bul.” Adira berlari meninggalkan kelas setelah berpamitan dengan Bulan. Bulan hanya mengangguk. Ia kembali memasukkan buku paket kedalam tasnya.

Bulan berjalan dengan santai kelaur kelas. Ia menutup pintu kelasnya terlebih dahulu.

“Hai?” suara lembut terdengar dikedua telinga Bulan, saat Bulan masih menutup pintu kelasnya.

Bulan menoleh mendengar suara lembut itu.

“Hai, abella, lo?” ucap seorang bersuara lembut itu yang tak lain adalah Abella.

“Bulan.” Bulan ternyum berjabat tangan dengan Abella, Abella juga ikut tersenyum.

“Jadi lo anak baru ya?” tanya Abella berusaha cukup akrab.

“Iya aku pindahan dari Jawa.” Bulan berjalan bersampingan dengan Abella. Mereka berdua cukup terlihat akrab walaupun  baru saja kenalan.

“Oh jawa, eh lo pulang naik apa?” Abella melirik Bulan yang saat itu akan memesan grab.

“Aku mau pesen grab ini.” ucap Bulan menunjukkan ponselnya kearah Abella.

“Eh lo nebeng gue aja, gue anter lo pulang.” Tawar Abella.

“Tapi aku dari sini belok ke kanan, aku di perumahan itu, aku ngontrak rumah disitu.” Bulan menjelaskan dengan polos.

“Gue juga tinggal diperumahan itu kali, tapi bukan ngontrak bul.” Abella tersenyum. “Yaudah pulang sama gue aja, tuh mobil gue.” Abella menunjuk mobilnya yang terparkir di samping parkiran motor itu.

“Yuk.” Ajak abella.

Bulan menurut karena Abella ternyata searah dengannya.

****
“Lo udah tau belum siapa siapa aja yang famous disekolah kita?” tanya Abella setelah Bulan berhasil memasang seatbeltnya.

Bulan menggeleng. “Aku belum tau.”

“Jadi nih ya gue kasih tau lo bul, cowok yang paling famous di sekolahan itu Mars Galvano anak IPA satu. Trus yang ceweknya Cassandra Abella IPA tiga.” Abella terkekeh saat iya menyebut namanya sendiri.

“Oalah jadi kamu dan Mars, kemarin aku juga ketemu Mars pas neduh.” Ucap Bulan.

“Iyakah? Dimana?” Abella kali ini berbicara dengan semangat.

“Pas neduh ditoko, dia sama pacarnya gitu, adik kelas kita katanya.”

“Wow, baru putus sama gue tiga bulan yang lalu udah punya pacar aja dia.” suara Abella menjadi terdengar parau.

“Maaf ya bel, aku gak maksud, aku lupa kalau kamu mantannya Mars, padahal tadi udah dikasih tau Adira.” Bulan berkata jujur.

“Gakpapa kok bul, santai aja sama gue.” Abella tersenyum.

“Emang pacaranya Mars namanya siapa?” tanya Abella mulai memancing Bulan.

“Aku gatau siapa, coba kamu stalker instagramnya Mars, tadi Adira juga stalk kok.” Lagi lagi Bulan berkata jujur tanpa rasa curiga dengan Abella.

Abella berhenti dipinggir jalan. “Bentar gue stalk dulu bul.”

Abella dengan cepat segera menstalk instagram Mars dan menemukan instagram milik pacar Mars.

“Astaga ya ampun.” Abbela terkejut melihta foto Mars berciuman denga pacarnya yang saat ini.

“Sumpah ya gue gak pernah ini ngeupdate foto beginian, berani banget pacar Mars sekarang.” Abella mengumpat melihat foto Mars dan membaca caption foto kissing itu.

“Aduh sabar ya Abella. Udah ya jangan dilihat lagi fotonya.” Bulan menepuk pundak Abella berusaha menenangkan.

Abella mengangguk dan tersenyum memeluk Bulan.

Mond Und MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang