☘️1. Fakta

67.2K 3.8K 329
                                    

Banyak yang request minta cerita ini dilanjutkan, tapi sebelumnya aku mau ngasih tau dulu beberapa hal sebelum kalian baca:

1. Cerita ini aku tulis udah lama, saat baru-baru awal nulis di wattpad. Kemungkinan kalian gak nyaman bacanya, karena EYD dan typo yang berantakan dan aku belum punya waktu untuk revisi.

2. Cerita ini amat sangat Eksplisit dan erotis, mohon bacalah sesuai usia.

3. Alurnya mungkin berantakan, kalau kalian merasa cerita ini aneh, maka boleh ditinggalkan, tapi jangan memberi komentar yang buruk, ya.

4. Terakhir, selamat membaca ...

***

Lo yang udah lancang masuk ke daerah terlarang Gue. Jadi, nikmati neraka yang gue ciptakan di dalam sini.

❁‿❁
.
.
.

"Namanya Felisha. Papanya meninggal saat dia masih balita. Anak tunggal. Kos nggak jauh dari kampus kita. Dan kabar terakhir yang gue denger, dia masuk fakuktas hukum untuk membebaskan Mamanya yang sekarang lagi dipenjara atas tuduhan pembunuhan."

Vallen cukup tertegun mendengar uraian panjang tentang cewek yang kemarin sore menamparnya. Se-complicated itu kehidupan seorang Felisha, namun masih sibuk mengurusi hidup orang lain. Its a wow, kan?

"Pantes tuh cewek galak, nyokapnya Psycopath, Man! Anjir!" Ujar Juna berkomentar.

"Kabarnya sih nyokapnya difitnah," Dino mengangkat bahu acuh.

"Terus?" Marcel menyela tak sabaran.

"Dan Lo tau, siapa temen yang dia maksud kemaren?" Dino menatap ketiga temannya. "Juwita, cewek yang kita kerjain rame-rame di club' waktu itu!"

"Anjing!" Teriak Marcel.

Lama tak terdengar kabar Juwita setelah kejadian malam itu di club', sekarang cewek malang itu muncul dengan membawa perantara sahabatnya. Sialnya, Juwita hanya menuduh Vallen sebagai pelakunya. Membuat si cewek galak mempermalukan Vallen kemarin.

Bukan hanya malu, Vallen bahkan merasa harga dirinya diinjak-injak. Begitu banyak orang yang melihatnya ditampar. Rasa tamparan itu bahkan masih terasa panas di pipinya.

"Sebenernya sih tuh cewek cantik banget menurut gue. Apalagi badannya, wuihhh body goals, man. Enak tuh buat dinikmatin," kata Juna dengan wajah mupengnya.

Vallen sejak tadi hanya mendengarkan. Namun, ucapan terakhir Juna membuatnya menajamkan mata menatap cowok tersebut. Entah tatapan itu memiliki arti yang bagaimana, tapi Juna diam seketika, seakan baru saja ditakut-takuti melalui sorotan mata itu.

"Hubungi Juwita. Bilang ke dia, gue mau ketemuan sama dia. Dengan syarat, ajak Felisha. Atur tempat," setelah mengatakan itu, Vallen berdiri dari duduknya dan berjalan dengan tampang angkuhnya.

Teman-temannya saling pandang. Mereka menyeringai lebar karena mengerti maksud dari permintaan Vallen. Akan ada pesta besar nanti malam sebagai Vallen yang menjadi tuan rumahnya.

Dan Felisha akan menjadi tamu spesial dari pesta tersebut.

●▬▬badboy▬▬●

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang