☘️7. Felisha cemburu?

60.3K 3.5K 687
                                    

Saat aku berkata, mine. Maka, siapapun yang menyentuhmu, akan kupastikan berhenti bernafas setelah itu.

❝᷀ົཽ≀ˍ̮ ❝᷀ົཽ
.
.

Felisha sibuk dengan ponselnya. Sudah setengah jam ini dia membuka website lowongan pekerjaan, mencari yang pas agar tak bentrok dengan jadwal kuliahnya. Sejak tadi, dia hanya menemukan loker full time, tak satupun ada yang membuka loker shift malam.

Sedang asyik menggulir layar ke bawah, tiba-tiba ponsel itu telah berpindah tangan. Vallen yang baru saja datang, merampas ponsel itu dan menyimpannya di saku celana. Cowok itu duduk di sebelah Felisha, menaikkan sebelah alisnya saat Felisha menatapnya dengan sangar.

"Balikin," minta Felisha sambil menadahkan tangan.

Vallen hanya tersenyum, mengabaikan permintaannya. Malah, cowok itu sedang fokus mendengarkan percakapan tak penting antara Juna dan Dino yang membahas soal game. Sementara Marcel dan Juwita, merangkai dunia agar jadi milik mereka berdua saja.

Felisha mulai berani, dia ingin mengambil ponselnya dari saku celana Vallen. Tapi Vallen menahan pergelangan tangannya, cowok itu sangat tau pergerakannya padahal sedang melihat ke arah dua sahabatnya. Vallen lalu menggenggam tangan Felisha, menyimpan genggaman mereka itu di pangkuannya, di bawah meja tersembunyi dari penglihatan orang lain.

"Aku lagi cari kerjaan, Val. Balikin hapenya," minta Felisha dengan nada memohon.

Vallen menoleh menatap Felisha. "Siapa yang nyuruh kamu kerja?" Tanyanya serius.

"Vallen, aku harus..."

"Ada aku. Semuanya aku yang tanggung. Jadi sekarang bisa diem aja nggak?"

Felisha benar-benar terdiam. Vallen memang tak main-main dengan ucapannya itu. Tadi pagi, Felisha menemukan begitu banyak uang di dalam dompetnya. Dia yakin Vallen lah yang diam-diam memasukkan uang itu saat dirinya tidur. Ingin Felisha kembalikan tapi dia butuh untuk membayar sewa kosan. Maka dengan menebalkan muka, Felisha memakai uang itu tanpa mengucapkan terima kasih.

"Kalian berdua pacaran?" Tanya Juna yang mulai curiga sejak tadi.

Vallen tak menjawab, dia hanya mengangkat bahu. Pacaran bukanlah gaya Vallen, dia tak pernah mengklaim cewek manapun sebagai pacarnya. Bagi Vallen, kesenangan dalam setiap pertemuan hanya sebatas sex.

Tapi Felisha berbeda, Vallen menginginkannya.

"Eh buset nggak dijawab," Juna mencibir.

"Pacaran lah! Lihat aja tuh tangan mereka dibawa meja," celetuk Dino.

Juna langsung melihat ke kolong meja. Dia terkekeh melihat tangan Vallen dan Felisha sedang saling menggenggam. Lalu menegakkan tubuh kembali dan menaik-turunkan alisnya. "Tobat Lo, Val?" Godanya.

Vallen tetap tak merespon.

"Fel, cuma Lo doang loh yang bisa buat nih iblis begini. Ya nggak, Din?"

"Iya kali," jawab Dino cuek.

"Tai, Lo!"

Felisha menatap Vallen, mencari kebenaran dari ucapan Juna itu. Benarkan Vallen berubah karena dirinya?

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang