☘️10. Kamar 1001

57.8K 3.1K 542
                                    

Sejak kemarin, Felisha tak melihat keberadaan Vallen. Ponsel cowok itu juga tak aktif, dan semua sahabat Vallen turut lenyap saat pimpinan mereka tak ada. Andai ada Juwita, pasti sekarang sahabatnya itu akan membantu menanyakan keberadaan Vallen ada Marcel. Tapi Felisha tak mau mengganggu honeymoon Juwita, biarkan sahabatnya itu lupa diri untuk sementara.

Ting.

Ponsel Felisha berbunyi. Nada SMS yang masuk. Felisha mengabaikannya karena biasanya hanya operator seluler lah yang rajin mengiriminya SMA. Kalau teman atau keluarga, pasti akan Line atau WA.

Sambil menunggu kelas di mulai, Felisha mencoba menelpon Vallen lagi. Hasilnya sama, nomor cowok itu tetap tak aktif. Bahkan chat yang dikirimkan Felisha semalam, belum terkirim.

Berniat ingin langsung menghapus pengirim SMS tadi, Felisha malah menemukan suatu pesan yang membuat jantungnya berdetak hebat.

From:
081 5 555 XXX
Vallen lagi sama gue.
Apartemen Edelweiss Kamar 1001.
Password: 555123 just open.

Entah siapa pengirim dari pesan tersebut, tapi yang jelas berhasil membuat Felisha terganggu. Bisa saja orang iseng atau yang tak suka dengan kedekatannya bersama Vallen, tapi tetap saja Felisha merasa perlu membuktikannya.

Ting.

Lalu ada WA dari nomor yang sama. Kali ini, nomor itu mengirimkan sebuah titik lokasi. Dan... Foto.

Felisha langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia berdiri, keluar dari kelas. Harusnya, lima menit lagi Felisha akan mengadakan Quiz di kelasnya. Tapi rasa penasaran ingin membuktikan kebenaran dari isi pesan tersebut membuat Felisha terpaksa meninggalkan kuliahnya dulu.

Sebelum menemukan Taxi, Felisha kembali membuka titik lokasi yang dikirimkan tadi. Untungnya, Felisha tau letak apartemen tersebut. Lagipula, tak begitu jauh dari kampus. Karena Taxi tak juga datang, Felisha pun naik ojek yang biasa nongkrong di ujung jalan.

Setelah menyebutkan tujuannya, Ojek tersebut membawa Felisha dengan motor bebeknya.

Begitu sampai di apartemen yang dimaksud, Felisha memberi tukang ojek tersebut uang lebih. Dia buru-buru sehingga panggilan dari tukang ojek diabaikannya, mungkin hanya ingin memberikan kembalian dari uang lebih Felisha.

"Selamat siang, Bu. Ada yang bisa kami bantu?"

Felisha dicegah oleh petugas keamanan Apartemen saat dirinya hendak menuju ke lift. Jelas saja, Felisha baru pertama kali datang ke sana dan pastinya petugas keamanan tersebut tidak bisa sembarangan mengizinkan orang luar masuk.

"Saya sudah ada janji dengan pemilik dari apartemen 1001, Pak." Felisha berbohong, kali saja dia bisa masuk.

"Oh, Ibu Felisha?" Tebak Petugas Keamanan tersebut.

Felisha tertegun sesaat, tapi lalu mengangguk.

"Baiklah, silahkan di lantai 10..." Petugas keamanan itu bergeser ke samping utnuk mengizinkan Felisha masuk.

Tanpa banyak bicara, Felisha pun menuju ke lift. Dia menekan tombol 10 pada deretan angka di Lift. Semakin dekat ke atas, semakin jantungnya berdebar. Dalam hati Felisha berdoa, dia hanya sedang dikerjai oleh seseorang sekarang. Tak apa, lebih baik malu karena berhasil dikerjai daripada sakit karena kenyataan yang tak ingin dia lihat.

Langkah Felisha berhenti pada sebuah pintu yang bertuliskan angka 1001. Seperti perintah yang diberikan di SMS tadi, Felisha memasukkan kombinasi angka 555123 pada tombol pembuka kunci.

Klik.

Suara itu menunjukkan bahwa password tersebut benar adanya. Felisha semakin gugup, tangannya ragu untuk meraih kunci pintu.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang