☘️12. Dont Touch Me!

46.8K 3.1K 397
                                    

Setelah berpikir cukup lama, mencoba untuk menyerah pada cintanya serta melepaskan Felisha yang memang ingin pergi, Vallen ternyata tak sanggup. Satu Minggu tanpa Felisha membuatnya kehilangan arah, dia bahkan tak pergi ke kampus. Hanya berdiam diri di dalam kamar, tanpa berminat melakukan aktivitas apapun.

Dia kalah.

Dia tak bisa menahan rasa untuk berhenti memikirkan Felisha. Dia tak bisa menahan diri untuk berhenti menemui Felisha.

Memacu mobilnya dengan kecepatan yang luar biasa tinggi, Vallen akan ke kosan Felisha. Dia bertekad untuk bisa mendapatkan hati cewek itu lagi. Vallen tau kesalahan yang dilakukannya sangatlah besar, mustahil bagi Felisha untuk memaafkannya. Tapi bukan maaf yang ingin Vallen kejar saat ini, melainkan memastikan kalau Felisha tetap miliknya.

Begitu sampai di depan gerbang gedung kosan Felisha, kebetulan cewek itu baru saja keluar dari sana. Vallen langsung membuka pintu mobil dan berlari mengejar Felisha yang sepertinya sudah ditunggu oleh Taxi.

Felisha terlihat terkejut saat ada yang menarik tangannya. Dia berusaha melepaskan diri, tapi pegangan Vallen begitu kuat hingga pergelangan tangannya berdenyut.

"Lepas!" Sentak Felisha.

"Kamu mau kemana?" Tanya Vallen tajam.

"Gue mau kemana itu bukan urusan Lo!"

Nyesss.

Vallen merasa jantungnya seperti ditusuk dengan pedang saat Felisha mengubah panggilan mereka menjadi gue-elo kembali.

"Urusan aku karena kamu pacar aku," tandas Vallen tajam.

"Pacar?" Felisha mendesis ingin tertawa. "Emang kapan kita pernah pacaran? Lo pernah nembak gue? Gue pernah nerima Lo jadi pacar Gue?"

"Felisha..."

"Lo lupa kalau hubungan kita nggak lebih dari sekedar di atas ranjang, Vallen?"

"Felisha!!!" Bentak Vallen.

Felisha hanya tersenyum sinis melihat reaksi Vallen yang nampak marah seperti itu.

"Aku punya alasan kenapa aku bisa sama Dini di sana."

"Karena dijebak?" Felisha mengatakannya dengan nada meremehkan.

Vallen menggeleng. "Karena aku memang butuh dia."

Entah bagaimana, Vallen bisa melihat wajah Felisha berubah saat mendengar itu. Sepertinya, Felisha cemburu namun tak ditunjukkan.

"Saat kamu selalu nolak diajak ML, aku berusaha untuk cari pelampiasan, Fel. Karena aku mau nggak maksa kamu. Makanya aku bisa sama Dini," Vallen menunduk saat mengatakannya, mungkin merasa malu akan pengakuannya itu.

"Kalo gitu ya udah, lo sama Dini aja. Dia lebih bisa segalanya kan di banding gue? Dia bisa puasin lo, Vallen."

"Fel, aku cinta sama kamu..." Ucap Vallen sungguh-sungguh.

"Bulshit, Vallen!" Maki Felisha. "Kalo Lo cinta sama gue, Lo nggak akan tidur sama perempuan lain!!" Dia tetap tak ingin mengerti, walau bagaimanapun melihat Vallen seperti tadi sangatlah menyakiti hatinya.

"Fel, aku sama Dini cuma..."

Tin.

Vallen dan Felisha sama-sama  menoleh ke Taxi. Taxi sudah menunggu sejak tadi. Mungkin sekarang, sopir Taxi itu sedang menggerutu karena Felisha yang tak juga masuk ke mobil.

"Lepasin," minta Felisha sambil menarik tangannya.

"Aku yang anter," sahut Vallen tanpa mau melepaskan.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang