Gelap dan hampa.
Dingin, dan dadanya terasa semakin sesak. Darah mengalir segar dengan perlahan dari kepala gadis itu. Ia seperti mengawang di dalam air yang sangat dingin dan tidak tahu kapan ia mencapai dasarnya.
Jika beberapa detik lagi adalah terakhir baginya untuk merasakan betapa dingin dan sesak kehidupannya, dan beberapa detik lagi adalah nafas terakhirnya, ia sudah siap.
Ia menyerah. Menyerah akan semuanya.
Namun ketika ia sudah memutuskannya. Sebuah cahaya kecil menyusup pada matanya yang terpejam. Gadis itu perlahan membuka matanya dan melihat sebuah sosok yang kini menyelam ke arahnya. Sosok dengan mata yang teduh dan wajah yang menenangkan, kini mengulurkan tangannya.
Gadis itu berpikir, jika saja ia tidak seperti ini, jika saja ia tidak menghadapi kehidupannya yang berat, dan jika saja ia tidak terlahir di dunia ini, mungkin hidupnya akan sangat indah seperti hal yang ia lihat sekarang.
Siluet seorang lelaki itu semakin dekat, suara air yang digerakan oleh tangannya semakin terdengar jelas. Namun hal itu tidak bertahan lama. Pemandangan itu hilang seketika, seiring dengan nafasnya yang mungkin adalah hembusan terakhirnya.
***
Wajah Kyungsoo menegang dan matanya terbelalak ketika ia melihat Sohyun sedang berdiri di pembatas jembatan Sungai Han. Banyak orang yang mengelilingi gadis itu di bawah hujan yang cukup deras ini. Dilihatnya seorang pria sedang berbicara pada gadis itu. Pria itu... berdiri paling depan dan berusaha meyakinkan Sohyun untuk turun.
"So–!"
Byur!
"Sohyun!!" teriak Kyungsoo dengan cepat menghempaskan sekotak ayam goreng yang ia bawa pulang malam ini. Pria itu berlari kencang menuju tepi jembatan, namun ia tertegun ketika pria yang tadi ia lihat itu dengan segera terjun ke dalam sungai untuk menyelamatkan Sohyun. Sirine polisi mulai terdengar dan sudah menepi di jalan. Beberapa orang mulai memanggil ambulan untuk menyelamatkan kedua orang itu.
"Sohyun!!" teriak Kyungsoo lagi ketika sudah berada di tepi jembatan. Matanya bergerak cepat untuk mencari di mana keduanya akan muncul. Polisi mulai mengerahkan tenaga untuk turun ke bawah jembatan Han untuk mencari Sehun dan Sohyun.
"Itu dia!" seru salah satu warga sembari menunjuk salah satu titik. Mata Kyungsoo lalu menangkap arah yang ditunjuk. Dan di sanalah, Sehun berhasil membawa Sohyun. Namun yang membuat jantung Kyungsoo nyaris berhenti berdetak adalah, Sohyun tidak sadarkan diri dan kepalanya berdarah cukup banyak.
"Cepat bawa ke ambulan!" seru yang lain ketika mobil ambulan dari rumah sakit terdekat tiba di lokasi.
Sehun membawa Sohyun ke tepi sungai. Pria itu mencoba memberi pertolongan pertama untuk gadis itu. Yang jelas, Sohyun harus bernafas terlebih dahulu. Sehun meletakkan kedua tangannya di dada Sohyun dan mulai menekannya berkali-kali.
Nihil.
Sohyun masih tidak bernafas. Wajah gadis itu juga semakin pucat seiring dengan darah yang masih mengalir. Dengan terpaksa Sehun memberikan nafas buatan untuk Sohyun, lalu memberikan pertolongan kembali.
"Kumohon, bangunlah Sohyun!" geram Sehun. Jujur saja, pria itu ketakutan. Ketika melihat Sohyun kehilangan kesadaran dan terjatuh begitu saja ke dalam sungai, Sehun merasa ia berhenti bernafas. Namun dengan cepat pula pria itu mengambil keputusan untuk menyelam juga ke sungai untuk menyelamatkan Sohyun. Walau mungkin arusnya bisa dikatakan cukup deras karena hujan malam ini, Dewi Fortuna masih berpihak pada Sehun, dan hidup Sohyun.
Dan benar saja, ketika tekanan pada dada Sohyun yang kesekian kalinya, akhirnya gadis itu terbatuk.
"Cepat bawa ke rumah sakit!" seru polisi yang menolong Sehun dan Sohyun. Sehun pun bangkit berdiri dengan menggendong Sohyun menuju mobil ambulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine ✔️
RomanceHidup bagiku adalah sebuah kutukan. Tidak kumengerti kenapa orang menghargai kehidupan. Mati. Itu yang aku inginkan. Karena bagiku, kedua hal itu tidak jauh berbeda seperti yang kujalani sekarang. Apakah kematian jauh lebih baik dari kehidupanku? N...