EPILOG

1.5K 158 81
                                    

"Selamat atas kelulusanmu, Hyun!" seru Sally tersenyum ketika aku kembali duduk usai menerima sertifikat dan ijazah kelulusan.

"Terima kasih, Sally!" bisikku sembari tersenyum padanya. Ya, ini hari dimana aku lulus dari Universitas Sorbonne, Paris ini. Aku memang bukan lulusan terbaik, tapi nilaiku cukup memuaskan. Temanku, Sally Hillary, akan lulus bulan depan. Gadis asal Canada itu menghampiri kursiku memberikan sebuket bunga untukku.

Aku mengedarkan pandanganku dan di ujung kursi sana, bisa kulihat keluargaku berada. Baekhyun dan Joohyun datang dan mereka melambaikan tangannya saat aku melihat mereka. Ibu angkatku, Ny. Byun Jaeri juga datang. Wajahnya berkaca-kaca tadi saat aku maju untuk menerima sertifikat dan ijazah kelulusan. Kyungsoo dan Lyn, mereka menyempatkan diri juga datang ke wisudaku kali ini. Kabar terbaru yang kudengar, Lyn sedang hamil sekarang. Well, mereka pasangan yang bahagia. Ah, tak lupa juga dengan dr. Kim Junmyeon, teman Baekhyun. Ia menyempatkan hadir di wisudaku hari ini.

Namun yang membuatku merasa kesal adalah, Sehun tidak berada di sini. Aku menghubunginya kemarin, namun tidak diangkat, bahkan ia menonaktifkan handphone miliknya! Oh, betapa menyebalkannya pria itu! Aku belum bertanya pada Baekhyun ada apa dengan pria bermarga Oh itu.

Acara wisuda pun selesai, dan seperti banyak hal yang dilakukan para lulusan, mereka akan berfoto bersama dengan keluarga mereka. Begitu juga denganku. Ketika aku keluar, keluargaku sudah menunggu lebih dulu di luar. Mereka cepat sekali keluar dari gedung itu!

"Sohyun!" panggil dua wanita yang bisa kalian tebak siapa. Dua wanita yang menjadi sahabat baikku, dan satu lagi wanita yang berarti dalam hidupku. Joohyun dan Lyn memelukku ketika aku menghampiri mereka. Berikutnya, aku memeluk ibuku.

"Selamat atas kelulusanmu, sayang," ujar ibuku sembari membelai rambutku.

"Terima kasih, Bu," jawabku.

"Wah, uri Sohyun. Kau tampak lebih pintar dengan pakaian wisuda ini!" seru Baekhyun sembari mengacak rambutku.

"Yak!" seruku pada Baekhyun, namun akhirnya tetap membalas pelukan pria itu ketika ia memelukku.

"Selamat, adikku tersayang," ujar Baekhyun lembut di telingaku.

"Terima kasih, Oppa," jawabku perlahan juga. Membuat Baekhyun terkejut, lalu ia tertawa kemudian.

"Akhirnya kau memanggilku demikian," ujar Baekhyun kembali mengacak rambutku.

"Selamat kelulusanmu, Sohyun," ujar Junmyeon menjabat tanganku, lalu ia berbisik, "Jangan cerita dengan Baekhyun soal hal itu."

Aku terkekeh lalu mengangguk, maksudnya adalah tentang obat penenang yang sekarang sudah berhenti kukonsumsi.

"Selamat, Sohyun," ujar Kyungsoo menyalamiku lalu memelukku erat.

"Terima kasih banyak, Kyung. Selamat atas kehamilan istrimu," ujarku.

Kyungsoo melepaskan pelukan dan hanya tersenyum kemudian.

"Sehun mana?" tanyaku pada Baekhyun. Seketika Baekhyun hanya diam. Melihat perubahan di raut wajahnya, bisa aku simpulkan ada masalah kali ini.

"Ia tidak bisa datang, Sohyun," jawab Baekhyun kemudian dengan wajah tidak enak. Senyumku pudar seketika. Rasanya kecewa entah mengapa. Padahal ia yang kutunggu sejak kemarin, dan sekarang ia tidak bisa datang untukku.

***

Di rumah apartemenku terlihat ramai sekarang karena kehadiran keluarga yang datang. Sedangkan aku sendiri hanya menikmati pemandangan musim panas yang baru saja datang tahun ini di kamarku. Ya, lagi-lagi aku menyendiri karena aku merasa malas berkumpul dengan keluargaku yang bahkan sudah jauh-jauh datang dari Korea Selatan itu.

You Are My Sunshine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang