"Sepertinya Sehun Saem banyak fans-nya sekarang," ujar Joo Saem tersenyum melirik Sehun yang baru tiba di sekolah.
"Tentu saja dia banyak fans-nya. Kenapa orang setampan kau malah menjadi guru, Sehun?" tanya guru senior, Park Hyena. Wanita itu sudah berkepala empat, tapi wajahnya masih terlihat muda.
Sehun sendiri hanya tersenyum, "Hanya bentuk pengabdian. Saya memang suka mengajar dari dulu."
"Kalau begitu kau bisa gantikan aku, Sehun!" seru Park Chanyeol, guru matematika yang juga terbilang tampan itu. Sebelum Sehun, Chanyeol memang menjadi guru idola di sekolah ini. Tapi karena Chanyeol sudah menikah, alhasil predikat guru idola itu segera digantikan oleh Sehun yang kini merupakan guru sastra Korea.
"Harusnya guru sepertimu dipecat," kata Joo Saem tertawa. Sehun sendiri kini sudah larut dalam buku sastra yang akan diajarkan nanti.
"Aku pernah membaca artikel yang ditulis Sehun. Sastramu sangat memukau!" kata Joo Saem lagi.
"Terima kasih, Joo Saem. Itu hanya sekedar tulisan saja," kata Sehun. Pria itu merasa senang dan nyaman sekali di tempat kerjanya yang baru. Dan ia tidak sabar untuk mengajar lagi hari ini.
Sehun mengisi beberapa kelas. Setelah mengisi dua kelas saat pagi hari, pria itu kembali masuk ke dalam kelas di mana ada Sohyun di sana. Seperti yang ia duga, siswi-siswi terlihat semangat sekali ketika ia masuk. Berbeda dengan siswanya yang terasa biasa saja. Pria itu memperhatikan sekeliling kelas, dan ia melihat sebuah kursi di pojok belakang kosong. Ia masih ingat, itu kursi siswi yang bernama Kim Sohyun. Sehun tidak terlalu memikirkannya dan ia memulai pembelajaran.
Ketika sedang berjalan dengan konsentrasi, suara pintu yang terbuka memecah konsentrasi seluruh penghuni kelas, termasuk Sehun. Sohyun datang ke kelas dengan langkah terpincang dan lengan yang diperban besar.
"Kau Sohyun, bukan?" tanya Sehun.
Sohyun menganggukkan kepalanya, "Maaf saya terlambat, Saem."
"Ada apa dengan kaki dan tanganmu?"
Sohyun tersenyum, "Tidak apa-apa, Saem. Hanya terjadi kecelakaan kecil."
"Apakah tadi pagi kau masuk sekolah?" tanya Sehun lagi, dan Sohyun hanya mengangguk.
Sehun menghela nafas dan menganggukkan kepalanya perlahan, "Kau boleh duduk."
Sohyun pun tidak menanggapi lagi dan langsung duduk. Sehun pun melanjutkan pelajarannya lagi. Namun kembali ketika setengah mengajar, Sehun kembali terdiam karena kini ia melihat Sohyun yang sedang tertidur di mejanya. Karena sebelumnya Sehun pernah menangani siswa seperti itu, pria itu hanya diam tanpa menghiraukan Sohyun.
Bel pelajaran berakhir, dan seluruh siswa pulang. Di kelas itu, hanya ada Sehun yang sedang membereskan tasnya, dan Sohyun yang terlihat masih terlelap dalam tidur siangnya.
Dengan langkah perlahan, Sehun menghampiri meja Sohyun. Pria itu lantas mengetuk meja Sohyun tanpa berkata-kata.
Mendengar sebuah ketukan yang cukup kencang, Sohyun pun terbangun, dan ia cukup terkejut karena kelas sudah sepi, dan Sehun sedang menatapnya tajam.
"Apakah kelas hari ini terlihat membosankan sampai-sampai kau tidur ketika aku mengajar?" tanya Sehun.
Sohyun perlahan bangkit berdiri dan membungkukkan kepalanya.
"Aku memang tidak suka pelajaran Sastra Korea. Maafkan aku, Saem," jawab Sohyun sekenanya.
Sehun menghela nafas, "Apa yang tidak kau suka?"
Sohyun mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu."
Untuk pertama kalinya, Sehun bertemu seorang gadis seperti Sohyun. Pada umumnya murid perempuan merupakan murid yang mudah diatur dan taat peraturan. Namun kali ini, ia bertemu siswi yang seperti ini. Tatapan mata Sohyun yang menatapnya menunjukkan bahwa gadis itu tidak suka diatur, dan tidak takut pada apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunshine ✔️
RomanceHidup bagiku adalah sebuah kutukan. Tidak kumengerti kenapa orang menghargai kehidupan. Mati. Itu yang aku inginkan. Karena bagiku, kedua hal itu tidak jauh berbeda seperti yang kujalani sekarang. Apakah kematian jauh lebih baik dari kehidupanku? N...