STORY : 18

817 134 35
                                    

Langit terlihat berkabut dan jalan-jalan tidak terlihat terlalu jelas, karena hujan yang turun di musim dingin semalam. Matahari bersinar cukup terang hari ini, membuat pemandangan menjadi cukup menarik.

Joohyun menggandeng lengan Sehun dengan mesra ketika sedang berjalan-jalan di beberapa tempat wisata. Beberapa juga ke mall hanya untuk menemani Joohyun berbelanja. Mereka berdua sempat menjadi perhatian orang lain karena mereka terlihat sangat cocok dan serasi. Joohyun yang cantik dan elegan menggandeng seorang pria yang tinggi, postur tubuh sempurna, dan tampan bak dewa Yunani. Bukankah itu hal yang sangat tidak adil?

"Sehun, menurutmu yang cocok yang ini atau yang ini?" tanya Joohyun sembari menunjukkan beberapa kalung dan cincin kepada Sehun ketika berada di toko perhiasan.

"Yang masa saja cocok untukmu," jawab Sehun sembari tersenyum tipis, membuat Joohyun juga ikut tersenyum senang.

"Sehun, menurutmu kau ingin membeli jaket ini?" tanya Joohyun ketika melihat sebuah jaket berhodie yang ada di toko pakaian.

Sehun berhenti sebentar untuk melihat apa yang ditunjuk Joohyun. Entah mengapa pikirannya melayang pada sosok gadis berusia 19 tahun yang sering mengenakan jaket berhodie berwarna hitam, terkadang juga berwarna abu. Gadis yang dulu penuh kekelaman, sekarang tumbuh menjadi gadis yang cantik. Senyum dan wajah gadis itu kembali terbayang di kepala Sehun.

"Sehun?" tegur Joohyun menatap Sehun yang terlihat melamun, larut dalam pikirannya.

"Ah, maafkan aku. Aku hanya berpikir apakah itu cocok untukku," ujar Sehun.

"Tentu saja cocok! Kau mau membelinya?" tanya Joohyun lagi.

Sehun menggeleng, "Ayo ke tempat lain saja."

Perjalanan mereka berlanjut ke sebuah tempat wisata yang semua orang pasti sudah mengetahuinya. Tempat ini berada di tempat yang tinggi dan pemandangan saat pertama kali melihatnya adalah warna-warni ribuan gembok yang digantung di pembatas balkon itu.

"Wah, tempat ini indah sekali," ujar Joohyun tersenyum sembari menatap pemandangan berkabut di depannya. Sehun hanya tersenyum lalu mengangguk. Ia merasakan Joohyun menggandeng lengannya erat.

"Sehun," panggil Joohyun.

"Hm?"

"Apa alasanmu tiba-tiba mengajakku menikah?"

Sehun diam sejenak, "Menurutmu karena apa?" tanya pria itu kembali.

Joohyun menyandarkan kepalanya di lengan Sehun, "Karena kita sudah berpacaran lama."

"Aku ingin segera meneruskan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius," jawab Sehun.

Joohyun tersenyum lalu kembali menerawang pemandangan di hadapannya.

"Kata orang, jika kita membuat nama kita pada gembok lalu menggantungnya di sini, niscaya hubungan kita akan bersama selamanya," ujar Joohyun, "Kau percaya akan hal itu, Sehun?"

Sehun menoleh ke Joohyun, pria itu tersenyum lembut, "Mau mencobanya?"

Di luar perkiraan, gadis itu menggeleng lembut.

"Aku tidak mau percaya akan hal itu, Sehun. Bagiku jika kita saling percaya, maka kita bisa menjalaninya."

Gadis itu melepaskan gandengan tangannya dari lengan Sehun, membuat pria itu cukup heran.

"Aku percaya, waktu akan menjawab setiap perasaan yang ada di hati kita. Tidak perlu memaksakannya jika memang tidak bisa," ujar Joohyun tersenyum menatap Sehun.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?" tanya Sehun merasa aneh dengan kata-kata Joohyun.

Joohyun tersenyum lalu menggeleng, "Tidak ada. Aku hanya ingin menjadi orang bijak saja, hehe."

You Are My Sunshine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang