Puluhan orang hilir mudik dalam pandangan Ody, sama-sama mengejar waktu dan deadline yang tergambar jelas di atas kepala mereka. Begitulah gambaran dunia barunya bekerja. Hanya saja, yang hingga kini selalu Ody sesali adalah waktu bekerja yang tidak fleksibel.
Sebagai seorang junior yang bekerja di dunia pertelevisian, Ody harus rela dan siap untuk bekerja dalam waktu yang tidak pasti, kadang dia harus pergi kesana, lalu kesini dan kembali ke kantor untuk mengurus program yang dipegangnya.
Beruntung, Mbak Citra, seniornya saat magang dulu kini merekrutnya untuk program baru. Sehingga satu minggu terakhir ini Ody kebanyakan bekerja dikantor untuk mengurus draft program tersebut. Tergabung dalam divisi Tim Kreatif memang harus punya banyak ide, karena program tidak bisa asal dibuat, mereka harus tetap mempresentasikan ide tersebut di depan produser untuk kemudian dinilai apakah program tersebut layak tayang.
Sebagai kru junior pula tugas Ody mencatat ide dan mengembangkan naskah, kadang memberi tambahan sendiri tapi masih dalam porsi tahu diri. Kesibukan-kesibukan itu membuatnya kadang tidak bisa meluangkan waktu untuk dirinya sendiri, apalagi bertemu Kia.
Bahkan ini minggu ketiga mereka tidak bertemu sama sekali.
Kia, seperti orang kantoran pada umumnya memiliki jadwal libur yang normal. Sedangkan Ody, kadang diakhir pekan pun masih harus bekerja. Hingga, satu cara yang bisa dilakukan hanya curi-curi waktu disela jam makan siang seperti sekarang. Dimana Kia memberikan ide untuk makan siang di dekat kantor Ody.
Ody dapat melihat Kia yang tetap tampan meski kemeja yang digulung hingga siku dan dasinya sedikit berantakan. Laki-laki itu menyambut Ody dengan sebuah senyuman.
“Kangen.” Ungkapnya saat Ody bahkan baru duduk.
Kia memindai penampilan Ody siang itu. Suatu kebiasaan yang mulai tumbuh sejak mereka berpacaran, karena menurut Kia itulah cara dirinya merekam jejak Ody untuk tetap terjaga dalam ingatannya. Pemandangan Ody yang tetap dan selalu cantik dengan seragam kru berwarna navy serta celana cream dan sepatu kets, atau rambutnya yang digulung asal.
“Maaf loh kamu sampe nyamperin aku ke Kantor, padahal lumayan jauh.”
“Gak apa-apa.”
Ody mengangguk, lalu menyeruput es kopi yang dipesannya. Dia ikut menatap Kia yang kini masih memandanginya dengan tatapan dalam. Menemukan sebuah isyarat rindu dalam mata coklat itu.
“Capek gak sayang kerja?”
“Capeeekkkkk banget, Kira. Aku gak bohong. But you know, I love this job.”
Kia mengangguk paham. “Gak apa-apa kerja capek, asal jangan lupa sama pola makan kamu, vitamin kamu.”
“Siap komandan ganteng!” Ujar Ody, sambil menirukan gerakan hormat seorang prajurit.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Met
Romance[COMPLETED] ㅡ Cerita mereka belum usai. Siapa sangka dunia baru yang Ody dan Kia sambut bersama justru menjadi jembatan penghubung bagi tunas-tunas baru untuk tumbuh diantara mereka? Perjalanan dan lika-liku kisah cinta Ody & Kia baru saja dimulai. ...