12: Outspoken

832 140 44
                                    

Sudah satu minggu sejak terakhir kali Ody terlibat percakapan lewat telepon tempo hari bersama Kia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu sejak terakhir kali Ody terlibat percakapan lewat telepon tempo hari bersama Kia. Dan percakapan tentang hal serius itu tidak pernah terjadi akibat kesibukan mereka yang super gila akhir-akhir ini. Ody yang sibuk dengan programnya, dan Kia dengan pekerjaan kantornya. Karena hal itu pula mereka tidak juga bertemu.

Satu hal yang Ody sadari dari sela-sela kesibukannya adalah, dia melarikan diri. Jika sebenarnya satu hingga dua jam bisa saja ia sisihkan untuk mengatur pertemuan, sesederhana makan siang atau mengobrol dalam perjalanan pulang. Tapi yang dilakukannya hanya menjauh, berusaha tidak mengingat topik itu karena kepalanya pasti pusing sendiri dengan asumsi-asumsi baru.

Dia juga tidak tahu kenapa.

Untungnya, Kia juga tidak pernah membebaninya untuk yang satu itu. Tidak memaksa untuk bertemu dengan segera, yang dia yakini terjadi karena laki-laki itupun punya jadwal yang padat karena banyak lembur. Atau mungkin... bisa jadi Kia menyadari bahwa Ody sedang berusaha meminta spasi. Entahlah, yang jelas beberapa hari belakangan ini, percakapan mereka hanya akan berakhir dengan hanya saling mengabari. Walau tetap saja, ujungnya dia merasa menjadi orang yang paling jahat disana.

Meski sebenarnya dia juga cukup merasa siap untuk mendengarkan apa saja yang mungkin keluar dari bibir Kia. Namun yang paling rumit bukanlah mendengarkan, melainkan memberi jawaban. Karena asumsi Ody tentang 'hal serius' dalam percakapan tempo hari terus memunculkan pergolakan batin yang kemungkinan akan mengklaim identitas baru dalam hubungannya dengan Kia.

Disela-sela pikirannya yang semrawut dan bercabang, Mbak Citra dengan heboh menyuruh seluruh tim berkumpul di meja bundar untuk rapat dadakan. Kini Ody sudah duduk melingkar bersama anggota yang lain dan mulai mendengar Mbak Citra mengoceh.

“Gila gue, Mas Deon sama Abimana akhir-akhir ini udah kaya sharing job.” Mbak Citra terdengar menyebutkan nama produser dan artis program mereka.

Ody tidak perlu menanggapi karena dia sendiri masih belum paham arah pembicaraan ketua tim-nya itu. Mbak Citra masih menggebu-gebu.

“Guys gue tahu program kita lagi booming banget dan disambut baik, tapi re-setting acaranya gak segampang itu, kan?”

“Mbak intinya aja dong, pusing gue.” Bayu yang termasuk senior Ody terlihat mulai kesal.

“Jadi gini guys, Bima minta dicariin co-host. Dia mau acara ini punya dua host. Beberapa kali dia sharing sama PD dan selalu itu yang dia bahas. Mas Deon juga nggak ngelak apa-apa, dia selalu denger kemauan Bima.”

What? Emangnya kenapa? Kok tiba-tiba?” Maya ikut terkejut.

Mbak Citra mengedikan bahu, “Mana gue tahu, padahal selama beberapa episode yang udah mengudara kayanya dia oke aja sendirian nge-host. Tiba-tiba dia minta dicariin co-host ke PD. PD sih oke aja, crew talent juga kerjanya gampang cari orang doang. Kita sebagai jantungnya acara nyusun naskah, tema, konsep, rundown acara, itu kan pusing sendiri.”

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang