07: Her

716 129 19
                                    

Setelah pertemuan sore itu dan komunikasi di malam hari serta insiden salah kirim pesan–yang tidak pernah dibahas sama sekali–, Kia dan Ody kembali berkomunikasi seperti sedia kala esoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertemuan sore itu dan komunikasi di malam hari serta insiden salah kirim pesan–yang tidak pernah dibahas sama sekali–, Kia dan Ody kembali berkomunikasi seperti sedia kala esoknya. Meski mereka berdua sama-sama tahu dan sama-sama memendam tentang satu pertanyaan yang ingin diungkapkan.

Kia awalnya masih penasaran, tetapi pertanyannya digenapkan dengan jawaban saat Ody secara random mengirim teaser program baru kepadanya untuk pamer. Kia sempat memutar teaser berdurasi 30 detik itu, yang dipenghujungnya memperkenalkan main host bernama Abimana Prasetyo. Dan suatu garis kesimpulan bertunas dalam pikirannya.

Kia bisa bernafas lega, setidaknya untuk saat ini.

Dia kembali pada berkas yang bertumpuk dimejanya, sedang di depannya, kini laptop menyala menampilkan grafik penjualan beberapa bulan ini yang naik turun. Belum lagi, Bos-nya selalu meminta laporan dengan mendesak seolah dirinya adalah robot yang dipaksa bekerja dengan cepat.

 Belum lagi, Bos-nya selalu meminta laporan dengan mendesak seolah dirinya adalah robot yang dipaksa bekerja dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi kemudian, dia melihat sebuah mug diletakan dimejanya, membuatnya mendongak dan melihat senyuman dari Kinan.

“Kak Kia minum teh dulu, jangan kerja terus nanti mumet.”

Kia meraih mug itu, mencium aroma teh yang menenangkan pikirannya seketika. Mungkin Kinan benar, dia butuh sedikit asupan kafein disela pekerjaannya yang menumpuk.

Dia kembali mendongak pada Kinan yang rupanya masih berdiri disana, menunggu tanggapan.

“Makasih ya.” Cicit Kia.

Kinan tersenyum, tetapi masih belum beranjak darisana. “Sama-sama. Better tea than coffee, right?”

Kia tertegun, menyadari satu hal yang luput tetapi sepertinya diingat baik oleh perempuan di depannya. Kebiasaannya dalam minum, selalu memilih teh daripada kopi.

Kia tidak sempat menanggapi ucapan Kinan, karena kemudian perempuan itu kembali berujar, “Hari ini Kakak makan siang kemana?”

Sedikit terkejut, tetapi Kia tetap tenang dan menjawab, “Paling ke warung soto belakang kantor, pada ngajakin kesitu tadi.”

After We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang