Pada suatu sore berhujan, setelah menyelesaikan tapping, Ody memilih pergi untuk meminum kopi sebelum pulang. Kafe yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka syuting sebelumnya. Sudah menjadi minggu kesekian dia menghabiskan sabtu malam tanpa Kia. Kadang dia pergi bersama teman-temannya, kadang mengantar Ibu berbelanja, atau hanya bergulung di kasur dengan seri Netflix di Macbook dan sekotak camilan.Sore ini, sabtu ketiga setelah Kia pergi ke Belanda, dia memilih untuk me time, syuting berjalan lancar dan lebih cepat, jadi ia punya banyak waktu untuk pergi menyibukan diri sendiri.
Dan pada saat itulah dia tidak sengaja bertemu dengan Bima, entah karena kebetulan atau memang rencana semesta berkehendak demikian, karena begitu Bima menemukannya, laki-laki itu bergegas menghampiri. Mungkin Ody tidak punya pilihan lain selain berbagi kursi, jika dipikir-pikir mungkin lebih baik memiliki teman bersua daripada tidak sama sekali.
Menyadari Bima yang datang seorang diri, Ody bertanya, “Mas Bayu kemana? Kok gak bareng dia?”
Dia menyinggung Bayu, manajer Bima yang biasanya mengekori kemanapun laki-laki itu pergi. Tapi Bima dengan cepat menggeleng, “Sudah pulang duluan. Saya emang suka kesini kalau ada waktu luang, terus kebetulan liat kamu.”
Pertemuan itu sebenarnya biasa, lagi pula kondisi itu tepat ketika mereka sudah tahu rahasia satu sama lain tentang memori di masa lampau. Dan waktu berlalu tanpa mengenal ragu, dua jam habis begitu saja dengan percakapan yang melebur ke udara.
Begitu waktu berganti jadi malam, hujan sudah berhenti dan hanya menyisakan genangan air di jalanan. Ody bersiap untuk pulang, dan sama seperti yang lalu-lalu, Bima bersikeras untuk mengantarnya pulang. Tentu saja Ody tidak menolak, dia juga sedang tidak dalam kondisi ingin pulang menggunakan taksi.
Dalam perjalanan itu, yang menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya karena macetnya Ibukota, Ody selalu menemukan sisi lain dari Bima. Laki-laki itu cukup fokus jika sedang menyetir, tidak banyak percakapan yang menghubungkan mereka, mata teduhnya selalu menggambarkan ada banyak beban disana, helaan nafasnya yang lebih berat dari biasa, atau sesekali ketukan jemarinya pada setir yang mengikuti irama dari lagu yang diputar di tape mobil. Bima dengan versi berbeda yang hidup di dunianya sendiri.
Kadang Ody ingin bertanya apakah Bima yang dilayar kaca, atau Bima yang selalu banyak bicara saat bersamanya maupun di depan kamera adalah benar versi yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Met
Romance[COMPLETED] ㅡ Cerita mereka belum usai. Siapa sangka dunia baru yang Ody dan Kia sambut bersama justru menjadi jembatan penghubung bagi tunas-tunas baru untuk tumbuh diantara mereka? Perjalanan dan lika-liku kisah cinta Ody & Kia baru saja dimulai. ...