Sita dan Hartono sedang makan di restoran. Hartono melamun dan hanya memainkan sendoknya.
"Sayang, ada apa sih? Kelihatan suntuk banget" Sita membuyarkan lamunan Hartono. "Eh, nggak papa. Cuma masalah kerjaan, proyek Kulon Progo, molor semua" Jawab Hartono dengan lesu.
"Eh iya, kamu tau nggak sih, Bapaknya Arini itu ternyata poligami. Kejadian yang kayak gini nih yang buat aku takut nikah." Ujar Sita yang membuat Hartono tersedak. Hartono ingat bahwa sahabatnya sendiri, Pras juga poligami. "Kamu nanti nggak akan gitu kan Mas?" Tanya Sita. "Nggak lah, emangnya gue punya tampang cowok yang bakat poligami kayak si Amran?" Hartono melanjutkan makannya.
"Mana aku tahu, namanya juga cowok, apa jaminannya?" Sita memandang Hartono, membuat Hartono semakin takut.
Rumah Meirose
Pras mampir ke rumah Meirose. Dia hanya duduk melamun di ruang makan. Lalu Meirose datang dengan makanan ditangannya. Pras tersenyum.
"Nih cobain, ini pertama kalinya aku masak buat orang lain" Meirose mengambilkan makanan ke piring Pras. Pras hanya diam, lalu Meirose menyuapi Pras.
"Hmmm....kamu beneran masak sendiri?" Pras kurang percaya karena rasa masakannya begitu enak. "Kamu nggak percaya?" Tanya Meirose. Lalu Mbok datang ke meja makanan mengantarkan air. Pras bertanya pada Mbok, "Mbok, Meirose beneran masak sendiri?". "Nggeh Den" Jawab Mbok.
"Ini enak banget, berasa kayak makan dirumah sendiri" Ucap Pras.
"Maksudnya?" Tanya Meirose sambil mengernyitkan dahi, namun dibarengi dengan senyuman.
"Eh nggak, maksudnya bukan gitu. Ayamnya, bumbunya, dagingnya ketika aku makan......"
"Maksudnya seperti masakannya Arini?" Meirose menyela perkataan Pras sambil tersenyum.
Pras hanya diam dan merasa tak enak. "Nggak papa kok, aku nggak marah, itu artinya aku bisa membuat kamu makin sayang sama aku" Ucap Meirose sambil mengambilkan nasi ke piring Pras.
"Malam ini kamu nginep disini? Temani aku?" Tanya Meirose. Pras meneguk airnya. "Emmmmm....." Pras tidak menjawab. Karena Pras juga tidak enak pada Arini.
Tiba-tiba hp Pras bunyi. Ternyata Arini yang memanggil. "Sebentar yah" Pras beranjak keluar. Meirose hanya tersenyum.
"Hallo Assalamu'alaikum Mas, kamu dimana?" Terdengar suara Arini. Arini sedang memasak.
"Waalaikusalam, aku lagi dikantor" Pras berbohong pada Arini. "kamu bisa pulang cepet nggak? Aku lagi masak makanan kesukaan kamu loh" Ucap Arini.
"Aku....emm" Pras tidak bisa menjawab. "Kamu sibuk yah?" Tanya Arini. "Iya" Jawab Pras, berbohong lagi.
"Yaudah nggak papa, nanti kalau kamu pulang makanannya aku panasin lagi, Assalamu'alaikum" Ujar Arini.
"Waalaikumsalam" Pras menutup telfonnya dengan lemas. Pras menghela nafas panjang. Ternyata Meirose mendengarkan percakapan Arini dan Pras via telfon tadi. "Sampai kapan kita harus terus begini Mas?" Tanya Meirose.
Pras berjalan ke arah Meirose. "Waktunya belum tepat, Bapaknya Arini baru saja pergi, sabar yah"
"Aku bisa sabar, Tapi Mas, sesuatu yang ditutupi, walaupun itu baik, tapi itu akan kelihatan buruk, dan aku nggak mau itu terjadi sama kamu Mas" Meirose memegang pundak Pras. "Yaudah, yuk masuk" Meirose mengajak Pras.
Jam menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Dan Pras baru sampai rumah. Makanan dingin yang terhidang dimeja, masih belum tersentuh. Pras berjalan perlahan ke arah sofa. Dilihatnya Arini yang sedang tidur di sofa, menunggunya pulang. Pras duduk disamping Arini. Ingin membangunkannya, namun Pras tidak tega. Dan Pras hanya memandang lekat istri yang telah dikecewakannya itu. Mata Pras berkunang-kunang.
Pagi hari tiba. Di proyek Kulon Progo terjadi kekacauan.
"Gimana nih Pak, katanya 2 minggu udah selesai" Omel Amran pada pekerja proyek.
Pras datang. "Eh Pras, gimana masalah Meirose?" Tanya Hartono. "Eh Hartono, ente ngapain sih ngurusin rumah tangganya Pras, ini kerjaan belum selesai! Ente urusin aja pernikahan ente sendiri" Amran malah mengomeli Hartono.
"Udah-udah. Nggak usah ngomongin itu deh, kerjaan kita tuh molor sebulan, kalian sadar nggak sih?" Kata Pras.
"Amran" Pras mengajak Amran. Amran hanya menghela nafas kesal.
"Bilang sama mandornya, kalau besok kerjanya masih belum selesai, kita cari mandor lain, lambat kerjanya" Ucap Pras. Amran mendengus kesal.
"Ente sih" Amran menepuk perut Hartono. "Eh kok gue, ini semua tuh gara-gara Pras, semuanya berantakan. Ini semua gara-gara poligami jadi keteteran semua pekerjaan" Ujar Hartono.
"Eh ente jangan berasa kayak udah nikah puluhan tahun aja deh, buat komitmen sendiri aja masih takut" Ucap Amran kesal.
Hartono mengetuk helm Amran dan pergi. "Otak poligami semua" Teriak Hartono.
Para pekerja proyek mendengar percakapan Amran dan Hartono. "Eh poligami iku opo to?" Tanya salah satu pekerja. "Eh bocah, poligami ae ora ngerti. Iku loh poligami" Jawab pekerja yang lain dengan menunjuk ke arah sepeda bermerk "POLYGON". (wkwk poligami jadi poligon)
Pras mendatangi Meirose di apotik. Karena Akbar mau di imunisasi.
"Maaf ya lama, tadi baru dari proyek" Ucap pras. "Nggak papa kok" Jawab Meirose.
Setelah selesai imunisasi, Pras membayar ke kasir.
"Semuanya 350 ribu" Ucap kasir. "Bisa pake kartu ATM mbak?" Tanya Pras. "Oh maaf Pak, mungkin bapak bisa ambil uang tunai saja di ATM diluar" Ucap Kasir itu.
Pras lalu keluar untuk mengambil uang. Dan diwaktu yang bersamaan Arini datang ke apotik, hampir saja mereka berpapasan, namun Pras keburu keluar dan Arini masuk ke apotik.
![](https://img.wattpad.com/cover/81105935-288-k802879.jpg)