Pras pergi ke Kulon Progo untuk melihat proyek bangunannya disana.
Pada saat Pras melewati kawasan yang sepi, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam yang melaju sangat kencang. Saat jalanan lenggang, mobil itu dengan secepat kilat membalap mobil Pras.
Tiba-tiba, saat melewati hutan, ada asap yang berasal dari jurang. Pras turun dan melihat ada jejak ban mobil. Pras melihat ke dalam jurang, dan ternyata mobil hitam tadi terperosok kedalam jurang.
Pras segera menghampiri mobil itu.
"Tolong! Tolong!" Teriak Pras meminta bantuan. Karena dalam mobil itu ada seorang wanita.
Pras pun membawa wanita itu ke rumah sakit.
"Identitasnya gak ada, polisi sudah menyelidiki" Kata Pras pada Amran lewat telepon. Saat Pras ingin mengabari Arini, tiba-tiba dokter datang.
"Pak Prasetya" Panggil dokter itu. "Kami harus segera mengambil tindakan operasi sesar" Lanjutnya.
"Hah? Hamil?" Pras kaget karena wanita itu ternyata sedang hamil.
"Bukankah bapak suaminya?" Tanya dokter itu.
"Bukan dok. Saya bukan suaminya" Jawab Pras.
"Lalu, siapa yang akan bertanggung jawab atas persalinan ini?" Tanya dokter itu lagi.
Pras termenung sesaat. Lalu katanya "Segera lakukan tindakan dok, saya yang akan membayarnya".
"Baik pak. Suster, siapkan kamar operasi"
Di rumah orang tua Arini
Ayahnya Arini sedang mendongeng. Nadia pun mendengarkannya dengan senang. Arini mem-vidionya.
"Kata Bunda, Nabi Sulaiman itu bisa ngomong sama binatang yah?" Tanya Nadia.
"Betul sekali!" Jawab Kakeknya.
"Pras kok gak ikut?" Tanya Ibunya Arini pada Arini.
"Mas Pras lagi ada proyek bu di Kulon Progo" Jawab Arini.
Rumah Sakit
Pras menunggu dengan cemas di kursi rumah sakit.
"Pak, ini handphone milik pasien, saya temukan terselip dibajunya" Kata Suster sambil memberikan sebuah handphone putih milik wanita itu ke Pras.
Pras segera mengecek isi hp tersebut. Siapa tau ada informasi tentang wanita tersebut. Pras melihat kontaknya, ternyata nama wanita itu adalah Meirose. Pras mencoba menelfon salah satu nomor yang ada di hp tersebut, tapi sayang, tidak aktif.
Di layar hp tersebut ada sebuah video. Pras pun memutar video tersebut.
Isi video :
Meirose : This is the lasting i'm going to say to you dad, yes! You dad! Aku tau papa bingung! Tapi jangan pakai itu buat alasan untuk lupa dosa-dosa papa ke aku dan mama. Aku gak percaya papa ninggalin aku di ulang tahunku ke-12. Aku nunggu seharian pa, seharian! Dan papa gak dateng-dateng. Bayangin sedihnya, apalagi pas lihat mama. Semenjak papa pergi, silih berganti laki-laki dateng ke kamarnya. Sangat menjijikkan. Kamarnya mesum, kotor, dan aku sendiri. Harus ngelaluin itu semua sendiri pa! Dan papa gak ada waktu mama meninggal. Papa gak ada disitu! Bayangin yang aku rasain gimana pa, aku sendiri. Aku gak punya pegangan. Aku dijanjiin nikah, trus ditinggalin. Aku gak tau harus gimana lagi pa, aku gak tau harus kemana, sekarang aku hamil. Tolong pa, tolong pa aku butuh papa, aku harus pergi. Aku gak bisa lagi begini pa. Selamat tinggal pa.
Pras termenung setelah melihat video itu.
"Pak Pras, ibu dan bayinya selamat. Bayinya laki-laki. Kondisi ibu dan bayinya memang belum stabil, kita berdoa aja." Kata dokter.
"Alhamdulillah, terima kasih dok" Ucap Pras.
Pras pun pergi ke ruang bayi Meirose disimpan. Pras melihatnya dari kaca luar.
"Kamu harus kuat!" Kata Pras.
"Maaf pak! Bayinya mau diberi nama siapa?" Tanya suster yang datang.
Pras bingung karena anak itu bukan hak Pras. Pras pun segera mencari nama. Saat itu, ada seseorang sedang sholat dan takbiratul ihram. Pras pun langsung mempunyai ide memberi nama bayi itu dengan nama "Akbar".
"Akbar" Jawab Pras.
"Akbar pak? Akbar siapa?" Tanya suster itu lagi.
Lalu Pras memandang ukiran bertuliskan Muhammad.
"Akbar Muhammad" Jawab Pras mantap.
"Kamu harus kuat! Kamu harus jadi orang besar" Kata Pras.
Pras memandangi bayi itu dan berkata "Allahu Akbar".
Pras kembali teringat masa lalunya saat ibunya meninggal. Pras tidak ingin hal itu terjadi pada Akbar.
