Keluargaku Surgaku

18.3K 297 6
                                    

Akhirnya apa yang di dambakan Arini dan Pras terwujud. Keluarga baru akan terjalin dengan pernikahan hari itu.

"Terima kasih Arini, sudah percaya sama aku. Tidak ada yang bisa aku berikan untuk membahagiakanmu, kecuali diriku sendiri" Pras.

"Buat aku, kebahagiaan tidak diberikan mas. Tapi bersama-sama kita ciptakan dengan saling percaya. Disitulah surga kita mas" Arini.

"Insya Allah aku akan menjaganya bersamamu" Pras.

6 TAHUN KEMUDIAN

Mereka telah dikaruniai seorang putri, bernama Nadia. Dan usia Nadia kini 5 tahun. Hari ini digelar pesta ulang tahun Nadia.

"Hai, ini dia princess yang ulang tahun. Selamat ya sayang" Ucap Sita.

"Kok kamu cuma sama si Bill aja sih, suamimu mana?" Tanya Arini pada Lia.

"Sibuk" Jawab Lia cuek. "Udahlah gak usah dibahas, nanti aku sewot"

"Eh, Nadia, tante bawa sesuatu buat Nadia" Lia memberi Nadia sebuah kado.

"Rini, ada tamu spesial disitu. Ayo ikut sebentar" Ajak Pras.

"Siapa mas? Sebentar yah" Ucap Arini.

"Sita, kapan dinikahi? Jangan terlalu lama pacaran, nanti takut fitnah" Ujar Ibu Arini yang tiba-tiba datang. Memang Sita telah menjalin hubungan dengan salah satu teman Pras, yaitu Hari.

Arini pergi ke meja tamu spesialnya. "Assalamualaikum, mas Muslimin. Silahkan duduk"

"Waalaikum salam"

"Bunda! Semalam Nadia berdoa buat Bunda supaya Nadia dapat adik cowok untuk teman tuan putri" Teriak Nadia pada Arini. Semuanya pun bertepuk tangan.

Kantor Pras

"Pras, ini tuh duitnya gede. Bisa buat operasional kita setahun kedepan! Kenapa sih Pras?" Cerocos Hari.

"Har, kalo mall itu dibangun, radius 50 km pasar tradisional disana bakal mati. Pedagang-pedagang kecil itu akan hilang pendapatan" Nasehat Pras.

"Pras, kita tuh arsitek! Bukan badan sosial, buat apa kita mikirin orang-orang miskin? Kalau misalnya negeri ini miskin trus jadi apa? Jadi tanggung jawab kita juga?"

"Kalau kita gak bisa menyelesaikan masalah, jangan memperparah!" Pras semakin kesal dengan celotehan Hari.

"Gue gak peduli! Pokoknya ini gak bisa ditolak! Udah kita voting aja deh. Ran, menurut lo gimana?" Tanya Hari.

"Udah, gak usah votang-voting! Ane setuju sama Pras" Sambar Amran.

"Pak, jadi pilih baju apa untuk mbak Arini?" Asisten Pras menunjukkan gambar-gambar baju yang akan dibelinya untuk Arini.

"Biru, Pink, dan Cream" jawab Pras.

Panti Asuhan

"Hasbi, tolong kumpulkan adek-adek. Bilang ke mereka, suruh mereka maju satu-satu kedepan dan menceritakan pengalaman mereka, kalau udah selesai kamu catet disini kamu kasih ke aku" Ujar Arini sambil memberikan buku tugas ke Hasbi.

"Oke" jawab Hasbi.

Arini pun menghampiri Lia yang tengah duduk di kursi depan rumahnya.

"Kamu kenapa Li?" Tanya Arini yang melihat Lia sedang nangis.

"Aku mau tuntut cerai Mas Rifai" jawab Lia.

"Masya Allah! Emangnya kenapa?" Sita dan Arini terkejut.

"Nih coba kamu lihat" Lia melihatkan screenshoot gambar sms di hp suaminya.

Tertulis disana :

Di kamar nomor 203 ya mas

Makasih mas buat semalem, Nita sayang sama mas

"Menurut kamu, gimana perasaan aku sebagai istri membaca ini? Setiap kali aku tanya, selalu aja alasan kalau handphonenya dia dipinjem sama temen. Masuk akal gak buat sms seperti ini? Dia pikir aku bego apa?" Kemarahan Lia sudag tak bisa dibendung.

"Kamu sudah ajak mas Rifai ngomong baik-baik?" Tanya Arini.

"Ngomongin apa? Ini udah jelas ada buktinya"

"Ya siapa tau emang bener hp nya di pinjem sama temennya" Sahut Sita.

"Gak mungkin Sita! Kamu tuh jadi perempuan jangan bodoh-bodoh amat kenapa sih!" Lia semakin kesal. Airmatanya pun tak bisa disimpannya lagi.

"Kamu jangan kebawa emosi Li. Kamu jangan suudzon sama suami kamu" Nasehat Arini.

"Kamu bisa ngomong kaya gitu, karena suami kamu sayang sama kamu. Setia sama kamu, gak kaya suami aku" Tangis Lia pun meledak.

Di rumah Arini

Arini dan Nadia akan pergi ke rumah Ayahnya Arini.

"Ayah kok gak ikutan? Nanti Nadia mau ndongeng sama eyang engkung" Kata Nadia.

"Maaf ya tuan putri, ayah harus ke Kulon Progo, tengok jembatan ayah disana" Jawab Pras. Nadia pun masuk mobil dengan cemberut.

"Hati-hati yah" kata Pras pada Arini.

"Kamu tuh yang hati-hati" sahut Arini kesel.

"Kamu kenapa?" Tanya Pras.

"Aku khawatir sama sahabat-sahabat aku mas. Lia lagi ada masalah sama suaminya, trus Sita yah, aduh gak taulah" Ujar Arini. "Aku khawatir kalau...."

"Sttt...jangan suudzon. Memangnya aku tipe cowok ganjenan? Aku kan cuma ganjen sama kamu" Canda Pras sambil mengedipkan matanya.

"Apaan sih mas" Arini mencubit pipi Pras. "Yaudah aku jalan dulu mas".

Surga Yang Tak DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang