70 18 11
                                    

Indonesia
2018.05.18

Hari ini kelasku sedang tidak ada pelajaran. Guruku yang mengajar jam ini sedang ada keperluan. Dan beruntungnya guruku tidak memberikan tugas untuk kelasku saat ditinggal. Ya Tuhan, kebaikan apa yang dilakukan anak-anak satu kelasku? Ini sebuah keberuntungan mutlak bagi pelajar yang kesehariannya hanya berkutat dengan buku pelajaran.

Teman-teman satu kelasku lebih suka menghabiskan waktu berharga ini untuk bercanda tawa, dan bergurau yang menurutku garing. Tapi tidak bagi mereka.

Lain halnya denganku. Aku hanya memainkan handphoneku sambil mendengarkan musik dengan earphone yang selalu kubawa saat sekolah. Yah, sebenarnya untuk jaga-jaga dalam situasi seperti ini.

Naega nain ge shireun nal
Yeongyeong sarajigo shipeun nal
Muneul hana mandeulja neoye mam sogeda
Geu muneul yeolgo deureogamyeon i goshi gidaril geoya
Mideodo gwaenchana neol wirohaejul Magic Shop ~

Kyaa!
Aku berteriak dalam hati! Kenapa suara Jimin bisa sebagus ini?! Apakah dia tiap hari makan kencur? Kata nenekku kalau makan kencur maka suaramu akan bagus seperti penyanyi pro. Apa itu benar? Mollayo (Entahlah). Mungkin nenekku terlalu berlebihan.

Saat aku sedang mengagumi suara Jimin, orang di sampingku tiba-tiba berteriak. Tidak terlalu keras tapi cukup mengagetkanku yang berada di sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Ely. Teriakannya seperti ibu-ibu melihat discount 90% di mall. Bisa kalian bayangkan kan bagaimana histerisnya dia?

Karena kesal aku pun bertanya padanya, nadaku sedikit membetaknya. Siapa yang tidak kesal, lagi senang-senangnya mendengarkan suara indah Jimin yang bagaikan malaikat dirusak suasananya oleh ibu-ibu mata discount.

"Ya! Ngapain sih teriak-teriak! Ganggu orang lagi santai aja!"

"Maaf paduka ratu pacarnya... Eh maksud saya mempelainya Raja Jimin. Saya yang seorang pembantu ini hanya sedang gemas melihat kelakuan suami saya Jeon Jungkook yang sedang bertingkah lucu ini."
Ekspresi wajahnya sok memelas.

Ngledek dia

"Biasa aja ngomongnya! Gak usah memelas! Yaudah, lain kali kalau mau teriak nggak usah pake suara. Dibatin aja." Ucapku ketus.

Dia mengangguk dan kembali menonton video dari layar handphonenya kembali. Ya, dia sangat suka dengan Jungkook. Menurutku dia adalah fans garis keras.

Aku kembali melanjutkan aktivitasku yang sempat terhenti sejenak. Aku kira aku bisa santai sekarang. Ternyata tidak. Seseorang menghampiri meja ku dan Ely. Dia adalah Liya. Dan dia sangat... Menjengkelkan.

"Hai.. Anak kpop!"
Ucapnya dengan nada sok berkuasa.

Aku hanya diam. Malas menanggapinya. Tapi Ely tidak.

"Mau apa lagi lo! Nggak usah ganggu kita lagi!" Kini emosi Ely sudah meledak.

"Gue nggak ganggu ya. Gue cuma bicara kenyataan. Kalau kalian itu suka sama plastiq!"

Kesabaranku sudah habis. Aku berdiri sambil menggebrak mejaku kemudian menarik tangan Ely agar berdiri. Kemudian aku mengajak Ely pergi keluar kelas dengan perasaan masih kesal dengan Liya.

Aku mengajak Ely ke taman belakang sekolah dan duduk di salah satu kursi taman. Menenangkan pikiranku sebentar kemudian melihat ke arah Ely yang masih terlihat kesal. Aku meraih tangan Ely dan menenangkannya.

"Udah, El. Nggak usah dipikirin omongan mak lampir satu itu. Dia itu nggak tau apa-apa dan asal ceplos nggak mikir dulu."

"Tapi Jungkookku itu nggak plastiq!"

MIRAE KKUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang