26 9 4
                                    

Seoul
2020.12.24

Jimin

"Ah.. Aku lupa! . maaf ya aku tutup dulu, jalga." Aku menutup sambungan telepon secara sepihak.

Aku menghela nafas panjang. Hari ini cukup melelahkan. Bagaimana tidak, kami trus berlatih sejak pagi tadi. Mulai dari latihan menyelaraskan nada, menari, mengatur nafas saat nada tinggi.

Akhir akhir ini latihan kami cukup padat, walau hari H masih beberapa bulan atau mungkin hampir satu tahun yang akan datang kami berlatih mulai sekarang. Karena kami ingin memberikan yang terbaik untuk penggemar kami. Dan kami tidak akan mengecewakan kalian.

Waktu istirahat kami lumayan lama, kira-kira satu atau dua jam. Aku tadi tidak langsung menghubungi Mirae. Aku lebih memilih makan bersama para member terlebih dahulu dan istirahat sebentar. Setelah itu aku baru membuka handphoneku dan membalas pesannya.

Mendengar Mirae berusaha mengakhiri obrolan, membuatku memilih mengikuti keinginannya. Daripada kami canggung jadi aku lebih memilih mengakhiri sambungan telepon kami. Mungkin dia sedang tak ingin bicara padaku? Apa mungkin karena aku nanti malam akan pulang?

Aku mengusap rambutku ke belakang berusaha tidak ingin memikirkan hal tersebut terlebih dahulu. Dan memutuskan untuk kembali ke ruang latihan. Ya, karena saat ini aku sedang terduduk di kursi koridor yang kebetulan sepi.

Saat aku beranjak dari tempat dudukku dan ingin melangkah ke tempat latihan. Kurasakan seseorang berbadan besar berdiri di sebelah kiriku. Kepalaku yang semula menatap ke bawah, kini ku angkat agar aku dapat melihat orang di depanku.

Ternyata orang itu adalah maknae. Jeon Jungkook. Mataku membulat sedikit terkejut karena baru menyadari keberadaannya yang tak jauh dari tempatku duduk. Wajahnya masih datar menatapku. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya padanya.

"Y-Ya.. K-kau mengagetkanku. Sejak kapan kau berdiri disini?" aku sedikit gugup, khawatir dia mendengar pembicaraanku di telepon dengan Mirae tadi.

"Sejak hyung senyum-senyum sendiri sambil membalas pesan." jawabnya dengan raut wajah datar. Membuatku salah tingkah karena rahasiaku terbongkar.

"J-jadi... K-kau...."

"Kenapa hyung tidak memberitahu kami? Kenapa hyung menyembunyikannya? Hyung kan sudah ta..."

"Iya aku tau! Tapi aku hanya berteman dengannya...." selaku sebelum Jungkook melanjutkan kalimatnya. Orang di depanku yang tak lain adalah Jeon Jungkook mengalihkan pandangannya dariku sambil menghela nafas kasar. Hening sejenak sampai aku kembali membuka suara.

"Kumohon padamu Jeon..." Aku menatapnya memohon. Kalimatku membuatnya kembali menatapku dengan serius. Dia tahu jika aku sudah memanggil dengan marganya berarti aku benar-benar serius. "... Tolong rahasiakan ini. Jebal.."

Jungkook masih diam. Mungkin dia masih menimang jawaban.

"Hah... Eung.. Geurae, aku akan menjaga rahasiamu kali ini hyung." jawabnya sembari mengusap rambut coklatnya dengan kasar.

"Ku harap hyung tidak bertindak macam-macam. Ayo, semuanya sudah menunggu kita." Jungkook berjalan mendahuluiku. Aku pun mengekor di belakangnya.

Jungkook memang maknae. Suka bertingkah lucu di depan para hyungnya dan penggemar kami. Namun dia juga dapat bertingkah seperti orang dewasa, seperti saat ini. Tergantung situasi.

Setelah kami kembali masuk ke ruang latihan. Kami pun melanjutkan kembali kegiatan kami. Jungkook sudah kembali seperti biasa dalam beberapa menit. Tidak seserius tadi. Dia bahkan berbicara denganku seperti biasa, seperti tak terjadi apa-apa. Itu membuatku tersenyum lega, ada orang yang dapat ku percaya. Sifatnya memang, tergantung situasi saja.

MIRAE KKUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang