25 9 0
                                    

Seoul
2020.12.24

Mirae

Sudah sebulan lebih setelah pertemuanku dengan Jimin. Kami menjadi teman baik. Kami juga sering saling kirim pesan. Walau dia pasti akan membalas atau mengirim pesan untukku saat dini hari. Saat ku tanya, dia menjawab 'karena itu waktu yang paling tepat' apa maksudnya coba. Dini hari waktu yang tepat? Yang benar saja.

Dan lagi kenapa dia masih terbangun di jam segitu. Padahal semua orang masih tenggelam dalam mimpi. Termasuk aku. Aneh, tapi aku juga khawatir.

Aku menjalani hari-hariku seperti biasa. Bangun tidur, mandi, masak, makan, berjalan ke tempat les. Tapi ada yang berbeda dengan pemandangan jalan yang ku lewati hari ini. Kalian pasti sudah menebaknya. Yap, besok adalah natal. Seluruh toko dihiasi dengan hiasan natal dan lampu warna-warni. Dan lebih indahnya lagi, hari ini turun salju. Membuat kota Seoul di selimuti es berwarna putih yang menambah keindahan pemandangan kota.

Walau bukan salju pertama tapi aku masih saja terkagum. Maklumi saja ini pertama kalinya melihat musim salju. Saat salju pertama turun aku sedang libur di rumah. Dengan histeris aku melompat-lompat sambil berteriak kencang. Aku mengambil banyak photo dan video untuk ku abadikan. Lalu aku memposting beberapa photo tersebut di sosial mediaku.

Aku melihat termometer di jalan menunjukkan suhu kurang dari 6 derajat celcius. Bisa kalian bayangkan dinginnya seperti apa kan. Untung saja hari ini aku memakai pakaian rangkap 3 dan membawa hotpack di kantong mantel ku.

Aku mempercepat langkahku agar segera sampai di tempat tujuanku. Walau pemandangan luar terlihat indah tapi dingin sekali disini. Rasanya ingin cepat-cepat masuk ke tempat les.

Pandanganku menuju ke salah satu gedung kecil di depanku. Itu tempat les ku. Akhirnya aku bernafas lega. Lebih ku percepat lagi langkahku agar cepat sampai.

Kini aku berada di depan pintu gedung tersebut. Segera kubuka pintu tersebut kemudian aku masuk ke dalam gedung. Dapat kurasakan hangatnya penghangat ruangan setelah masuk ke dalam.

Tempat les ku berada di lantai dua. Saat aku ingin berjalan menuju lift, ku dengar seseorang memanggilku.

"Mirae! Tunggu!"

Orang tersebut berlari mengahampiriku. Itu Ely. Nafasnya tidak teratur seperti habis lari dalam waktu yang lama.

"Ya! Aku panggil sejak di jalan tadi! Kamu nggak denger ya! Capek aku lari ngejar kamu... Hah.. Haaah....." jelasnya dengan nafas yang belum teratur.

"Eh.. Maaf ya aku nggak denger he he... Yaudah ayo buruan naik biar kamu bisa istirahat." Ely pun mengangguk dan kami bersama naik menuju tempat les.

Kami keluar dari lift dan menuju ke salah satu ruangan di lantai dua. Gedung ini hanya memiliki dua lantai. Lantai satu digunakan untuk tempat menunggu dan pusat informasi dan lantai dua digunakan untuk tempat les. Lantai dua hanya terdapat 4 ruang les. Walaupun kecil tapi tempat ini nyaman dan bersih.

Aku membuka pintu ruangan dan kudapati Yoon seonsaengnim sedang duduk di meja sendirian. Tidak ada murid lainnya. Memang murid disini sedikit hanya ada empat sampai lima orang per ruangan. Tapi kenapa hanya aku dan Ely saja yang berangkat?

"Ah... Kalian sudah datang. Sini duduk dulu." perintah Yoon seonsaengnim kepada kami berdua. Sebentar aku dan Ely saling bertatapan dan akhirnya menuruti katanya.

"Ssaem... Kemana murid lainnya? Kenapa hanya kita berdua yang berangkat?" tanya Ely.

"Itu... Aku menyuruh mereka untuk sementara berada di ruang lainnya. Karena ada yang ingin ku bicarakan dengan kalian berdua. Dan jangan panggil aku Ssaem. Panggil saja eonnie." jelas Yoon seonsaengnim. Yang membuat aku dan Ely bingung. Tidak biasanya dia menyuruh kami memanggilnya eonnie.

MIRAE KKUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang