십삼

32 8 33
                                    

Seoul
2021.03.07

Jadi.... Mira Eliana...

Maukah kau menjadi milikku?

Dari
Park Jimin
Yang mencintaimu

Air mataku lolos setelah terbendung sejak membaca bagian awal surat ini. Aku menangis terisak di dalam kamarku. Aku tidak sedih, aku sungguh bahagia. Sangat sangat bahagia. Tapi mengapa aku menangis.

Aku duduk memeluk kedua kakiku dan menenggelamkan wajahku di sela-selanya. Air mataku masih saja terus menerus keluar. Inginku menghentikannya keluar tapi semakin ku mencoba menahannya malah semakin menjadi-jadi.

Jika sudah kau buka, hubungi aku.

Seketika aku teringat ucapan Jimin tadi pagi, membuatku mengangkat kepalaku yang sejak tadi menunduk melepaskan air mataku. Kemudian aku menoleh ke arah kananku. Tepat dimana handphoneku berada.

Tanpa basa-basi aku mengambil handphoneku. Aku menyalakan benda tersebut, mencari nama yang hendak ku hubungi. Aku menaruh handphoneku di telingaku setelah menekan tombol telepon. Suara sambungan telepon berdering mulai terdengar di telingaku.

Beberapa detik kemudian suara dering tersebut berhenti. Jimin mengangkat teleponnya.

***

Jimin

"Agh!"

Aku mereganggkan badanku yang terasa pegal semua. Latihan hari ini cukup berat. Kalau saja ini 5 tahun lalu aku mungkin tidak selelah ini. Aku sudah menua ternyata.

Beruntung hari ini pulang lebih awal, aku bisa mengistirahatkan badanku ini. Sebelum pulang aku memilih untuk mandi terlebih dahulu. Air hangat memang cocok saat lelah seperti ini.

Selesai mandi aku memilih mampir ke studio Namjoon hyung terlebih dahulu. Sampai lah aku di depan pintu studionya. Aku membuka pintu bertuliskan RKive di sebuah balok kayu yang digantungkan di depannya.

Kulihat Namjoon hyung duduk dikursi fokus dengan komputernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulihat Namjoon hyung duduk dikursi fokus dengan komputernya. Aku melangkahkan kakiku untuk memasuki ruangannya. Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku.

"Hyung." panggilku dengan nada biasa. Namun tampaknya membuat Namjoon hyung terkejut.

"Ya kkamjjagiya! Park Jimin! Biasakan mengetuk pintu!" marah Namjoon hyung. Memang sih salahku.

"Hehe.. Mian hyung... Aku pulang dulu ya hyung. Aku lelah. Sampaikan salamku pada yang lainnya."

"Ne, ne. Pulanglah, hati-hati di jalan. Enaknya bisa pulang awal. Sebenarnya aku juga ingin pulang tapi tugas ini masih menghambatku, mau bagaimana lagi." Aku tersenyum mendengar Namjoon hyung mengeluh.

MIRAE KKUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang