Sixth [Sudah Direvisi]

1.5K 277 6
                                    

Author POV

"Halo, Tante."

Kedatangan Yedam membuat aktivitas Jisoo menyirami tanaman di halaman rumah tertunda.

"Eh, Yedam. Baru pulang?"

"Iya hehe. Ngomong-ngomong, Kak Eunbin mana, Tan? Kok gak sekolah?" tanya Yedam karena hari ini dia gak liat batang hidung Eunbin di sekolah. Gadis itu juga sama sekali belum membalas pesannya sejak siang tadi.

"Eunbin sakit, kayanya kecapekan. Sekarang lagi tidur di kamarnya. Samperin aja sana. Ada Raesung juga kok," ujar Jisoo.

Yedam segera masuk cepat-cepat. Dia jadi ingat semalam Eunbin terlihat kelelahan sekali. Dan benar aja hari ini gadis itu jatuh sakit.

"Oy, Dam."

Raesung melambaikan tangan waktu Yedam muncul di pintu kamar Eunbin yang terbuka. Dia menepuk karpet tempatnya duduk, memberi isyarat agar Yedam masuk dan duduk di sampingnya. Sementara sang pemilik kamar lagi berbaring di atas tempat tidurnya, dibalut selimut.

Tap!

Yedam menyentuh dahi Eunbin—terasa sedikit hangat.

"Tadi pagi dia sempet demam, tapi sekarang udah mendingan karena udah minum obat," ujar Raesung.

"Udah dibawa ke dokter, Bang?" tanya Yedam cemas.

"Udah tadi pagi."

Eunbin membuka kedua matanya, dilihatnya Yedam duduk di tepi tempat tidur—tepat di sisinya.

"Baru pulang?"

"Iya. Yedam ganggu ya, Kak?"

Eunbin beringsut duduk, "nggak kok. Gua emang gak tidur, cuma merem doang."

"Sakit apa? Apa yang dirasa?" tanya Yedam.

"Tadi pagi demam sama sakit kepala, tapi sekarang mendingan. Cuma masih lemes. Kayanya gua kecapekan," ujar Eunbin sambil menunjukkan senyumnya. Kemudian dia menatap Raesung, "Rae...."

"Apaan?" Raesung bangkit dari duduknya, lalu mendekat ke arah tempat tidur sambil memeluk toples berisi kripik singkong pedas yang sejak tadi dicemilinya.

"... Minta." Eunbin mengulurkan tangan kanannya, hendak mengambil kripik dalam toples yang dipeluk Raesung.

Plakkk!

"Anjir, sakit bodoh!" Eunbin terpekik waktu Raesung mengglepak tangannya.

"Ya lo udah tau lagi sakit malah mau makan ginian!" omel Raesung, "mau gua aduin Mama?"

"Bukannya berterima kasih sama gua. Berkat gua kan lo jadi bisa bolos sekolah," sahut Eunbin.

"Kenapa lo ikut gak masuk, Bang? Yang sakit kan Kak Eunbin." Yedam menimpali.

"Yakali gua bisa sekolah. Gua khawatir lah liat kembaran gua yang paling cantik jatuh sakit."

"Eek kucing. Bilang aja lo males sekolah." Eunbin mencibir.

"Kak, mau makan sesuatu? Gua beliin, tapi jangan yang aneh-aneh," ucap Yedam.

"Andai kakak gua baik macam Yedam," sindir Eunbin sambil berbaring lagi dan selimutan.

Raesung auto berwajah masam. "Ni orang mainnya sindir menyindir mulu," gumamnya sambil menutup toples di pelukannya dan meletakkannya di atas nakas.

"Yaudah mau apaan cepet, gua beliin deh," lanjutnya.

Eunbin duduk lagi, "Mau melon sama kebab."

"Mana duitnya?"

"Gua aja yang beliin," kata Yedam sambil hendak beranjak dari duduknya, tapi Eunbin langsung menariknya supaya tetap duduk.

"Biar Bang Raesung aja yang beli, lo di sini aja main PS sama gua."

"Duitnya mana udinnnn?" Raesung bersuara lagi.

"Pake duit lo lah, Bang. Duit jajan Adek kan di potong sama Papa. Gak kasian?" Eunbin langsung memasang wajah semelas mungkin.

"Yeuuu giliran minta traktir aja lo manggil nya abang abang an." Raesung menggerutu. Meski begitu dia tetap menuruti kemauan Eunbin. Memang kalau Eunbin lagi sakit Raesung suka jadi baik.

Begitu Raesung pergi, Eunbin bergegas narik Yedam menuju kamar Raesung buat main PS. Gadis itu mencari ikat rambutnya setelah menyalakan PS. Baru akan bangkit untuk kembali ke kamarnya, Yedam menarik ikat rambut hitam yang ada di pergelangan tangannya sendiri dan memberikannya ke Eunbin.

"Lo tuh sengaja beli iket rambut banyak dan suka lo pake di tangan buat lo kasih ke gua?" tanya Eunbin sambil senyum-senyum. Karena Yedam cukup sering melakukannya tiap mereka sedang bersama—memakai ikat rambut hitam yang mirip gelang di pergelangan tangannya, lalu dia selalu memberikannya ke Eunbin tiap kali Eunbin kehilangan ikat rambutnya.

"Kebetulan Mama punya banyak di rumah, jadi gua suka iseng pake di tangan soalnya inget iket rambut lo suka tiba-tiba ilang," sahut Yedam. Dia menatap ke arah ke lain waktu Eunbin mulai menguncir rambut panjangnya.

"Kak." Yedam bersuara lagi.

Eunbin menoleh sesaat ke arahnya. "Hm?"

"Pengen nanya."

"Ya tinggal nanya, gak bayar kok."

"Gua suka sama seseorang udah lama banget. Menurut lo mending nyatain apa jangan?"

Eunbin meletakkan stik PS yang semula dipegangnya, lalu menoleh menatap Yedam lagi dengan mata membulat sempurna.

"Jadi lo beneran suka sama seseorang?"

"Ya beneran lah masa bohong."

"Siapa sih yang lo suka? Kasih tau dong." Saking penasarannya Eunbin sampai menarik-narik lengan Yedam, memaksanya untuk memberitau siapa gadis yang disukainya itu.

"Kepo."

Eunbin auto memanyunkan bibirnya.

"Nyatain aja!" titahnya.

Yedam menatapnya lagi. "Tapi dia belum tentu suka sama gua. Malah gua yakin banget dia gak ada perasaan apapun sama gua."

"Buset dah anak muda, belum apa-apa udah pesimis. Kalau mau nyatain ya nyatain aja, urusan dia suka sama lo atau nggak tuh urusan belakangan. Lagian nih ya, kadang cinta itu butuh proses. Temen-temen gua yang cewe nih, kadang nerima cowo yang nembak mereka walaupun sebenernya gak ada perasaan spesial ke cowo itu. Tapi setelah pacaran lama lama jadi sayang."

"Oh iya?"

"Iya. Pernah denger nggak, rasa sayang cewe ke cowo itu biasanya tumbuh dari 0 ke 100. Kalau lo udah nyatain kali aja cewe yang lo taksir itu bisa mulai suka sama lo pelan-pelan."

Yedam berpikir keras. Bikin Eunbin nahan ketawa liat dia keliatan seserius itu. Eunbin sendiri heran kenapa Yedam nanya persoalan kaya gini ke dirinya yang jelas-jelas belum pernah jatuh cinta, bukannya ke Raesung yang udah jelas gelarnya budak cinta.

"Kalau ditolak gimana?"

"Perjuangin lah! Kejar terus sampai dia luluh! Semua hal butuh perjuangan, Bro. Pelan-pelan aja, gak usah buru-buru."

Yedam mengangguk, "oke-oke."

Eunbin tergelak merasa gemas. "Ciyeeee ... ketauan nih mau nembak. TANTE ROSE, ANAKNYA UDAH GEDE NIH, UDAH MAU NEMBAK CEWE-"

"Kak, diem gak!" Yedam segera membekap mulut Eunbin.

"Hahaha ... good luck ya, Adek!!!" ucap Eunbin usil.

Yedam mendelik padanya. Eunbin bahkan gak menyadari bahwa Yedam berusaha menutupi kegugupannya pas minta saran ke dia.


















Haaaai👋
Jangan jadi sider ya:)
Voment juseyo😉

Officially Missing You || Bang Yedam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang