Fourteenth [Sudah Direvisi]

1.2K 252 63
                                    

Author POV

Sejak pagi-pagi sekali Yedam telah sibuk memilih outfit untuk dipakainya siang nanti. Semalam dirinya dan Eunbin telah sepakat akan pergi berdua hari ini jam 10 siang.

Setelah memakai kaus putih polos berlengan pendek, celana jeans dan jaket denim, Yedam segera menuju rumah sebelah untuk menjemput Eunbin.

Tapi begitu mengatakan ke Jisoo bahwa dirinya akan pergi berdua dengan Eunbin hari ini ...

"Loh, Eunbin nya gak ada. Dia pergi sekitar dua jam yang lalu," ujar Jisoo yang sama sekali gak mengetahui sebelumnya bahwa hari ini Eunbin memiliki janji untuk pergi dengan Yedam. Jisoo juga sama sekali gak tau ke mana Eunbin pergi sejak pagi.

Dengan lesu, Yedam berjalan kembali ke rumahnya. Dia mengirimi Eunbin pesan bahkan menelfonnya beberapa kali, tapi gadis itu sama sekali gak membalas pesan atau mengangkat telfonnya.

Ketimbang terus diam di rumah dengan moodnya yang berubah buruk gara-gara Eunbin pergi entah ke mana dan membatalkan kencan pertama mereka tanpa mengabari sebelumnya, Yedam mengajak Doyoung keluar sekitar pukul 2 siang. Kebetulan sekali kawannya itu sedang gak memiliki kegiatan apapun hari ini.

"Pantesan muka lo kusut banget kaya kolornya Bang Junkyu, ternyata ditinggal Kak Eunbin toh." Doyoung mengoceh sepanjang perjalanan tapi sama sekali gak Yedam gubris. Mereka pergi dengan motornya Yedam setelah Doyoung bilang ingin ke tempat ngopi.

Sekalian ingin memastikan sesuatu, Yedam memutuskan untuk menuju cafe tempat Eunbin biasa bekerja paruh waktu bersama Hina.

Dan benar aja,
gadis itu sedang sibuk melayani pelanggan di depan monitor kasir.

Waktu giliran Yedam dan Doyoung memesan, Eunbin membelalakkan matanya—terkejut melihat kehadiran Yedam.

Doyoung memesan ice caramel macchiato untuk dirinya sekaligus untuk Yedam yang keliatan malas bicara karena ngambek sama Eunbin.

Berhubung antrian cukup panjang, Eunbin jadi belum sempat bicara apapun ke Yedam. Setelah Hina memberikan dua ice caramel machiatto pesanan Doyoung, Yedam berjalan duluan untuk duduk di salah satu meja dekat jendela.

"Lo sengaja ke sini karena tau dia ada di sini?" tanya Doyoung.

"Gak tau, cuma nebak aja. Kebetulan lo pengen ngopi dan gua mau mastiin dia ada di sini atau engga," ujar Yedam.

"Emang dia gak bilang dulu sebelum pergi tadi pagi?" tanya Doyoung lagi.

Yedam menggeleng, "chat gua aja belum dibales sampai sekarang."

"Pantesan ngambek." Doyoung antara kasian tapi juga ingin tertawa melihat Yedam ngambek.

Waktu gak ada lagi pelanggan yang mengantri, Eunbin datang menghampiri Yedam yang masih duduk di salah satu meja bersama Doyoung.

"Sorry," ucap gadis itu dengan wajah tertunduk, sambil memainkan jari-jari kedua tangannya. Sesekali dia menatap Yedam dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"Part time lebih penting ya daripada janji kencan sama gua?"

"Bu-bukan gitu ..." Eunbin yakin laki-laki yang sedang ditatapnya ngambek.

"Apa bener yang gua bilang kemarin, bahwa lo masih suka ngehindarin gua?"

"Sumpah gak gitu, Yedam. Gua bukannya sengaja batalin janji sama lo. Tadi pagi tuh Hina tiba-tiba telfon dan bilang bahwa temen satu shiftnya gak bisa masuk karena kecelakaan, jadilah gua langsung ke sini."

"Terus kenapa gak ngabarin dulu? Lo bahkan gak bales chat ataupun angkat telfon gua."

"Tadinya mau ngabarin pas udah sampai sini, taunya sampai sini langsung sibuk siapin ini itu. Mana cafe rame banget dari pagi. Gua gak tau lo ngechat dan telfon, soalnya gua belum sempet pegang hp daritadi."

Officially Missing You || Bang Yedam✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang