Part 4

14.6K 1.4K 66
                                    

Jangan lupa ninggalin jejak :D

Abil

Hari pertama masuk kerja. Apa yang harus aku lakukan? Tampil paripurna? Atau bagaimana?

Akhirnya, setelah beberapa bulan statusku adalah pengangguran (lagi), mulai hari ini statusku berubah menjadi bukan pengangguran (lagi). Memang benar rizki setiap orang sudah diatur. Meski aku gagal kerja diperusahaan papanya Ivi, sekarang aku mendapat gantinya. Bahkan aku rasa perusahaan yang sekarang lebih cocok dengan jurusanku, ilmu komputer. Ngomong-ngomong aku ditempatkan di departemen perancangan dan pengembangan aplikasi.

"Abil..."Seseorang memanggilku.

"Hai! Kita satu departemen kan?"tanyaku pada Rega, teman baruku. Kami bertemu waktu wawancara minggu lalu. Hubungan kami mengingkat pesat setelah tahu ternyata Rega ini anak bungsu dari salah satu saudara jauh Papa yang ada di Semarang. Jadi bisa dibilang, Rega ini temanku sekaligus saudara jauh.

"Yak betulll."

Aku dan Rega berjalan beriringan. Kami menunduk sopan tiap kali melihat senior lalu lalang disekitar kami. Setelah sampai di ruangan, kami langsung duduk di meja kami masing-masing. Ada plakat tulisan di setiap meja, jadi kami tidak bingung harus memakan komputer yang mana.

" Nabila ya?"aku mendongak dan mendapati ada laki-laki berdiri tepat di depan mejaku.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku.

"Kenalkan, saya Elvano, kepala departemen perancangan dan pengembangan aplikasi." Laki-laki itu mengulurkan tangannya.

"Ha? Kepala departemen? Ah iya, iya. Saya Nabila. Mohon bimbingannya." Aku berdiri dan menyambut uluran tangan itu. Aku tersenyum canggung.

"Panggil saya El. Orang-orang terdekat saya memanggil saya begitu."

" Ya?"aku melongo.

"Ehm!"Rega berdehem disampingku. Aku meliriknya dan ternyata anak itu sedang menahan tawa. Sialan!

"Saya mau menemui boss dulu. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan bilang sama saya. Arahan buat karyawan baru nanti saya mulai jam sepuluh."

"Eh iya, eee Pak El?"

"El saja. Atau Mas El juga boleh."

"He?" aku mengerjapkan mata beberapa kali.

"Saya pergi dulu."

Aku mematung ditempat. Apa maksudnya orang ini?

"Hahaha! Hari pertama masuk kerja udah dilirik senior, anjir!" Rega tertawa setan.

"Diem lo!" sungutku sebelum kembali duduk.

" Lumayan loh bil. Bening."

"Paan sih!"

"Memang nggak sia-sia lo punya wajah kinyis-kinyis begitu."

"Diem nggak?!" aku melotot.

"Iya-iya."

Aku menatap ke penjuru ruangan. Setidaknya ada enam meja di ruangan ini. Berarti ada enam orang yang satu departemen denganku. Mungkin tiga yang lain belum datang atau bisa jadi sedang pergi entah kemana.

"Ga, kita harus ngapain sekarang? Pengarahannya masih nanti jam sepuluh."

"Gimana kalau lo anter gue beli makan?"

"Ha? Lo belum sarapan?"

"Belum. Bude gue telat bangun sih, jadi belum sempet masak."

"Di Jakarta, lo tinggal sama bude? Kata papa, lo tinggal sama pakde?"

Cherry Blossoms [END] (Sequel 'I Love You Sir')Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang