PART 09

335 25 0
                                    

Devan memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Setelah membuka helmnya ia berkaca di spion motor seraya menyisir rambutnya dengan jari. Dirasa sudah rapi, ia menatap pantulannya di spion lalu mengedipkan sebelah matanya seraya bergumam "Perfect!"

Devan bersiul seraya mengayunkan kakinya menuju lorong sekolah. Tak sengaja matanya menangkap sosok gadis yang tengah berjongkok membenarkan tali sepatu. Senyum Devan tercetak jelas dikedua sudut bibirnya saat tau siapa gadis tersebut.

"Perlu bantuan?" Tawar Devan dihadapan gadis itu.

"Ngapain lo disini? Ngikutin gue ya?" Semprot Della galak seraya berdiri dari jongkoknya.

Devan tersenyum mesem, "Ya ampun, sayang. Jangan galak-galak dong sama pacar sendiri."

"Gak usah panggil sayang!"

"Emang maunya dipanggil apa? Bunda, umi, mama, mami, mommy, baby, honey, sweety, sugar-"

"Berisik!"

Della mendelik lalu berjalan cepat meninggalkan Devan. Tiba-tiba tangannya terasa hangat saat merasakan seseorang menautkan jari-jarinya lalu digenggamnya erat.

"Ih Devan, lepasin nggak?!" Ucap Della seraya berusaha melepaskan, namun genggaman Devan terlalu kuat membuat Della kesal setengah mati.

"Kalo gue gak mau?" Ucap Devan enteng.

"Malu dilihat orang, Van."

"Biarin aja. Toh, mereka udah tahu kalo kita pacaran."

"Isssh, Devan. Gue mau ke kelas."

"Kan kita searah,"

Cukup! Della hanya bisa pasrah digandeng oleh Devan dengan wajah datar, menjadi tontonan siswa-siswi yang berlalu lalang. Sedangkan Devan tersenyum kemenangan.

Sesampainya didepan pintu kelas Della, Devan melepaskan tautan tangannya lalu mengacak-ngacak rambut Della gemas.

"Belajar yang bener!"

"Hmm.."

"Jangan nakal!"

"Ya,"

"Nanti istirahat, liat gue tanding basket ya."

"Kalo inget,"

"Harus! Gak ada alas-"

"Bye-bye,"

Devan hanya bisa melongo melihat Della yang memasuki kelas dengan terburu-buru. Ia menggelengkan kepalanya pelan seraya berdecak.

"Ck, untung sayang."

TBC.

You are My Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang