PART 17

286 14 0
                                    

"Ass-"

"Dell, aku pulang aja deh."

Della melotot seketika, ia menatap Devan kesal seraya melihat tangan didada. "Heh! Kita itu udah didepan pintu rumah aku, Masa kamu minta pulang, gak ada pendirian banget sih." Gerutu Della.

Devan meringgis melihat wajah kesal Della. Ia membuka mulutnya hendak berbicara, namun Della lebih dulu menarik tangannya masuk kedalam rumah. "Assalamualaikum! Della pulang!!" Serunya riang.

"Wa'alaikumsallam. Waah ada si ganteng, ayo sini duduk. Bunda bikin minum dulu ya," ucap Diana senang saat melihat Devan, lantas ia beranjak dari duduknya menuju dapur.

"Eh? iya Bunda," sahut Devan patuh.

Della menatap Devan penuh selidik. "Sejak kapan kamu memanggil Bundaku dengan 'Bunda' juga?"

"Kepo!"

Dukk!

Sebuah tas melayang mengenai dahinya membuat Devan meringgis kesakitan. "Aww, galak banget sih jadi cewek. Untung sayang," ujar Devan.

"Ehemm!"

Deheman seseorang membuat keduanya menoleh, Della tersenyum lebar melihatnya, sedangkan Devan ia berusaha menelan salivanya susah payah, menahan rasa takut.

"Abangggg!!!" Pekik Della,

"Sana! Ganti bajumu!" Titah Angga membuat Della cemberut seketika.

Della berjalan menaiki tangga menuju kamarnya seraya menghentak-hentakkan kakinya keras dengan umpatan kecil keluar dari bibir mungilnya.

Kini diruang tamu tinggallah Devan dan Angga. Devan berdehem sebentar saat mendapati Angga menatapnya tajam. Astaga tatapannya...

"Udah berapa lama elo pacaran sama Della?"

Suara bass itu keluar dari mulut Angga membuat Devan tersentak kaget.

"U-udah hampir du-dua bulan." Ucap Devan terbata.

Angga menganggukkan kepalanya mengerti lalu kembali pokus pada handphonenya. Sedangkan Devan, ia berusaha untuk mencari topik yang tepat berharap bisa cepat akrab dengan Angga.

"Emm, bang?"

"Ya?"

"Gue minta maaf soal kejadian kemarin." Ucap Devan seraya menunduk.

Angga terkekeh membuat Devan mengernyitkan keningnya bingung.

"Gue tahu, elo sayang banget sama adek gue sampe ngelakuin itu. Tapi sayangnya, elo salah sasaran." Devan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Elo mukul orang yang jelas-jelas kakak dari ceweklo sendiri."

"Maaf, bang. Gue bener-bener minta maaf." Ucap Devan dengan tampang memelas.

"Oke, gue maafin elo. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Jagain adek gue. Jangan bikin dia terluka apalagi kalo sampe nangis." Tegas Angga.

"Siap, bang! Gue janji!"

Angga menggelengkan kepalanya.

"Gue gak butuh janji lo. Gue cuma butuh bukti, bukti dimana elo bener-bener bikin hari-hari adek gue bahagia."

Devan mengangguk mantap. Keduanya berdiri dari duduknya lalu berpelukan ala cowok. "Gue percayain semuanya sama lo! Dan jangan bikin gue kecewa." Bisik Angga tepat didepan telinga Devan.

"Wah, wah, wah, ada apa ini? Pelukan kok gak ngajak-ngajak Della sih." Della datang dengan suara cemprengnya membuat kedua pria itu melepaskan pelukannya.

"Gue cuma bilang, kok bisa-bisanya sih si Devan cinta sama cewek kaya elo. Udah berisik, galak, tengil, jut-aww! Hey! Berhen-aww! Sweety, sakit!!" Angga memekik saat Della mencubit pinggangnya bertubi-tubi.

Devan berusaha menahan tawanya agar tidak meledak melihat Della yang terus mencubiti seraya berteriak memaki-maki Angga.

"DASAR! ABANG JAHANAM!!! BALIK DARI PARIS BUKANNYA BAWA HADIAH MALAH NGATA-NGATAIN ADIKNYA. SINI LO BANG! DELLA CUBIT NIH!!! CUBIT! CUBIT!"

Astaga adik kakak yang satu ini, benar-benar....

TBC

You are My Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang