PART 13

320 26 0
                                    

Della memutar - mutar sedotan di pinggiran gelas. Ia menatap jus Mangga itu tanpa minat. Menghembuskan napasnya kasar, Della mengalihkan pandangan ke depan, menatap Devan yang tengah melahap makanannya.

"Van. Sumpah,  gue butuh penjelasan. Lo mau ngomong apasih? Buruan!" Tanya Della tak sabaran.

Devan berdehem sebentar lalu menggeser piring yang sudah kosong itu kesamping. Ia meneguk es teh manisnya cepat lalu menatap Della dengan serius.

"Gue minta maaf. Gue tahu, gue egois yang maksa lo jadi pacar gue gitu aja. Tapi yang harus lo tahu, gue serius, gue serius sayang sama elo Dell." Devan menggenggam tangan Della, "Gue... gue mau nembak lo--"

"Mati dong gue," potong Della berusaha mencairkan suasana.

Devan berdecak pelan membuat Della terkekeh. "Ck, serius dikit napa."

"Gue mau nembak lo sekali lagi. Tapi kali ini, elo punya pilihan antara jawab mau atau tidak." Ujar Devan.

Della menatap Devan sebentar lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. "Van, sebenarnya... gue... gue udah mulai nyaman bisa bareng sama elo kaya gini."

Devan mengembangkan senyumannya, "Beneran? Ciyuss? Mi apa?"

Della mencebik sebal, "Balas dendam nih ceritanya?"

Devan meringis melihat wajah kesal Della, "Oke, sekarang kita mulai lagi semuanya dari awal. Perkenalan, pendekatan, ungkapan, dan jadian. Dan gue mau kita ngomongnya pake aku-kamu. Gimana? Deal?"

"Tunggu, jadian? Emang lo yakin kalo gue bakal terima elo jadi pacar gue. Nyaman aja gak cukup loh." Ucap Della tertawa sinis.

"Yakin. Karena gue tahu, Tuhan pun tahu, elo itu takdirnya sama gue."

"Masa?"

"Seriously, honey. You are my destiny."

Della mengelengkan kepalanya beberapa kali seraya tersenyum kecil lalu mengulurkan tangannya yang langsung disambut Devan dengan senyum lebarnya.

"Kenalin, nama aku Della Anindita Suherman. Kelas XII IPA 2 di SMK Harapan Bangsa."

"Gu-Aku Devan Andreas Syaputra. Kelas XII IPS 1 di SMK Harapan Bangsa."

"Hahaha, kalo gak terbiasa ya gak usah pake aku-kamu segala."

"Gak usah ngetawain. Gu-Aku mau belajar, biar el-kamu juga enak dengernya."

Bukannya berhenti, Della semakin tergelak mendengar Devan bicara yang kedengarannya terasa aneh. Tak urung, Devan tersenyum kecil melihat Della tertawa lepas. Gemas!

"Della!" Geram Devan.

"Oke, oke, sorry."

"Dell, sebelumnya kita memang gak pernah dekat. Tapi el-kamu harus tahu, aku diam-diam sering memperhatikan kamu dari jauh. Cara bicaramu, senyummu, tawamu, semuanya terekam jelas dipikiranku. Gu-Aku tahu, aku nakal, pemaksa, suka bikin onar, suka bolos atau apapun itu yang mungkin membuatmu ngerasa benci dengan tingkahku.

"Tapi, satu yang harus kamu tahu. Aku menyayangimu, bahkan mencintaimu. Awalnya aku hanya mengagumimu akan kecantikanmu. Tapi ternyata, rasa cinta mulai bersarang dihatiku. Dan aku benar-benar mencintaimu, Dell. Maukah kamu menjadi pacarku?"

Della menatap Devan tak percaya, setiap kata yang diucapkan Devan mampu menggetarkan hatinya. Ia memandang mata Devan dengan seksama, pancaran matanya tak menunjukan sedikit pun kebohongan. Yang ia lihat justru pancaran ketulusan yang didapat dibalik mata teduh itu.

Della berdehem lalu mengembangkan senyumnya dengan berbinar, ia menganggukkan kepalanya pelan membuat dahi Devan mengernyit seraya menahan senyumnya.

"Apa?"

"Aku mau."

"Mau apa?"

"Mau itu,"

"Itu apa?"

"Yaaa itu."

"Yaaa itu apa?"

"Akumaujadipacarkamu!" Ucap Della tanpa spasi.

Tawa Devan pecah membuat Della mengerucutkan bibirnya. Sekali lagi, ia dibuat gemas dengan tingkah Della.

TBC

You are My Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang