PART 04

386 23 0
                                    

Kakinya berayun menyusuri lorong sekolah, kepalanya celingak - celinguk ke kanan dan ke kiri dengan punggung yang ia sandarkan pada tembok.

"Della!" panggilan itu membuat Della menoleh, mendapati Sisi yang berjalan ke arahnya.

"Sssth! Jangan kenceng-kenceng." Ucap Della sambil menempelkan jari telunjuknya dibibirnya lalu menarik Sisi agar berdiri tepat disampingnya.

"Elo kenapa sih?" Tanya Sisi melihat Della yang sibuk mengarahkan pandangannya kesegala arah.

"Mana tuh si Della, awas aja kalo ketemu gue cincang lo."

"Awas lo Della berani-beraninya ngambil yayang Devan dari kita."

"Gue cekik juga lo Dell,"

Mendengar beberapa umpatan dibalik tembok membuat Sisi mengerti apa yang sedang terjadi. Ia menatap Della iba sambil menepuk - nepuk pundak Della.

"Ya Allah Dell, hidup elo terancam."

"Itu dia. Gue sekarang gak bisa ngapa-ngapain selain ngumpet-ngumpet gini kaya detektif. Gila sih! Fans si Devan pshycopath semua. Ahh! Gue harus gimana." Ucap Della prustasi.

"Elo harus temuin si Devan, Dell. Harus!!"

"Iya, tapi gue gak mungkin nyamperin ke kelas dia."

"Ya bikin janji dong Dell,"

"Bikin janji gimana? Gue gak punya kontaknya."

Sisi mendelik mendengar itu. "Gila lo! Pacaran tapi gak tahu no handphonenya sama sekali, gimana sih."

"Terus gue harus gimana dong?"

"Samperin ke kelasnya,"

"Gak mau!"

"Samperin, Della Anindya Marissa!"

"Gak mau, Sindi Julia Sari!"

"Samperin!!!"

"Gak mau, gak mau, gak mau!"

"Samperin, samperin, samperin!"

"Gak mauuuuuuuu!"

Prok! Prok! Prok!

Della dan Sisi menghentikan percekcokannya saat mendengar tepukan tangan yang saling beradu. Keduanya kompak menoleh ke sumber suara. Dan seketika matanya membelalak dengan napas tercekat.

"Owh, kalian disini rupanya."

TBC

You are My Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang