PART 18

291 16 0
                                    

"Ya ampun, kalian lucu banget!" Ujar Devan setelah menghentikan tawanya.

"Udah puas ketawanya? Sana pulang!" Della mengibaskan tangannya ke arah Devan seraya menatapnya tajam.

"Iya, iya, aku pulang. Besok aku jemput,"

"Gak usah."

"Oke, aku jemput jam 6. Bye, see you tomorrow!"

Della menghela napas pelan. Jangan lupakan sikap Devan yang keras kepala dan sangat menyebalkan.

Setelah Devan bersama motornya hilang dari pandangan, Della kembali masuk kedalam rumah lalu duduk tepat disamping Angga.

"Dell, nyalain tv dong. Bosen nih, nonton apa gitu yang rame." Usul Angga seraya mengambil toples di atas meja yang berisi keripik kentang.

"Oke, gue pilih sendiri ya filmnya." Della melangkahkan kakinya menuju rak yang dipenuhi kaset-kaset DVD.

"Bang, ini film apa ya, gak ada gambar sama tulisannya?" Tanya Della seraya membolak-balikkan kaset yang dipegangnya.

"Yaudah coba aja yang itu."

Della menganggukan kepalanya.

Setelah siap, Della duduk disamping Angga seraya menggenggam remote dan... klik!

Film dimulai.

Seketika keduanya terbelalak kaget saat melihat tampilan awal filmnya. "SADAKO!!!" Pekik keduanya nyaring.

Tanpa mematikan televisinya keduanya berlari menuju kamar Diana, dimana Diana sedang bersiap-siap untuk tidur.

Braakk!

"BUNDAAA...!!!"

Della dan Angga melompat keatas ranjang lalu memeluk Diana dengan erat.

"Ada apa ini, kenapa kalian teriak-teriak?" Tanya Diana heran melihat kelakuan kedua anak kesayangannya itu.

"Bunda, malem ini Della tidur sama Bunda ya, ya, ya," Della memasang wajah memelas.

"Angga juga, Bun. Angga mau tidur bareng Bunda." Timpal Angga.

"Ya gak bisa dong, ranjangnya cuma buat berdua." Tutur Diana.

"Kalo gitu Della aja, Bun."

"Enggak! Angga aja ya, Bun."

"Ngalah dong sama adeknya!"

"Gak mau, pokonya Abang yang tidur sama Bunda."

"Della yang tidur sama Bunda."

"Abang!"

"Della!"

Diana memijit keningnya pelan, lalu mencoba melerai percekcokkan Angga dan Della "Stop! Kalian kenapa sih? Biasanya juga tidur sendir-sendiri. Sekarang, jelasin kenapa kalian jadi kaya gini?"

"Emm.. i-itu Bun..." Della menggigit-gigit jari telunjuknya pelan seraya menunduk.

"Itu apa?" Tanya Diana penasaran.

"Itu Bun... ADA SADAKO BUN! ADA SADAKO!!" Pekik Angga seraya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Sadako?" Diana mengernyitkaan alisnya tak mengerti.

Lama berpikir, Diana terkikik saat mengingat tentang sosok hantu yang keluar dari layar televisi. "Ya ampun, jadi kalian takut sama hantu sadako itu?"

Angga dan Della kompak mengangguk.

"Yaudah, kalian boleh tidur sama Bunda. Tapi... matiin dulu dong tvnya?" Ujar Diana.

"ENGGAK MAU!!"

TBC

You are My Destiny (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang