Menemukan satu hal penting dalam hidup bukan berarti harus melepaskan semua hal penting lainnya. Cinta memang berada di atas segalanya, namun bukan berarti tidak ada kesalahan di sana. Mungkin hanya terjadi sesekali.
.
.
.
Helaan napas itu berulang kali terdengar di sisinya, pun sama sekali tidak membuat Jaejoong terganggung. Lagipula melihat tingkah kekanakan Yoochun adalah makanan sehari-harinya. Memutar kemudi pada tikungan di depan kemudian kembali mengatur kecepatan dengan pendengaran yang tidak lepas dari radio pemberitahuan, tentu saja mereka harus mendengarkan berbagai arahan dari radio atau mereka akan terlindas oleh pesawat yang melintas.
"Tidak lelah?" Jaejoong melirik kecil Yoochun seraya mengulaskan tawa geli, membangun suasana ditengah ketegangan saat bertugas memang sulit namun biasanya Yoochun yang mengajaknya berbicara terlebih dulu.
"Jangan berbicara denganku!"
Jaejoong hanya mendecih "Kau sangat berlebihan, lagipula bukan salahku juga kita berakhir di sini sekarang."
Teringat akan rencana mereka yang hendak melobi Yunho?
Nyatanya angan tinggal-lah sebatas angan, seharusnya mereka dapat lebih berpikir dewasa akan konsekuensi dari niatan buruk yang hendak dilakukan. Belum sempat Jaejoong melayangkan niatan itu sesuai arahan Yoochun,ketika kesialan malah mendatangi mereka. Manajer botak dengan raut menyebalkan itu tiba-tiba saja memberikan tugas tambahan bagi keduanya.
Mengawasi lalu lintas pesawat di malam hari!
Tugas yang tidak terlalu berat, meski sangat mengancam nyawa jika keduanya tidak melakukan dengan benar. Memantau burung terbang di siang hari saja sudah sangat membuat mereka stres, bagaimana dengan keadaan gelap yang menyelimuti- meski ribuan lampu tetap menerangi landasan.
Tiba-tiba saja Yochun menatap Jaejoong lekat "Kau yakin jika kalian memiliki hubungan dekat?"
"Apa maksudmu?" alis Jaejoong terangkat tak mengerti meski tidak menutup kecurigaan akan pertanyaan Yoohun.
"Maksudku," Yoochun mengecilkan volume radio, pun mendatangkan protes Jaejoong "Apakah kau dan tuan Jung memang berteman dekat?"
Jaejoong mengedikan bahunya tak acuh "Kupikir kami berdua saling mengenal, namun dekat bukanlah kata yang tepat." mengembalikan volume radio dan mendengarkan baik-baik arahan dari pusat pengontrol landasan "Jangan macam-macam dengan benda ini!" peringatinya tegas.
Kembali Yoochun mendengus jenuh, Jaejoong selalu saja menaati setiap aturan yang ada. Benar-benar tipe penurut yang sangat membosankan "Memangnya menyenangkan melakukan perjalanan di malam hari? Bukankah itu malah akan membuat mereka jauh lebih lelah?"
Mengikuti arah pandang Yoochun pada beberapa buah kargo yang hendak memasuki bagasi pesawat "Terkadang malam hari menjadi pilihan yang bijak untuk melakukan perjalan jarak jauh, lagipula akan sangat merepotkan menghadapi tantrum bayi di siang hari oleh keramaian pengunjung."
"Cih!"
"Sebenarnya kau ini kenapa, Yoochun-shi?" Jaejoong merasa jengah oleh tingkah Yoochun ketika tatapannya terarah pada sebuah pesawat yang keluar dari jalur seharusnya "Sepertinya kita memiliki tugas,"
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" sepasang manik bulat yang memandangnya lekat cukup membuat Yoochun tidak nyaman.
"Kau turunlah! Dan tanyakan apa yang terjadi pada pilot pesawat di sana."
"Ne? Kenapa bukan kau saja?"
"Sedari tadi kau terlalu banyak mengeluh, kupikir sedikit menggerakan anggota tubuhmu akan lebih mengurangi stres yang kau alami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
FanfictionDirinya terbangun tanpa mengetahui apapun. Semua terasa buram dan kelam. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Dan sosok menawan itu mulai memenuhi pikirannya. Siapakah pemilik wajah rupawan itu? Ketika semua hal terasa semakin sulit dimengerti, sebua...