Menemukan satu hal penting dalam hidup bukan berarti harus melepaskan semua hal penting lainnya. Cinta memang berada di atas segalanya, namun bukan berarti tidak ada kesalahan di sana. Mungkin hanya terjadi sesekali.
.
.
.
Manik bulat itu memandang jauh ke arah pemandangan taman buatan yang sangat luas, menyapa mentari yang kian mengengat tanpa mengindahkan kegaduhan yang memenuhi punggungnya. Sesekali tangannya tergerak untuk mengusap lengan, menyingkirkan perasaan gundah yang akhir-akhir ini bertamu.
"Tuan Kim,"
Kepalanya menoleh pada seorang wanita muda, pelayan yang selalu membantu sejak kedatangannya "Ada apa, Miguel?"
"Nyonya Herrera sudah tiba,"
"Kalau begitu aku akan ke sana," Membiarkan Miguel membantunya berganti pakaian sebelum meninggalkan ruangan megah yang sejak beberapa hari terakhir menjadi kediamannya.
Melintasi lorong yang dulu terlihat begitu mengagumkan dimana kini hanya memantulkan keadaan yang sama. Dirinya masih tetap dibuat terpukau oleh setiap sudut bangunan megah ini, pun rasanya begitu lapang dan sepi. Ingin rasanya kembali ke Korea Selatan, namun hal itu tidak mudah diungkapkan untuk saat ini.
Senyum indahnya berkembang, hal yang menjadi refleksnya meski hanya sebagai kesan semu belaka. Menyambut wanita yang akan menangani busana pernikahannya serta beberapa pakaian yang kini membalut tubuhnya.
"Senang bisa bertemu dengan anda, tuan Kim."
Carolina Herrera, seorang perancang busana yang berasal dari Venezuela. Wanita yang pernah dipercaya untuk mendandani banyak ibu negara, seperti Michelle Obama. Dimana busana rancangan Carolina terkenal karena 'gaya pribadi yang luar biasa'.
Mungkin memang banyak perancang yang berkompeten lainnya, namun hidupnya kini berbeda dengan yang dibayangankan. Saat ini bukan hanya sebagai pasangan seorang pewaris besar, namun juga bertanggung jawab atas citra publik yang dimiliki sang calon pasangan. Tentu koneksi dengan berbagai orang penting dan tersohor sangat dibutuhkan.
"Terima kasih," mempersilahkan wanita yang telah berusia lebih dari 80 tahun itu untuk duduk di seberangnya, "Aku menyukai rancangan busana yang kau ciptakan. Dan eommeoni juga merekomendasikannya kepadaku,"
"Saya telah mendengar hal itu, pernikahan anda sekalian adalah hal yang sangat penting. Tentu saja aku akan memberikan yang terbaik untuk busana yang telah dipesan."
Memainkan sedotan pada segelas detox berwarna gelap miliknya dengan senyum yang masih terulas "Aku hanya memintamu untuk tidak membuatnya terlalu mewah, cukup berikan sentuhan sederhana saja."
"Tentu, tuan Kim. Aku pastikan anda akan terkesan dengan hasilnya, mungkin dua minggu yang akan datang kami akan memperlihatkan satu setel busana pemberkatan, namun sedikit lebih lama untuk busana pesta kalian."
Tawa itu mengalun, menunjukan jika dirinya menghargai guyonan sang wanita "Kalau begitu aku akan lebih sabar menunggu,"
"Kami akan membuat anda bersinar pada pesta itu,"
"Oh, sepertinya aku harus bersiap untuk menjadi perhatian banyak mata."
Pintu kembali terbuka, tidak sampai mengejutkan keduanya ketika sosok Jungkook memenuhi pandangan dengan raut biasa "Sepertinya aku menganggu waktu kalian,"
"Tuan Maddison, sudah sangat lama tidak melihat anda."
Jungkook memberikan sedikit pelukan singkat kepada Carolina "Dan kau telihat semakin tua, Carol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
FanfictionDirinya terbangun tanpa mengetahui apapun. Semua terasa buram dan kelam. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Dan sosok menawan itu mulai memenuhi pikirannya. Siapakah pemilik wajah rupawan itu? Ketika semua hal terasa semakin sulit dimengerti, sebua...