Menemukan satu hal penting dalam hidup bukan berarti harus melepaskan semua hal penting lainnya. Cinta memang berada di atas segalanya, namun bukan berarti tidak ada kesalahan di sana. Mungkin hanya terjadi sesekali.
.
.
.
Sesuai janji Jaejoong sebelumnya, kini pemuda cantik itu berada di cluster Yunho untuk menemani Beffer yang tengah menikmati tayangan sorenya. Lagipula hari ini dirinya tengah mendapat jatah libur mingguan sekaligus melihat hunian Yunho untuk kali pertama.
Dan jauh dari ekspetasinya, cluster milik Yunho benar-benar luar biasa dengan fasilitas yang sangat lengkap ketika pria itu hanya tinggal seorang diri. Jaejoong jadi betah berlama-lama di tempat ini, sekaligus berharap jika Yunho akan pulang terlambat sehingga dirinya dapat terus bermain di sana.
"Apakah Bebe merasa lapar?"
Gadis cantik itu sama sekali tidak menoleh pada Jaejoong meski kepalanya memberikan anggukan sebagai respon, Jaejoong tidak terlalu mempermasalahkannya dan mulai meninggalkan Beffer yang masih disibukan oleh kartun hewan berbentuk kotak kuning dan teman bintangnya.
Memeriksa lemari pendingin untuk mencari bahan makanan yang akan dimasaknya, setelah menjelajahi kediaman Yunho sejak pagi, Jaejoong telah terbiasa oleh benda-benda sekitar dan tidak lagi terperangah oleh bahan makanan instan yang memenuhi dapur.
Well, pria itu memang tidak terlalu bersahabat dengan dapur, beruntung Jaejoong sempat membeli beberapa sayur dan daging, terlebih Beffer masih sangat membutuhkan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembangnya.
Mengeluarkan bahan-bahan yang dipilihnya dengan bumbu masakan seadanya, atau lebih tepatnya sangat minim. Hanya garam, lada dan bubuk cabai. Sepertinya Jaejoong harus mempergunakan imajinasinya dalam mengolah masakan kali ini, setidaknya Yunho masih memiliki ekstrak prem- bahan penting untuk memasak selain gochujang.
Memotong daging segar sesuai porsi yang dapat dinikmati Beffer serta memberikan sentuhan brunoise (potongan dadu) pada beberapa sayur yang ada. Terlihat jika Jaejoong sangat menikmati kegiatannya saat itu hingga tidak menyadari seseorang yang tengah memperhatikannya dari balik pantry.
"Aku tidak tahu jika aroma masakanmu luar biasa menggiurkan,"
Jaejoong nyaris saja menjatuhkan sendok dari genggamannya usai menyicipi kuah sup yang dibuatnya "Kau mengejutkanku, Yunho!" melirik jam pada dinding kemudian menatap tanya pria tampan itu "Pulang lebih awal? Tidak biasanya..." komentar Jaejoong seraya memastikan nasi yang telah dibuatnya matang dengan baik.
Pun keheningan tanpa balasan dari Yunho membuat Jaejoong kembali menoleh, ketika pergerakan resah pria tampan itu ditangkapnya dengan baik meski Jaejoong sendiri tidak begitu yakin "Ada sesuatu yang ingin kau katakan kepadaku?" mendekati meja pantry dengan dua buah mangkuk nasi.
Yunho mengulum bibirnya sejenak kemudian memandang Jaejoong bimbang "Sebenarnya aku memiliki perjalanan bisnis,"
"Lalu?" Jaejoong kembali dengan dua mangkuk beda ukuran "Bukankah hal itu sudah seharusnya?"
"Besok pagi... jadwal perjalanan bisnisku," sahut Yunho sedikit kesulitan menjelaskan.
Jaejoong mengedikan bahunya tidak masalah "Tapi kenapa kau terlihat gelisah?"
"Kau tahu, bocah itu...?"
Benar, Jaejoong baru menyadari jika keberadaan Beffer tentu saja membuat Yunho ragu untuk bepergian jauh. Terlebih bagi pria bujang tanpa pengalaman soal mengurus anak seperti Yunho, benar-benar menciptakan sebuah masalah tersendiri. Jaejoong pun ragu, dimana dirinya juga tidak bisa setiap saat memastikan keadaan Beffer karena pekerjaannya. Dan kini kedua pria itu dibuat kebingungan oleh keadaan Beffer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
FanfictionDirinya terbangun tanpa mengetahui apapun. Semua terasa buram dan kelam. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Dan sosok menawan itu mulai memenuhi pikirannya. Siapakah pemilik wajah rupawan itu? Ketika semua hal terasa semakin sulit dimengerti, sebua...