Part 14

1.5K 205 15
                                    

Menemukan satu hal penting dalam hidup bukan berarti harus melepaskan semua hal penting lainnya. Cinta memang berada di atas segalanya, namun bukan berarti tidak ada kesalahan di sana. Mungkin hanya terjadi sesekali.

.

.

.

Kedua bibir itu saling membelit panas. Kaos, kemeja serta sebuah blazer telah berceceran pada dinginnya lantai, menyisakan sepasang tubuh yang saling bercumbu di atas ranjang. Membuahkan erangan serta desahan erotis yang meremangkan.

Pemuda berkulit pucat menggulingkan posisi keduanya, menindih pria bertubuh besar dan menempatkan bokongnya pada otot perut sekeras batu sang kekasih. Jemarinya dengan nakal memainkan surai hitam sang kekasih, memberikan rangsangan lembut di sana sekaligus menciptakan suasana panas yang jauh lebih menantang. Tidak lagi membalas ciuman menggairahkan mereka dan membiarkan bibirnya dihisap kian dalam seraya mengeluarkan lenguhan puas.

Tubuh keduanya mengeliat kenikmatan hingga sang pemuda berkulit pucat cantik tersentak oleh sesuatu yang menyelinap diantara celananya. Melepaskan ciuman mereka dan meloloskan desahan tertahan seraya menatap sepasang manik musang itu sayu.

"Y-yunho-ah~ ah..." dahi pucat yang dipenuhi pelu miliknya mengercit dalam, berusaha menyesuaikan diri oleh keadaan yang pernah dirasakan sebelumnya oleh jari-jari panjang dan keras itu.

Senyum penuh arti menghiasi bibir hati dari pria yang dipanggil Yunho, membawa wajahnya pada lekuk menggoda pemuda di pangkuannya kemudian memberikan kecupan-kecupan ringan yang berlanjut pada hisapan terbalut nafsu. Salah satu tangan yang terbebas membelai penuh damba punggung lembab namun terasa begitu lembut itu sebelum meraih pinggang ramping sang kekasih, meluncurkan jeans serta dalaman hitam menantang itu.

"Kau begitu indah, Jaejoong-ah..." bisiknya terbalut deru napas berat, bibirnya mengecup ujung dada yang mengeras seraya menggulingkan kembali tubuh keduanya, memposisikan diri sepenuhnya untuk mendominasi sang kekasih.

Kembali Jaejoong menyelipkan jemarinya diantara surai Yunho, rasanya begitu nyaman begitu menyentuh tiap helai Yunho dan memainkannya gemas. Menikmati lebih jauh cumbuan Yunho yang selalu saja terfokus di sana.

Tubuhnya meremang tiap kali lidah panas itu meninggalkan jejak pada permukaan kulitnya, menoleh pada kaca yang terpajang pada pojok ruangan, sedikit menampilkan siluet mereka. Hal yang semakin membangkitkan libido Jaejoong dan tanpa sadar merapatkan pahanya, juga menghimpit pinggang kokoh Yunho.

Yunho menangkapnya, dengan sengaja memberikan sentuhan tak bertenaga pada paha dalam Jaejoong dengan bibir yang masih menjelajahi dada cantik Jaejoong. Rasanya tidak pernah bosan untuk menikmati keindahan sang kekasih pada bagian itu, seperti candu baginya. Hendak meraih bibir Jaejoong setelah puas meninggalkan berbagai tanda bagai seorang pejantan, ketika kedua tangan Jaejoong menahan wajahnya.

"Ada apa?"

Ayolah, keduanya telah melalui banyak cumbuan bergairah bahkan Jaejoong sudah sepenuhnya telanjang dengan dirinya yang hendak melepaskan celana bahan yang terasa kian sempit ketika kekasih rupawannya malah memotong suasana panas mereka begitu saja?

Manik bulat Jaejoong mengerjap terkejut, terlihat seperti telah melupakan suatu hal yang penting bahkan lebih dari percintaan yang hendak mereka lalui kini "Beffer, apakah dia akan baik-baik saja?"

Yunho mendengus tanpa berniat memindahkan posisinya yang masih menghimpit tubuh Jaejoong sebelum mengecup gemas pipi apel sang kekasih. Jadi bocah itu yang membuat Jaejoong menghentikan cumbuannya?

"Bahkan ketika kau telah tak berpakaian, kau masih memikirkan bocah itu?" canda Yunho, yang tentu mendapatkan pukulan kesal Jaejoong.

"Jangan seperti itu. Dia bahkan telah menjadi putrimu, Yunho!" seru Jaejoong dengan suasana panas yang sontak mereda, dimana merasakan kenyamanan oleh kedua kulit yang saling bersentuhan tanpa halangan.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang