Hidden Feeling

556 77 24
                                    

Rintik-rintik hujan semakin deras. Woojin sudah sepenuhnya sadar. Badannya terasa lebih sakit sekarang. Dari luar pintu seseorang masuk dengan membawa makanan.

Ia menaruh makanan itu di atas meja dan mengganjal kepala Woojin dengan beberapa bantal sehingga membuat posisinya duduk.

"Kau harus makan"

Katanya. Ia menaruh meja kecil di bagian tengah badannya serta menaruh makanan itu di atasnya. Tangan Woojin gemetar memegang sendok makanannya. Bubur yang encer itu serasa berat di tangannya. Sendok itu pun kembali ke dalam mangkuk nya.

Orang itu menaruh makanannya kembali. Menyingkirkan meja dari hadapan Woojin.

"Apa kau bisa makan?"

Tanya Orang itu. Woojin memandangnya sebentar. Lalu mengangguk. Orang itu menyendok kan bubur dari dalam mangkuk. Meniupnya perlahan. Kemudian menyuapkannya ke arah Woojin. Baru sendok berada di bibirnya. Bantingan suara pintu menghentikannya.

"Minhyun Hyung!"

Dengan rambut basah terkena air hujan dan napas tersengal-sengal Guanlin datang. Ia berlari menuju keberadaan mereka. Ketika ia ingin lebih dekat dengan Woojin. Minhyun menarik kerah bajunya.

"Uwakhh~ Guanlin Jinjja. Sepatumu basah dan masuk ke dalam kamarku? Ganti bajumu!"

"Ah~ Hyung. Ini darurat"

"Darurat?Huh!? Kamarku yang darurat. Jaebal. Ganti bajumu. Sebelum aku mengumpankanmu ke singa lapar" Woojin terkekeh mendengar percakapan mereka. Guanlin ingin segera berbicara dengan Woojin. Bertanya apa yang terjadi. Tapi, melihat ekspresi Minhyun. Ia harus mengurungkan niatnya. Minhyun akan benar-benar mengumpankannya pada singa. Jika dia bergerak lebih dari itu.

"Lepas sepatumu"

Perintah Minhyun. Guanlin di berikan kain pel untuk membersihkan kamar Minhyun kembali seperti semula. Guanlin pun berganti pakaian, meminjam baju Minhyun.

"Benar-benar anak itu. Selalu terburu-buru" komentarnya. Melihat makanannya yang masih utuh di meja  mengingatkannya. Woojin harus di beri makan.

"Ah~ aku sampai lupa..." Minhyun menyendokkan bubur tersebut mengarahkannya pada Woojin. Tapi, mulut Woojin tidak mau terbuka.

"Kenapa? Ayo dimakan!" Tanya Minhyun.

"Apa kau akan mengumpankannya ke singa jika aku tidak memakannya" goda Woojin. Seketika Minhyun malu. Sebenarnya perkataannya tidak ada yang salah. Tapi, ketika seseorang mengulangnya ini menjadi hal yang memalukan.

"... Ye.. aku akan mengumpankanmu. Cepat makan buburnya!" Kata Minhyun. Kepalanya agak sedikit menunduk menahan malu. Woojin terkekeh.

Guanlin yang memperhatikan mereka dari pintu merasakan sesuatu yang aneh. Ia merasa tidak enak. Apa ini? Iri? Kenapa? Minhyun hanya memberi orang sakit makan. Kenapa ia harus iri? Guanlin menghampiri mereka mengambil alih makanan tersebut dan berkata.

"Hyung. Biar aku saja" kata Guanlin. Minhyun dan Woojin agak terkejut dengan tingkah Guanlin yang tiba-tiba.

"Ah~ Guanlin. Aku sudah tidak apa-apa. Aku bisa makan sendiri" kata Woojin. Tangannya sudah berhenti gemetar. Terima kasih pada pertengkaran mereka. Woojin mengambil makanannya. Ada rasa kecewa di hati Guanlin. Ia menggigit pelan bagian bibir bawahnya. Menahan rasa kecewanya.

Minhyun yang merasakan sesuatu yang ganjil memutuskan untuk beranjak keluar.

"Woojin-ah? jangan lupa cek kedokter"

"Cek? Tidak perlu Hyung. Aku sudah tidak apa-apa" kata Woojin. Ia otomatis menyebut Hyung setelah mendengar Guanlin memanggilnya.

"Woojin Hyung. Minhyun Hyung benar ada baiknya di cek. Takutnya kau kenapa-kenapa" kata Guanlin.

Shining NPCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang