Candle

593 39 31
                                    

Di tengah keramaian, seorang pria dewasa berada depan kedai es krim. Ketika musik berdendang sangat kencang ia tak perduli dengan hal itu. Ia menunggu es krimnya dengan tersenyum lebar.

Pasti Minhyun akan mengomel karena di beri es krim. 'Orang dewasa tidak makan es krim Seongwoo'
Tapi...
Akhirnya dia akan makan juga.

Pikirannya melayang membayangkan wajah temannya yang datar berubah menjadi seperti anak kecil setelah makan es krim.

"Pesanan mu sudah selesai"
"Woah~ Gomawo Ajussi"
"Nde"

Es krim dengan tiga sekop itu di bawanya dengan kedua tangannya. Ketika ia berbalik, salah satu sekop es krimnya tumpah dan mengenai baju seseorang di depannya.

"Ah~ maaf, aku tidak berhati-hati"

Ucap Seongwoo. Orang itu hanya terdiam, Seongwoo pikir orang itu marah. Alisnya yang menyatu. Mata yang hampir tak terlihat itu makin menyempit. Di tambah lebar bahu yang mendominasi, membuatnya agak takut. Tiba-tiba ia berjongkok, mengambil es krim yang jatuh itu.

"Tunggu ... Kau tidak perlu mengambilnya"
"Tidak apa. Ini salahku"

Es krim itu meleleh di tangan nya seiring dengan tangannya mengambil. Ia terus menerus mencoba mengumpulkan tetesan es krim yang terjatuh. Seongwoo tersenyum sinis.

Percuma kau melakukan hal itu. Lagipula itu kotor, siapa yang mau makan? Dasar aneh.

Pikirnya, sampai ia mendengar suara dari hidung anak itu. Seperti menarik ingus yang keluar. Seongwoo perhatikan lagi, tetesan air terlihat samar mengalir. Seongwoo mengusap kepala anak itu.

"Sudahlah. Itu sudah jatuh. Hyung bisa membelinya lagi nanti. Apa kau mau es krim? Sepertinya aku tidak bisa menghabiskan es ini sendiri"

"Bukan...kah kau membeli itu untuk seseorang?"

Pemuda itu mencoba menegarkan suaranya.

"Ah~ nde. Tapi, aku tidak mau memberikan nya pada orang itu. Ia sudah menyuruh-nyuruhku terus. Jadi, ini buatmu. Biar dia beli sendiri"

Perlahan pemuda itu mengangkat kepalanya. Memandangnya agak ragu. Seongwoo memakan es krim yang tinggal satu sekop. Menggigit cone nya dan mengambil sapu tangan. Membersihkan tangan pemuda itu.

"Siapa namamu?"
"Kang Daniel.."
"Daniel, bersemangat lah. Makan es nya dan tersenyum. Laki-laki tampan lebih cocok dengan sebuah senyuman. Itu akan membuat gadis merasa nyaman dan aman. Biarkan gadis saja yang menangis di pundak lebarmu itu"

Ia memberikan es krimnya. Daniel mengambil es krim itu agak ragu. Seongwoo yang tak sabaran, memberikan es krim itu langsung ke tangannya. Mengusap kepalanya sekali lagi.

"Annyeong"

***

Seongwoo kembali ke tempat tadi, ia tak melihat temannya.

"Seongwoo!"

Dari kejauhan ia melihat pemuda yang di cari. "Seongwoo, Woojin menghilang!"

"Heol! Kalian memang tidak bisa di percaya!"

"Kami ingin berpencar. Kedua teman Guanlin dan Seonho sudah berpencar. Seongwoo bantu kami juga"

Dengan terburu-buru Minhyun menjelaskan dan segera pergi. Seongwoo menarik tangannya hingga terjatuh.

"Owhh~! Seongwoo-ssi! Kita sedang terburu-buru. Bisa tidak bercandanya di tunda!"

Seongwoo menunjukkan ponselnya. Terdapat tanda merah di sana.

Shining NPCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang