Saat kau masih terlalu muda. Kau membutuhkan cinta dan kasih sayang dari orang di sekitarmu. Berbeda dengan pemuda ini. Park Woojin. Kedua orang tuanya merupakan orang terpandang. Ayahnya pebisnis dan ibunya pengacara ternama. Keduanya di ikat oleh pernikahan, akan tetapi bukan bedasarkan cinta.
Woojin tidak terlalu mengenal kedua orangtuannya. Dia hanya mengenal tetangganya. Bibi Kang dan teman main sekaligus kakaknya Kang Daniel.
"Niel Hyung~"
Dengan senyum manis hingga memperlihatkan gingsulnya yang lucu, selalu membuat Daniel gemas. Ia selalu memeluknya setiap kali melihat Woojin.
Membawanya di setiap ia bertemu dengan temannya. Tak ada Daniel tanpa Woojin. Daniel menyayanginya sebagai adiknya.
Mereka memasuki sekolah yang sama. Sekolah itu mempunyai tiga tingkatan. SD, SMP dan SMA. Woojin juga sangat menyukai Daniel. Semakin tinggi tingkatan mereka. Semakin sibuk juga kegiatan mereka.
Terutama Daniel. Ia mulai mengikuti klub dance ketika SMP. Woojin yang terbiasa berada di samping Daniel, selalu menunggunya di luar ruangan berlatih.
Daniel selalu memintanya untuk masuk dan menunggu di dalam. Tapi, Woojin terlalu malu.
"Woojinie. Apa kau tidak bosan disini? Ayolah masuk ke dalam" pinta Daniel. Woojin menggeleng.
"Adikmu?" Tanya seseorang. Daniel menoleh ke arahnya.
"Ye.. dia menunggu. Tapi, tak mau masuk ke dalam" orang itu tersenyum.
"Namaku Youngmin. Siapa namamu?" Tanya nya lembut.
"Woojin" jawab Woojin singkat. Youngmin mengangkat Woojin. Menggendongnya ke dalam.
"Ayo~ ikut Hyung"
"Woah~ Niel Hyung...Niel Hyung" Daniel tertawa terbahak-bahak, melihat adiknya di bopong.Dengan bantuan Youngmin, Woojin masuk ke dalam ruangan latihan. Woojin memperhatikan Daniel serius. Terkadang ia mencoba menirunya. Sudah lebih dari sebulan ia berada di sana. Setiap anggota sudah mengenal Woojin. Ia seketika menjadi populer. Banyak anggota yang mengajarinya gerakan dasar.
Tapi, ketika memasuki musim kompetisi. Seluruh anggota fokus pada latihan begitu juga dengan Daniel. Hanya Youngmin yang terkadang membolos latihan dan malah mengobrol dengan Woojin.
"Woojin-ah. Kenapa kau tidak langsung pulang saja" tanya Youngmin.
"Walaupun aku pulang tidak akan ada siapa-siapa. Lebih baik menunggu Niel Hyung" jawabnya. Youngmin tersenyum.
"Aku iri. Aku dan kakakku tidak terlalu akur. Pasti menyenangkan pulang bersama-sama"
Tangan Woojin saling mengait. Woojin menjadi agak canggung.
"Niel Hyung. Walaupun aku memanggilnya Hyung. Ia bukan kakak kandungku. Niel Hyung sangat baik. Ia sudah menganggap ku sebagai adik. Aku beruntung" kata Woojin sambil tersenyum.
"Jangan tersenyum ketika sedang sedih" kata Youngmin. Woojin menoleh ke arah Youngmin.
"Aku tidak sedih"
"Benarkah? Tapi, matamu mengatakan lain. Daniel. Walaupun bukan kakakmu. Ia sudah menganggap mu sebagai adik. Hubungan seseorang tidak perlu di batasi oleh hubungan darah.Kau bisa menganggap siapapun kakakmu. Jika, memang hati kalian terhubung seperti itu"
Woojin tersenyum tipis sebelum menenggelamkan kepalanya di lutut. Youngmin mengelus kepalanya. Daniel yang dari tadi menari sampai berhenti melihat kedekatan mereka.
Latihan selesai setelah beberapa jam. Seluruh anggota masuk ke dalam ruang ganti. Bersiap untuk pulang. Kejadian tadi masih mengganjal di hati Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shining NPC
RomancePark Woojin ? tidak kenal. Begitulah pandangan pertama Guanlin terhadap Woojin, bukan apa-apa. Fokusnya hanya tertuju pada Jihoon dan Daniel, orang yang kemampuannya di atasnya. "Pasti kau lupa namaku Park Woojin". Sekelompok dengannya membuat ia me...