Manusia memang sering membuat kesalahan. Ia lupa dan terkadang memang tidak merasa sedang berbuat kesalahan.
Luka yang di timbulkan karena sebuah kesalahan oranglain, tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Membekas, bagai pohon yang tergores dan memiliki tanda.
Begitu juga dengan Woojin. Ia sangat percaya dengan orang itu. Satu-satunya orang yang mendampinginya di kala yang lain mencela. Satu-satunya orang sebayanya yang mendekati nya.
Akan tetapi, orang itu mengkhianatinya. Bukankah sudah wajar baginya untuk marah, ia begitu terluka oleh orang itu.
Kenapa?
Kenapa ia harus menerima hukuman ini? Tersiksa di dalam rasa bersalah karena sang sahabat yang mengkhianati nya menghilang meninggalkan keluarga nya yang matu karena terlilit hutang.
Orang-orang menunjuk padanya. namun, apa salahnya?
Ia sudah lama melupakan hal itu. Yang ia inginkan terlepas dari rasa bersalah ini.
***
Woojin bersama dengan ketiga temannya keluar untuk mengerjakan tugas. Belakangan ini Woojin jarang berbicara dan memilih untuk memperhatikan teman-teman nya.
Satu yang membuat pemuda tinggi itu penasaran. Apa sebagian dari sikapnya karena salahnya.
Karena dengan bodohnya ia tergoda untuk mencium pemuda Tan itu. Dengan alasan paling tidak masuk akal di dunia ia mengelak.
Apa Woojin sudah tau itu bohong?
"Hyung..." Panggil Guanlin agak takut. "Hm" pemuda Tan itu menoleh, ia terlihat sedang berpikir. Tanpa sadar pemuda Tan itu memainkan bibir bawahnya.
Tangan Guanlin menyingkirkan tangan Woojin dari bibirnya yang agak robek oleh kuku pemuda Tan itu.
"Jangan memainkan bibirmu seperti itu, kau memang anak kecil?"
Guanlin mengambil lipbalm nya. Dengan teliti memakaikannya pada bibir Woojin. Kedua temannya sedang asik mengobrol tidak menyadari Woojin dan Guanlin berhenti.
Ketika mereka sadar, keduanya terlihat mesra saat pemuda tinggi itu memakai lipbalm di bibir pemuda Tan.
"Suit...suit...pasangan yang satu ini tak pernah lepas dari kata romantis"
"Ya! bermesraan nya lanjut nanti di rumah. Kita harus segera menyelesaikan tugas"
Guanlin dan Woojin kaget saat kedua temannya Daehwi dan Jaehwan memergoki mereka. Woojin dengan terburu-buru menghalau tangan Guanlin dan dengan panik Guanlin mengantongi benda yang di pegang nya.
"Ayo, cepat"
Belum sempat benda itu masuk ke saku nya dengan benar. Tangan Woojin sudah menggandengnya. Guanlin menabrak seseorang.
Lipbalm nya jatuh membuat keduanya menunduk mengambil benda itu. Topi yang di kenakan sang pemuda terlepas bersamaan ketika ia menunduk.
Wajah bersihnya terlihat jelas saat ia bangun. Senyum manisnya tak berubah. Woojin sangat merindukan senyum itu. Ia tak mabuk ataupun berkhayal kan?
Orang itu bergerak, berbicara dan tersenyum. Tepat berada di dekatnya. Badannya kaku. Sebuah sihir yang entah darimana membekukan dirinya.
Ketika orang itu mulai menjauh barulah ia bisa menggerakkan anggota tubuhnya.
"Hyungseob-ah..."
Guanlin menoleh pada pemuda Tan itu. Kedua temannya yang lain ikut bergabung. Tangan Woojin bergetar membuat panik teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shining NPC
RomancePark Woojin ? tidak kenal. Begitulah pandangan pertama Guanlin terhadap Woojin, bukan apa-apa. Fokusnya hanya tertuju pada Jihoon dan Daniel, orang yang kemampuannya di atasnya. "Pasti kau lupa namaku Park Woojin". Sekelompok dengannya membuat ia me...