Kesalahan 34: Logat Daerah Tidak Pada Tempatnya

788 54 0
                                    

Alhamdulillah karena antusias teman-teman, preorder akan dibuka kembali. Masih edisi terbatas, ya. Buku ini hanya bisa dipesan online. TIDAK ADA di toko buku dan hanya bisa dibeli saat preorder. Jadi, buruan beli! Jangan sampai ketinggalan lagi, ya. Yang sudah membeli buku ini saat preorder pertama bilang PUAS dengan buku ini.

Preorder kedua ini sampai dengan tanggal 30 November. Ditunggu pesanan kamu. Dijamin nggak akan rugi!

Oh ya, akan ada WRITING GUIDE dan WRITING CLINIC nanti bulan Desember bagi yang punya bukunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh ya, akan ada WRITING GUIDE dan WRITING CLINIC nanti bulan Desember bagi yang punya bukunya. Insya Allah diinfoin Senin di akun instagram saya (at)justgita. Pantengin, ya. Follow Instagram saya untuk info-info terbaru atau sharing soal kepenulisan juga.

***

"Tuduhannya tak beralasan atau memang Litanya sendiri yang keburu kebakaran jenggot sebelum mengetahui kebenarannya."

Ketika membaca dialog di atas, ada yang mengganjal karena dialog tersebut mengandung kalimat tidak efektif. Dalam dialog bahasa Jawa, orang sering mengucapkan "...Kia dewe ae sing..." yang memiliki makna sama dengan penggalan dialog di atas "...Litanya saja yang..." Padahal, cukup dituliskan "...Lita sendiri yang..." tanpa kata ganti -nya tentunya. Namun, beberapa kali pula bertemu dengan kalimat "Mereka nggak ada nanya sama aku. Itu mereka asumsikan sendiri pas lihat kamu mendekat." di Wattpad. Mengapa ada kata ada terselip di kalimat "Mereka nggak ada nanya sama aku."? Apakah kata itu juga terpengaruh dengan logat daerah?

Ada satu pembaca yang bermukim di Sumatra menjelaskan bahwa selipan kata tersebut terpengaruh dengan logat bahasa daerah Sumatra. Tepatnya, logat Karo. Oramg daerah Sumatra yang tinggal di daerah pinggiran masih kental menggunakan logat daerah. Kalimat "Lalit ku sungkun man kalak ah." yang diucapkan dengan logat Karo memengaruhi bahasa Indonesia saat mengucapkan "Mereka nggak ada nanya sama aku". Sedangkan, kalimat yang benar adalah "Mereka nggak bertanya padaku".

Lalu, kenapa sampai bisa terselip logat daerah seperti ini ke dalam karya fiksi? Pertanyaan ini sering dikeluhkan penulis pemula yang baru belajar menulis. Masalahnya sebenarnya sederhana, yaitu karena bahasa tulisan tidak dibedakan dengan bahasa lisan yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Maka, cara mengatasinya agar tidak terselip logat daerah adalah kenali terlebih dahulu perbedaan antara bahasa tulisan dan bahasa lisan.

Kalau begitu, apa perbedaan bahasa tulisan dan lisan? Pesan bukunya agar tahu detail penjelasannya, ya.

***    

45 Kesalahan Penulis WattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang