25

1.5K 300 0
                                    

Odelia datang lebih siang dari pada biasanya karena sungguhan diajak sarapan bubur ayam oleh Wildan. Masih ada lima belas menit sebelum bel masuk, Odelia memutuskan untuk mampir ke kelas Alino terlebih dahulu.

"Permisi, Alino nya ada ngga?" Tanya Odelia dari ambang pintu kepada siapapun di dalam kelas.

"Tadi kayaknya keluat sebenーnah itu,"

Tepat setelah teman Alino menunjuk belakang Odelia, suara yang familiar menyapa rungu gadis itu, "nyari gue?"

Odelia berjengit kaget ketika wajahnya menabrak dada Alino saat memutar tubuh.

"Ih ngagetin aja!" Omel Odelia. Alino masih menatap datar. "Gue minta maaf ya kalo udah diemin lo. Habis lo nya juga ngeselin sih! Mana pake nyandung sampe gue jatoh!? Harusnya lo yang minta maaf!"

Alino berusaha keras menahan tawanya dengan menggigit pipi bagian dalam. Gadis mungil di hadapannya kini sibuk mengomelinya dengan tingkah yang menggemaskan.

"Lo niat minta maaf apa ngomelin gue sih, Del?" Balas Alino yang langsung mendapat pelototan si gadis.

"Ya habis lo nya ngeselin!" Odelia memukul lengan Alino dengan brutal.

Tawa Alino pecah seketika. Dengan sabar ia menggenggam tangan Odelia yang memukulinya, lalu menatap gadis itu, "iya iya. Gue juga minta maaf ya. Ngga seharusnya gue bikin lo jatuh kayak kemarin."

Odelia yang diperlakukan seperti itu oleh Alino menjadi salah tingkah. Ia segera menarik tangannya dari genggaman Alino sebelum semuanya jadi berantakan.

"Btw, makasih ya boneka bebeknya, lucu. Makasih juga suratnya, ya walaupun isinya cringe banget."

"Lo suka?"

Odelia mengangguk

"Sekali lagi hbd ya, maaf ngga bisa ngerayain kayak sebelum-sebelumnya" ujar Alino tulus. Ia mengacak poni Odelia singkat.

Bel masuk berbunyi. Keduanya melangkah ke kelas masing-masing dengan perasaan lega.

Euphony | Kim Wonpil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang