Chapter One

1.7K 62 3
                                    

"Tuan Sesshomaru, lihat!! Ada pohon sakura!" kata seorang gadis remaja berlari melewati seorang siluman dengan rambut perak yang panjang, memliki garis megenta dikedua pipinya dan memiliki tanda bulan sabit di keningnya. Mata gadis itu sangat bersinar saat melihat pohon sakura tersebut, siluman itu hanya menatap tak acuh dan tetap pergi hampir meninggalkan gadis tersebut. "Tuan Sesshomaru!! Tunggu!!" teriak gadis tersebut
.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Sesshomaru, apa ada yang salah dengan pohon sakura tersebut? Jika boleh bertanya." kata siluman kecil yang membawa tongkat dua kepala yang lebih tinggi dari badannya. Sesshomaru terbangun dari lamunannya dan menatap pohon sakura dihadapannya, 'Sudah 300 tahun semenjak kejadian tersebut.' pikir Sesshomaru.

Sesshomaru melanjutkan melangkah tanpa menghiraukan siluman kecil dibelakangnya, "Tuan Sesshomaru, tunggu hamba!!" teriak Jaken, pelayan setia Sesshomaru. Jaken sulit mengikuti langkah tuannya tersebut dan beberapa kali terjatuh karena kecepatan langkah tuannya, dirinya menatap pohon sakura tersebut selama beberapa detik dan mengikuti tuannya yang sudah jauh didepannya.

Sesshomaru pergi melangkah dengan ingatan yang jelas dipikirannya, ingatan yang berasal dari 300 tahun yang lalu. Matanya melembut sesaat, lalu kembali datar. Gadis remaja yang selalu berada dipikirannya, setiap mengingatnya selalu membuat tatapan Sesshomaru menjadi lembut.

"Tuan Sesshomaru, sebentar lagi kita akan sampai di Edo. Apakah saya saja yang membawa kimono tersebut?" tanya Jaken. Ucapan Jaken membuat mata Sesshomaru menjadi datar seperti semula, Jaken selalu berhasil membuat Sesshomaru mengalihkan pikirannya dari gadis remaja tersebut.

"Jaken, kita akan terbang." Kata Sesshomaru. Tanpa aba-aba, Sesshomaru terbang dan untung saja Jaken berhasil menggapai moko-moko milik tuannya tersebut. Jaken tahu bahwa kadang tuannya itu selalu memikirkan seseorang, karena matanya kadang menjadi lembut. Sudah menjadi kebiasaan Jaken untuk selalu menyadarkan tuannya dari apa yang dipikirkannya, Jaken kadang curiga apa ada hubungannya dengan Rin. Semenjak kedatangan Rin, tuannya selalu lebih memperhatikan Rin dibandingkan dirinya yang sudah mengabdi kurang lebih dari 250 tahun.

Jaken hanya menangis dalam hati bahwa tuannya lebih mempedulikan anak manusia itu, tapi selalu menjadi pertanyaan didalam diri Jaken. Sesshomaru sendiri berusaha tidak memikirkan gadis yang ada dipikirannya itu, gadis itu mampu membuat Sesshomaru memiliki rasa bersalah.

Kagome yang sedang berusaha pulang dari kebun herbal melihat kakak iparnya terbang melewatinya, "Kakak ipar!!" teriak Kagome sambil melambai senyum. Tentu saja mendapatkan mata kesal dari Sesshomaru, "Dasar manusia tidak sopan!! Jangan panggil tuan Sesshomaru seperti itu!!" teriak Jaken.

Sesshomaru melihat disekitar desa tersebut dan melihat Rin membawa ember yang berisi tanaman herbal ke dalam rumah, "Rin." panggil Sesshomaru. Rin berbalik badan dan tersenyum melihat tuannya itu, "tuan Sesshomaru!!" girang Rin sambil berlari ke arahnya.
.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Sesshomaru!!" teriak gadis tersebut sambil berlari ke arah siluman anjing. Senyum diwajahnya tidak pudar walaupun tahu siluman tersebut tidak peduli sama sekali.
.
.
.
.
.
.
.
Kelakuan Rin membuat Sesshomaru teringat dengan gadis tersebut, untung saja Rin tidak menyadari bahwa matanya menjadi lebih lembut. "Tuan Sesshomaru, apa anda ingin mengunjungi Rin lagi?" tanya Rin dengan senyum polosnya. Sesshomaru memberikan kimono yang sejak tadi disimpannya, Rin tentu saja menerimanya dengan senang hati.

Kimono tersebut mengingatkan Sesshomaru pada gadis itu, karena tanpa sengaja memilih motif yang sama dipakai gadis remaja itu 300 tahun yang lalu.
Jaken mengetahui bahwa tuannya pasti memikirkan sesuatu, karena matanya lebih lembut. "Tuan Sesshomaru, kita harus pergi." kata Jaken, seperti biasa mampu mengalihkan pikiran Sesshomaru dari gadis itu.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang