Chapter Eleven

307 18 5
                                    

Shiro pergi ke tempat dimana pelayan-pelayan Naraku mati, "Mereka menjadi tidak berguna saat Naraku membuang mereka. Tenang saja, kau akan berguna untukku." kata Shiro mengambil sisa dari mayat mereka, kecuali Kagura. Beberapa hari kemudian, siluman bertubuh anak kecil berambut putih dengan berwajah datar terbangun, "Halo, Kanna. Akhirnya kau terbangun." kata Shiro dengan senyum kecil.

Kanna membuka matanya dan melihat seorang pria dengan senyum kecil diwajahnya, "Kanna? Itukah namaku?" tanya Kanna sedikit menunduk. Dirinya terbingung saat sadar bahwa dirinya memegang sebuah cermin bulat ditangannya, "Iya dan aku adalah majikanmu, namaku adalah Shiro. Cermin ditanganmu adalah bagian dari kekuatanmu." kata Shiro dengan senyum licik. 'Beruntungnya setelah melalui eksperimen, subjek tidak memiliki ingatan apapun, lebih mudah mengontrol mereka seperti ini. Sayangnya Kagura tidak memiliki tubuh lagi dan ternyata tidak semua pelayan Naraku bisa dibangkitkan. tidak apa-apa, yang terpenting mereka mampu mengulur waktu.' pikir Shiro dengan senyum licik diakhir pikirannya.

Sakura tiba-tiba merasakan dingin menjalar ditubuhnya, "Apa hanya aku saja atau tiba-tiba suhunya menjadi dingin?" tanya Sakura. Seperti biasa, tidak ada hari tanpa mulut Jaken yang berkicau bagaikan burung. Bedanya antara Jaken dan burung adalah suara Jaken yang merdu (merusak dunia) dan burung yang sungguh-sungguh merdu, "Bisakah kau diam?! Kau selalu saja mengeluh, tidak bisakah kau diam sesekali, hanyou?!" mulut Jaken tiba-tiba tertutup rapat saat mendapatkan tatapan tajam dari tuannya. Sesshomaru merasa sudah merasa diambang batas saat mendengar ucapan Jaken, "Jaken. Mulai dari sekarang hormati dia dengan benar. Jika Sesshomaru ini mendengar mulutmu berbicara seperti itu, kau tau akibatnya." kata Sesshomaru sambil menatap tajam Jaken yang mengangguk dengan cepat.

Sakura mengulurkan lidahnya ke Jaken dan berlari kecil ke arah Sesshomaru, "Terima kasih sudah membuat dia diam." kata Sakura berjalan berdampingan dengan Sesshomaru. Malam pun tiba, Kanna berjalan ke arah desa dan berhenti di tepi desa.
.
.
.
.
.
.
.
"Kanna, pergilah ke desa dan ambillah beberapa jiwa manusia. Aku butuh untuk membangkitkan mereka berdua." kata Shiro menunjuk ke dua manusia yang memiliki daging dan kulit, tapi tidak memiliki jiwa untuk hidup.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kanna mengarahkan cerminnya ke depan dan jiwa-jiwa manusia itu sedikit demi sedikit masuk kedalam cermin, merasa cukup dengan jiwa yang dia punya, dirinya pergi kembali ke Shiro tanpa menyadari bahwa ada sepasang mata yang melihatnya.

Keesokkan harinya, rumor tentang kematian mendadak beberapa warga di suatu desa terdengar sampai ke desa Edo, "Menurutmu apa yang terjadi, Miroku-sama?" tanya Kagome. Miroku berpikir sesaat dan menatap Kagome dengan tatapan serius, "Aku dengar, bahwa yang melakukannya adalah siluman bertubuh anak kecil berambut putih dengan cermin bulat ditangannya." kata Miroku masih berwajah serius. Sango yang mengendong anak ketiganya sambil berjemur pakaian menatap serius ke arah mereka.

"Tidak mungkin Kanna hidup kembali begitu saja." kata Inuyasha yang sedang bermain dengan si kembar. Kaede datang masuk kedalam pembicaraan dengan beberapa tanaman herbal didalam keranjang, "Tapi Sakura bangkit dari kematian, kan? Bukankah dia hidup 300 tahun yang lalu?" tanya Kaede. Pertanyaan Kaede membuat mereka berpikir dua kali tentang pendapat dalam pikiran mereka, "Kalau begitu, Kanna hidup kembali? Berarti, apakah Naraku masih hidup?" tanya Sango.

Kagome menegakkan kepalanya dan berdiri dari duduknya saat mendengar pertanyaan Sango, "Tidak mungkin! Aku dan Inuyasha memastikan dia mati! Bahkan dia sudah tidak punya tubuh untuk hidup!" kata Kagome dengan nada serius dan sedikit panik.

"Tuan Sesshomaru, saya mendengar rumor aneh dari desa manusia." kata Jaken menatap tuannya yang masih berjalan, "Rumor berkata bahwa siluman anak kecil berambut putih dengan membawa cermin bulat di tangannya mengambil beberapa jiwa manusia dari desa. Siluman yang mereka sebut, bukankah itu..." Jaken tidak melanjutkan perkataannya karena tahu siapa siluman itu.

"Hmp. Naraku mati beserta pelayannya, apakah kau percaya bahwa mereka bangkit dari kematian setelah tiga tahun berlalu, Jaken?" tanya Sesshomaru yang masih berwajah datar. Jaken mengucapkan tidak mungkin beberapa kali kepada tuannya. Tanpa Jaken tahu, Sesshomaru curiga tentang kejadian itu, 'Apa mungkin dia menbangkitkannya?' pikir Sesshomaru. Sementara itu, Shiro tersenyum puas saat dua manusia terbangun dari tidurnya.

'Berhasil! Tidak seperti Sakura, mereka memakai jiwa manusia hidup. Sekarang, memastikan apakah mereka ingat atau tidak.' pikir Shiro. Dua manusia itu menyentuh kepalanya dan mengeluh pusing, lalu mereka melihat seorang pria dengan senyum diwajahnya, "Halo Bakotsu, Jakotsu." kata Shiro yang masih tersenyum. Mereka menatap pria itu dengan tatapan bingung, "Itulah nama kalian dan aku adalah majikan kalian, namaku adalah Shiro. Ingat itu baik-baik." kata Shiro yang masih tersenyum. Dalam pikirannya, dia tersenyum kemenangan saat mereka tidak memiliki ingatan apapun.

"Kanna, kirim pengintai dan awasi pergerakan siluman yang bernama Sesshomaru." kata Shiro. Lalu dia melanjutkan, "Dia berambut perak putih dengan dua garis magenta di kedua pipinya, lalu bertanda bulan sabit di keningnya dan bermata emas. Jangan salah orang, dia ditemani dengan kappa kerdil hijau dengan naga berkepala dua dan seorang wanita." lanjutnya. Kanna mengangguk dan pergi menghilang dari hadapannya. Shiro tersenyum miring dan menatap kembali mereka berdua, "Untuk kalian, sebaiknya latihan untuk berhadapan dengannya." kata Shiro sambil mengambil senjata mereka. Shiro menyerahkan pedang mereka dan menunjuk ke arah keluar, mereka mengerti dan pergi menghilang dari hadapannya. 'Beruntungnya alam bawah sadar mereka ingat cara menggunakan kekuatan mereka atau aku akan repot.' pikir Shiro.

Sedikit berbeda dengan Naraku, hewan pengintai Shiro adalah lebah tapi seperti lebah biasa. Sengaja, supaya Sesshomaru tidak curiga. Kanna menunjukkan cerminnya ke Shiro, tentu saja Shiro langsung tersenyum miring. "Aku benci melakukan hal yang sama seperti Naraku, tapi idenya cukup bagus." kata Shiro sambil melihat Sakura sedang makan ikan ditepi sungai bersama Jaken dan Ah-Un.

Sesshomaru seperti biasa hanya menatap mereka makan, kadang Sakura ragu apakah Sesshomaru bisa makan, "Sesshomaru, apakah kamu tidak lapar? Aku belum pernah melihatmu makan." kata Sakura sambil makan ikan. Bukan Sesshomaru yang menjawabnya, "Makanan tuan Sesshomaru tidak seperti manusia." kata Jaken yang juga makan ikan. Tapi hatinya juga kadang bertanya, hanya saja disimpan dalam hati. Sakura tidak menyerah dan tetap bertanya, "Tapi Jaken bisa makan makanan manusia, lalu mengapa Sesshomaru berbeda?" tanya Sakura masih belum menyerah.

"Sesshomaru ini bisa memakannya, tapi aku memilih untuk tidak melakukannya. Sesshomaru ini bisa bertahan tanpa makanan." kata Sesshomaru. Sakura mengangguk dan tetap makan. Akan tetapi, tiba-tiba ikan yang Sakura makan menjadi beku dan suhu disekitar mereka menjadi lebih dingin, "Apa yang terjadi?!" tanya Jaken panik. Sakura sendiri juga panik, tapi itu malah memperburuk keadaan, "Sakura. Tenangkan dirimu, bayangkan sungai mengalir dalam pikiranmu." kata Sesshomaru memeluk Sakura.

Tiba-tiba keadaan menjadi tenang dan suhunya kembali hangat, "Apa yang baru saja terjadi!?" tanya Sakura bingung panik. Sesshomaru melonggarkan pelukannya dan menatap Sakura,"Kau adalah hanyou dari yuki-onna." kata Sesshomaru setelah melihat apa yang terjadi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuki-Onna dalam bahasa jepang yang artinya wanita salju. Yuki-Onna adalah siluman wanita yang berasal dari jepang. Kalau kulihat anime-anime jepang sih, yuki-onna punya kekuatan salju. Jadi aku buat Sakura yuki-onna hanyou

maaf kalau lambat, habisnya sedikit yang membaca dan sedikit yang ngevote

vote and comment

vote dan comment kalian itu tenaga bagiku untuk melanjutkan ceritanya dan aku serius.😊

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang