Chapter Nine

330 15 1
                                    

"Beberapa orang,
terkadang,
tidak pernah pergi darimu
...
bahkan,
setelah mereka tidak lagi bersamamu"
~In A Dream, episode 15 season 3

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Bagaimana tidur kalian?" tanya Inukimi dengan senyum diwajahnya. Inukimi sadar bahwa putranya pergi mencari siluman yang muncul dihalaman istananya tadi malam, "Dimana Sesshomaru?" tanya Sakura. Inukimi membuka kipasnya lalu menutup sebagian wajahnya, dirinya tersenyum saat Sakura menanyakan keberadaan putra berwajah batu itu, "Kenapa kau bertanya? Setahuku kau benci dengannya." kata Inukimi.

"Nyonya Inukimi, kami berterima kasih atas kebaikan anda. Akan tetapi, kami kemari untuk mengetahui tentang nona Sakura." kata Miroku, membuat Sakura menutup mulutnya yang sempat terbuka sedikit. Myoga berkeringat dingin saat mengingat kejadian tadi malam, saat Sesshomaru bersungguh-sungguh ingin membunuhnya. "Kutu tua. Aku sarankan untuk tidak bicara lagi tentang masa lalu Sakura dan Sesshomaru." kata Inukimi, tubuh Myoga bergetar dan Inuyasha tidak heran sama sekali, "I-Iya, nyonya Inukimi." kata Myoga yang bertengger di bahu Inuyasha seperti biasa.

"Saya merasa tersentuh saat anda memutuskan untuk mencari saya." kata Shiro dengan senyum lebar yang penuh kelicikan. Sesshomaru menatap tajam dan memutuskan untuk membiarkan siluman tersebut berbicara, "Kenapa anda memberi kesan bahwa anda tidak suka dengan perbuatan saya? Saya menghidupkan Sakura, walaupun sebagai hanyou. Setidaknya dia hidup dan akan memiliki umur yang panjang. Kenapa anda tidak suka?" lanjutnya.

Sesshomaru mendengus mendengar perkataan siluman didepannya, "Apa yang Sesshomaru ini sukai, bukanlah urusanmu! Seharusnya Sesshomaru ini tahu bahwa kau mengikuti cara Naraku untuk membunuhku." kata Sesshomaru.

Shiro tertawa dan menatap siluman anjing berambut perak dengan bulan sabit dikeningnya, "Jangan samakan aku dengan hanyou gagal itu!" kata Shiro berhenti tertawa. "Aku tidak butuh sikon no tama untuk memperkuat diri." lanjutnya dengan nada sombong. Sesshomaru masih diam ditempat menatap siluman yang mungkin setua ayahnya, "Tidak. Kau butuh orang lain untuk membunuh. Sama seperti Naraku." kata Sesshomaru dengan nada datarnya.

Shiro tersenyum licik, "Bukankah anda membiarkan anak kecil itu mengikuti anda karena teringat Sakura? Siapa namanya?.......Oh, Rin." kata Shiro. Sesshomaru sekarang sedikit menyesali membiarkan siluman didepannya berbicara. Sesshomaru menyentuh gagang bakusaiga dan menariknya dari sarungnya, Shiro menarik pedangnya dan menahan serangan Sesshomaru, "Ada apa, tuan Sesshomaru? Apakah anda tersinggung?" tanya Shiro dengan nada mengejek. Sesshomaru tidak berhenti menyerangnya.

Clang...clang....clang....suara besi menyentuh dengan kecepatan tinggi terdengar dikedua telinga para siluman tersebut. "Bakusaiga!!" teriak Sesshomaru. Setelah meneriaki nama pedangnya, cahaya hijau muncul dari pedangnya dan menghancurkan daratan disekitarnya. Shiro sedikit panik dan menghindar dengan jarak cukup jauh, "Bakusaiga. Pedang yang menghancurkan benda disekililingnya dan tidak akan kembali beregenerasi, pedang yang cukup menakutkan." kata Shiro yang di akhiri dengan senyum licik. Sesshomaru berlari dengan kecepatan penuh ke arah Shiro dan menangkat pedangnya ke arah Shiro, tentu saja Shiro bisa menahan serangannya. Sementara Shiro menahan pedang Sesshomaru dengan kedua tangannya, tangan kanan Sesshomaru mengeluarkan cahaya hijau dan menusuknya tepat dijantung Shiro.

Shiro muntah darah dan mengangkat pedangnya untuk membuat Sesshomaru mundur, "Kau masih hidup setelah menerima cakar beracun Sesshomaru ini?" tanya Sesshomaru dengan nada datar. Shiro diam-diam mengutuk dirinya sendiri, 'Seharusnya aku bisa menghindar dari cakar beracunnya!!' pikir Shiro. Tidak ingin membuang waktu, Sesshomaru mengangkat pedangnya sambil berlari dan membelah dua Shiro. Akan tetapi, yang dia belah adalah bayangan Shiro, "Sampai lain waktu, tuan Sesshomaru." kata Shiro yang terbang di atas Sesshomaru dan menghilang diantara awan-awan.

"Sudah kukatakan apa yang kukatakan. Sisanya kalian harus cari sendiri." kata Inukimi menatap dua manusia dan satu hanyou didepannya. Inuyasha ingin rasa mengeluarkan jurus andalannya ke arah ibu Sesshomaru, 'Aku mengerti kenapa sifat Sesshomaru seperti itu.' pikir Inuyasha yang berusaha mengeluarkan tessaiga dari sarungnya. Kagome berusaha menahan emosi Inuyasha, "Nyonya Inukimi, kami berterima kasih." kata Kagome canggung. Setelah mengatakannya, mereka pamit lalu pergi terbang.

Disaat bersamaan, Sesshomaru datang dan menatap ibu nya. "Mereka sudah pergi." kata Inukimi menjawab pertanyaan yang tidak diutarakan. Tanpa basa-basi, Sesshomaru pergi menyusul. Sementara itu, Shiro sedang berusaha menghilangkan racun dari tubuhnya. 'Kau tidak akan tahu bagaimana caramu mati! Tapi tenang saja tuan Sesshomaru, akan kupastikan...kau akan mati bersama orang yang kau sayangi.' pikir Shiro dengan mata dendamnya.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan? Ternyata ibu Sesshomaru tidak mengetahuinya." kata Miroku menatap anggota kelompoknya. Kagome berpikir sesaat, lalu tersenyum kepada Sakura, "Setidaknya kita mengetahui masa lalu mereka. Apa sekarang sudah jelas antara kau dan kakak ipar?" tanya Kagome kepada Sakura yang sebenarnya melamun sejak pergi dari istana awan. Inuyasha menepuk pundaknya dan itu membuat Sakura terkejut, "Ahh....iya. Tapi masih ada yang harus aku tanyakan lagi agar lebih jelas, hanya saja dia tidak ada disana saat kita pergi." kata Sakura yang anehnya memancarkan kesedihan dimatanya. Tiba-tiba ada suara familiar diteliga mereka, "Siapa 'dia' yang kau bicarakan, Sakura?" Sesshomaru muncul, lalu menatap Sakura. Inuyasha hanya menguap bosan, "Kapan kita akan jalan? Sambil berjalan saja kalau mau bicara." kata Inuyasha, beberapa detik kemudian Inuyasha ditemukan ditanah yang terbentuk akibat dirinya, "Jangan seperti itu Inuyasha." kata Kagome setelah mengucapkan mantra 'osuwari' pada Inuyasha.

"Masih banyak yang kubicarakan kemana saja kau?" tanya Sakura mengabaikan Inuyasha dan Kagome. Entah kalian sadar atau tidak, Myoga berada dipundak Miroku setelah mereka pergi dari istana awan. "Ayo." kata singkat itu mengunci takdir mereka berdua. Sakura mengangguk dan melambaikan tangannya ke mereka sebagai ucapan perpisahan, "Nanti kunjungi kami ya!!" teriak Kagome saat Sakura menjauh dari mereka.

"Karena aku tidak lagi berguna. Aku akan pergi ke tempat Totosai." kata Myoga sambil melompat ke sapi bermata tiga itu. Mereka bertiga hanya menonton Myoga pergi terbang dan melanjutkan lagi perjalanan yang sempat tertunda.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat menuaikan ibadah puasa bagi beragama muslim

maaf telat banget updatenya dan maaf pendek

vote and comment

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang