Chapter Two

912 46 0
                                    

Sesshomaru berjalan diantara pohon-pohon yang menjulang tinggi, bahkan saat berjalan sekalipun sangat elegan dan menunjukkan kekuatannya. Sinar matahari menyinari wajah siluman tersebut, jika tidak mengetahui siapa siluman tersebut pasti dikira mahluk yang paling tampan.

Hanya saja semua manusia pada jaman itu tahu siapa tuan dari wilayah barat tersebut, dibelakangnya ada seorang siluman kecil yang selalu mengikutinya. 'Tuanku, sebenarnya apa yang anda pikirkan? Selama aku mengabdi, aku tidak pernah mengetahui mengapa mata anda melembut beberapa saat. Akan tetapi, hal itu semakin sering saat anda mengenal Rin.' pikir Jaken.

Jaken tahu bahwa tuannya sekarang ini sedang memikirkan sesuatu entah apa itu, tapi pasti mata tuannya mengandung perasaan sayang seperti melihat ke arah Rin dan perasaan bersalah. Sedikit Jaken tahu, Sesshomaru sedang mengingat gadis yang selalu berada dalam pikirannya.
.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Sesshomaru, disekitar sini ada sungai, mari kita istrirahat." kata gadis tersebut dengan senyum diwajahnya. Walaupun Sesshomaru tidak peduli, dia tetap beristirahat didekat tepi sungai. Bagi gadis itu lebih dari cukup, walapun tuannya tidak terlalu mempedulikannya. Saat Sesshomaru duduk didekat pohon, gadis itu berusaha menangkap ikan.

Plashh.....ikan tersebut berhasil lepas dari genggamannya dan kembali berenang, tapi gadis itu tidak patah semangat. Gadis itu tetap berusaha sampai dia menangkap satu ekor ikan yang cukup besar, "Tuan Sesshomaru!! Lihat ikan yang Sakura tangkap!!" girang gadis yang bernama Sakura  tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
'Sakura.' pikir Sesshomaru, nama tersebut selalu dalam pikirannya. Hanya saja, Sesshomaru selalu berusaha mengurung nama itu didalam pikirannya yang terdalam. Nama itu membuat Sesshomaru kehilangan konsentrasi, walaupun begitu tetap saja selalu dipikirkannya.

Jaken hanya bisa melirik tuannya, 'Kenapa anda tidak cerita saja pada hamba setiamu ini? Saya, Jaken pasti akan menyelesaikan semua masalah tuan.' pikir Jaken menangis dalam hati. Tiba-tiba Jaken memiliki ide untuk mengalihkan pikiran tuannya, "Tuan, sudah lebih dari 1 bulan kita tidak mengunjungi Rin. Mungkin alangkah baiknya kita pergi mengunjunginya, hadiah apa yang anda inginkan untuk Rin? Jaken ini pasti akan membawanya." kata Jaken.

Mendengar perkataan Jaken, pikiran Sesshomaru teralihkan. Sesshomaru berhenti dan menatap pengikutnya, "Jaken, bawakan buah persik saat mendekati desa Rin." kata Sesshomaru. Jaken bangga dengan dirinya sendiri, mampu mengalihkan pikiran tuannya. Dahulu sedikit sulit, tapi adanya Rin menjadi alasan yang sempurna.

Sementara itu, grup Inuyasha sedang dalam perjalanan arah yang sama dengan Sesshomaru. "Berapa lama wanita ini akan bangun!?" tanya Inuyasha kesal. Miroku menggelangkan kepalanya atas kelakuan Inuyasha, "Nah...nah...Inuyasha, jangan banyak mengeluh. Kita bisa tanya pada nyonya Kaede atau nona Kagome, mereka pasti tahu mengapa wanita ini tidak bangun dari tidurnya." kata Miroku.

Inuyasha hanya bisa mengalah, tiba-tiba aroma kakak tirinya tercium dihidung Inuyasha, "Sesshomaru sedang dalam perjalanan ke arah desa, aku bisa mencium aromanya. Ayo!! Kita harus cepat!!" seru Inuyasha.
Miroku yang duduk paling belakang dipunggung Kirara hanya bisa berpegangan pada Kohaku yang berada didepan, sedangkan wanita tersebut berada dalam gendongan Inuyasha.

"Mou...berapa lama Inuyasha dan Miroku pergi? Ini sudah lebih dari 1 bulan, bahkan mendekati 2 bulan." ngeluh Kagome. Sango yang sedang menjemur pakaian sambil menggendong anaknya dipunggungnya tersenyum mendengar keluhan sahabatnya, "Aku yakin mereka dalam perjalanan kemari, Kagome." kata Sango.

Kagome menghela napas dan melihat bayi laki-laki Sango, "Ne..Sango, aku ingin menggendong anakmu." kata Kagome dengan senyum. Sango memberikan anaknya ke gendongan miko tersebut, akan tetapi mereka berdua melihat bayangan yang seperti figur Sesshomaru. "Ternyata sungguh Sesshomaru, aku rasa dia sedang mengunjungi Rin." kata Sango, Kagome hanya mengangguk setuju atas perkataan Sango.

Beberapa saat kemudian, datanglah Rin dengan tumpukan buah persik ditangannya. "Ne..Rin, apakah itu dari Sesshomaru?" tanya Kagome sambil bermain dengan bayi laki-laki Sango. Rin mengangguk dengan ceria dan menaruh buah tersebut di kursi kayu panjang yang sedang Kagome duduki, "Ayo, kita makan bersama." kata Rin.

Tidak lama kemudian, datanglah Inuyasha dengan meneriaki nama Kagome. "Astaga, Inuyasha. Tidak perlu kau teriaki, aku bisa mendengarmu dari jauh walau aku bukan siluman." kata Kagome sambil menyerahkan bayi ke Sango. "Apakah Sesshomaru datang kemari?" tanya Inuyasha, Kagome dengan santainya menganggukkan kepalanya sambil memakan buah persik.

"Miroku, siapa yang berada dipunggung Inuyasha?" tanya Sango menyadari adanya wanita tersebut. Kagome baru sadar dan memberi tatapan kesal, "Wanita ini kami temukan di gua saat melakukan pekerjaan, karena kepala desa tidak mengetahui siapa dirinya, jadi kami membawanya kemari. Tapi dia belum bangun sampai sekarang, apakah anda tau mengapa nona Kagome?" tanya Miroku.

Kagome melangkah ke arah Inuyasha dan melihat wanita tersebut, "Aku rasa dia koma." kata Kagome. Yang mendengar kata tersebut sedikit bingung, "Koma adalah tidur yang sangat lama, biasanya beberapa hari atau sampai beberapa bulan. Ada juga sampai bertahun-tahun, biasanya karena kecelakaan atau semacamnya." lanjutnya. Yang lain menganggukkan kepalanya dan membawa wanita tersebut ke rumah Kaede.

"Jadi kalian menemukannya disana?" tanya Kaede. Miroku dan Kohaku mengangguk, Kaede berpikir sesaat. "Oh iya, Inuyasha, bukankah kau bertanya tentang Sesshomaru? Kenapa kau sepertinya ingin bertemu dengannya?" tanya Kagome.

Inuyasha menatap istrinya tersebut dan menoleh ke arah lain, "Wanita ini memiliki aroma Sesshomaru, sedikit tapi ada. Sepertinya sudah sangat lama, karena aromanya hampir hilang. Jadi aku ingin bertanya padanya, tapi dia sudah pergi terdahulu." jelas inuyasha. Kaede semakin berpikir dengan keras, "Bagaimana kalau kita menunggu dia bangun? Jika dia tidak bangun, maka kita bisa bertanya pada Sesshomaru pada saat mengunjungi Rin." kata Sango.

Sementara itu, Sesshomaru berjalan ke wilayah barat. Tiba-tiba Sesshomaru berhenti berjalan, membuat Jaken menabrak kakinya. "Ada apa tuanku? Apa ada masalah?" tanya Jaken, Sesshomaru bahkan tidak mendengar ucapan Jaken. Dirinya terlalu sibuk menghirup aroma disekitarnya, 'Tidak mungkin!!' pikir Sesshomaru. Setelah berdebat dengan diri sendiri, pada akhirnya Sesshomaru memutuskan mengikuti aroma tersebut.

Dirumah Kaede, wanita itu mulai bangun dari tidurnya. Semua orang yang melihatnya langsung memancarkan kesenangan, "Dimana ini?" tanya wanita tersebut. Kaede memperbaiki cara duduknya dan mengambil teh yang sudah dia siapkan, "Kau dirumahku. Minumlah." kata Kaede sambil menyerahkan teh ditangannya.

Wanita itu menerimanya dan mulai meminumnya, "Terima kasih." kata wanita tersebut. Kagome maju perlahan, mendekati wanita tersebut, "Ne...siapa namamu?" tanya kagome. Wanita itu menatap miko tersebut dan mulai tersenyum, "Namaku adalah Sakura." kata wanita tersebut.

Sesshomaru mengerutkan keningnya, aroma yang dia ikuti membuat dia kembali ke desa Rin tinggali. "Tuan, mengapa kita kembali kesini?" tanya Jaken. Sesshomaru ingin kembali ke hutan, akan tetapi dirinya mendengar suara yang sudah lama dia dengar, "Namaku adalah Sakura.".

Dengan cepat membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah suara tersebut, Jaken sendiri sedikit bingung dengan kelakuan tuannya. Anehnya bagi Sesshomaru, suara dan aromanya tertuju ke rumah miko tua tersebut.

Semua orang yang berada didalam terkejut melihat Sesshomaru yang masuk begitu saja, "Oi...apa yang kau lakukan, hah?!" tanya Inuyasha kesal. Tapi seakan pendengaran dan fungsi otaknya berhenti, penglihatannya hanya tertuju pada satu orang saja,

"Sakura."

•••••••
vote and comment ya
ini cerita yang baru saja aku buat
semoga suka😊

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang