Bab 3 = Penduduk Desa

384 103 2
                                    

The Villagers
Lee Jeno

Kami duduk kembali setelah Sunwoo mengatakan bahwa Renjun masih berada di kamar mandi bersama Hyunjae. Saat ini semuanya terdiam dan bahkan satu rintikan hujanpun bisa terdengar karena hening.

"Jadi, Jeno bukan?" ada orang yang menyapaku di belakang. Pria itu tinggi dan juga tampan. Kurasa pria ini yang paling tampan di desa brengsek ini.

"Iya," jawabku singkat, jelas, dan padat.

"Namaku Juyeon. Dan kurasa kita bisa jadi teman dekat." jelas Juyeon yang ingin bersalaman denganku. Aku tidak membalas salamanya. Aku bahkan tidak ingin makan ataupun minum.

"Gua Jaemin," jelas Jaemin. Juyeon menatapnya seakan dia bukan orang. Bahkan dia memutar bola matanya ketika Jaemin memperkenalkan dirinya.

"Apa yang sedang kau lakukan Jeno?" tanyanya. Jaemin dan aku heran, Juyeon memang sekejam ini dengan tamu terdekat mereka.

"Jangan ganggu dia Juyeon. Dia sedang menunggu temanya," ucap Sunwoo. Dia kemudian tersenyum kepadaku. Aku membalasnya dengan tatapan ngeri.

Apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Dimana bang Sangyeon kok ga keliatan sama sekali ya." ucap Haechan panik.

"Renjun juga ga balik." sambungku. Kepanikan kami ini dibalas dengan tawa yang super luar biasa seram oleh Sunwoo. Pria berambut merah.

"Mereka tidak mungkin balik. Kalian mungkin percaya setelah liat bukti dengan mata kalian sendiri."

"ANJING LU!?" Teriak Haechan. Dia berlari pergi meninggalkan aku dan Jaemin berdua. Tidak ada yang melarangnya pergi. Sedangkan aku.....

"Tell me about yourself Jeno," ucap seseorang lagi yang kurasa hanya bisa berbahasa Inggris.

"I'm Jeno and I'm A Man."

"Sure you do," ucapnya. Dia menyeruputi herbal mereka dan meneguknya dalam satu tegukan. Di dalam pikiranku, aku harus percaya bahwa mereka bukan vampir melainkan orang yang suka meminum darah karena tidak mungkin itu bukan darah.

"Nice to meet you, I'm Kevin." dia ingin bersalaman denganku. Aku ingin sekali menyusul Haechan ataupun Renjun. Tapi, aku ditahan oleh mereka yang ingin berkenalan denganku.

Aku tidak membalas salaman ataupun sapaan dari Kevin. Sial, biasanya dikeadaan genting seperti ini aku meminum minumanku. Kali ini aku harus menahanya dengan mengusap wajahku.

"Listen,he's a little bit puzzled tonight. Can you give him a minute?" kata Sunwoo. Damn, bahkan pria ini bisa berbahasa Inggris. Kevin mengangguk. Jujur aku tidak begitu mengerti bahasa Inggris. Jadi aku tidak mengerti ucapan Sunwoo barusan.

"AAAAAAAAA!" kami mendengar teriakan Haechan yang tak jauh dari daerah ini. Aku dan Jaemin bergegas kesana. Orang orang yang menyapaku mengikutiku kemana aku pergi. Bahkan Sunwoo si pria berambut merah tersebut.

"Lu dimana Chan?" teriaku kepada Haechan yang masih belum ketemu.

"Temanmu ga mungkin kembali. Saya bisa jamin itu." ucap Sunwoo dari belakang.

"Jelaskan kenapa gua harus percaya sama lu?" jelasku. Bisa saja pria ini menggertakku agar kami tidak pergi. Atau mungkin mereka perampok yang ingin mencuri mobil kami.

"Karena teman saya juga ga pernah kembali."

The Dreams Inferno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang