We The People
Lee Jeno"Hwall." Ucapku begitu Younghoon menceritakan bagaimana ciri ciri orang yang selamat dari desa ini.
Pantas saja dia memberikan buku itu kepada Jaemin dan membuat alasan yang bisa di percaya oleh Jaemin. Aku menceritakan kegiatanku kepadanya bahwa kami ingin ke danau dengan alasan liburan menghabiskan masa libur semester.
Dan aku mengajak Hwall. Tetapi dia menolak dengan alasan bahwa dia harus menemani pacarnya. Aku mempercayainya. Aku juga tidak tau bagaimana asal usul pensil runcing ini berada di sakuku.
Aku kemudian melihat kembali dengan detail pensil tersebut. Ternyata pensil ini ada inisial H di ujung kiri. Sudah pasti ini Hwall karena tidak mungkin Hyunjin si pria yang selalu mengutamakan pena daripada pensil.
Sialan kau Hwall, kenapa dia tidak cerita bahwa di perlintasan ini ada desa yang penuh dengan vampir yang haus.
"Jadi, kenapa anda tidak menyerang saya?." Ucapku. Aku takut orang ini membohongiku dan akhirnya aku akan dijadikan santapan dengan mereka.
"Karena aku tidak ingin Sunwoo berkuasa. Dia membuat vampir dipandang buruk oleh orang-orang." Jelas Younghoon.
"Tapi itu ga benar, loh. Kok anda bisa ngerti bahasa saya?." Tanyaku. Bukankah pertama kali kami kenalan dibantu oleh Eric. Pria ini sangat hebat jika dia bilang dia mempelajarinya selama berberapa jam.
"Kalian terlalu bodoh untuk menyadarinya. Baiklah, lanjutkan pernyataanmu." Awalnya aku tidak ingat dimana aku bercerita. Karena melihat wajah Younghoon, aku jadi teringat lagi bahwa aku membicarakan tentang vampir.
"Edward Twilight disukai banyak cewe cewe kok. Sampai banyak yang mau sama dia." Jelasku. Dia memang digemari banyak wanita karena dia vampir. Sialan kalian, tidakkah kalian sadar bahwa vampir itu menyeramkan.
"Aku tidak tau itu. Yang penting, kau harus melintasi garis merah yang sudah di kelilingi oleh tanaman vervain. Bersembunyilah disana sampai matahari ber..."
Sling!!
Kepala Younghoon putus dan jatuh menggelendeng kearahku. Aku melihat wajah Sunwoo dengan mata merahnya serta taring gigi yang luar biasa menyeramkan.
"Saya ga punya halangan lagi, halo lagi Jeno." Ucapnya. Aku ingin berlari dan ternyata ada berberapa vampir yang mendatangiku. Mereka Kevin, Juyeon, Hyunjae, Dan Eric.
Aku tidak bisa kemana mana lagi. Habislah hidupku.
Kumohon Hwall berilah sesuatu yang ada di kantong sakuku atau tidak yang ada di dalam sepatuku meskipun tidak ada yang terasa janggal disana.
"Saya minta maaf sebesar besarnya, tapi saya masih mau jadi manusia." Ucapku. Mereka tidak mendengarkanku. Bahkan mereka semakin lama semakin mendekatiku.
Sebelum kepala Younghoon dipenggal oleh Sunwoo, aku mengingat bahwa aku harus berlari menuju garis merah yang di kelilingi tanaman vervain.
Garis merah itu berada di dekat mobilku. Dan sekarang aku tersesat. Aku tidak bisa melakukan apa apa sekarang. Terimalah nasibmu Jeno. Tuhan tidak menolongmu karena kau terlalu banyak berbuat dosa.
Aku juga mengingat bahwa membunuh vampir dengan memenggal kepalanya hanya membuat mereka tidak sadar. Apakah cara membangunkan Younghoon dengan menyatukan kepalanya ke tubuhnya. Sungguh aku tidak tau.
"Maaf, tapi saya masih ingin menjadi manusia. Mohon ampunkan saya." Ucapku sambil berlutut. Mereka semua tertawa mendengar ocehanku. Sejenak aku lupa bahwa aku mempunyai senjata yang mematikan bagi mereka.
"Saya pernah juga kaya kamu. Tapi saya ga berhasil dan disinilah saya." Jelas Sunwoo. Aku menelan ludahku karena takut dengan mereka semua.
Vampir tidak semenarik yang ada di film seperti Twilight. Aku benar benar membenci Edward Cullen.
Tap tap tap tap
Kami semua mendengar suara hentakan kaki. Semua para vampir terlihat panik ketika mendengar suara hentakan kaki yang semakin lama semakin mendekat.
Sunwoo kemudian berdiri disampingku yang membuatku merinding apa yang akan dilakukanya padaku.
"Bersikap normal." Ucapnya.
"Body Younghoon gaes!." Bentak Eric. Lantas keempat itu mengangkut badan Younghoon dan kepalanya. Mereka membedakan letak penyembunyian badan dan kepala Younghoon. Kurasa filosopiku tentang menyatukan kembali kepala dan badanya memang benar.
Semuanya berdiri di belakangku. Sunwoo juga merangkulku. Apa sebenarnya yang terjadi.
"Oh hay, tak kusangka kalian disini" ujar Sangyeon sembari membawa berberapa ban yang baru serta minuman. Sunwoo berbisik di telingaku.
"Bicara dengan formal berengsek."
"Kami sedang bermain petak umpet." Ucapku asal. Mereka para vampir melihatku aneh. Tapi, kenapa aku harus menutupi apa yang mereka perbuat.
"Kalian cepat akrab. Bannya sudah kubeli. Tidak ada di desa kami. Maaf membuat kalian menunggu, dimana teman temanmu?." Tanya Sangyeon.
"Dijadikan daging dan minuman." Jawabku langsung yang mendapat cengkraman yang kuat dari Sunwoo.
"Maksudku mereka makan daging dan minuman." Ucapku menyalahkan kalimatku yang benar. Sangyeon melihat kami semua tersenyum palsu namun sepertinya dia percaya.
"Akan kusuruh orang-orangku untuk mengganti ban mobil kalian."
"Oh tidak, biar saya saja. Saya senang sekali mengganti ban mobil." Sepertinya Sangyeon tidak tau bahwa aku meminta pertolongan kepadanya agar aku dijauhkan dengan vampir.
"Kami semua akan bantu Jeno." Ucap Hyunjae. Ah sial, si brengsek itu pandai mencari alasan.
"Baiklah, kalian boleh membantu Jeno mengganti bannya. Ini minuman buatmu." Sangyeon memberikan satu botol minuman tersebut. Sungguh aku tidak ingin meminumnya.
Tapi aku ingin sekali mengerjai mereka yang ingin memakanku. Jadi aku secara sengaja pura pura tidak sengaja bahwa aku menumpahkan minuman tersebut.
"AAAARKHHHH." Teriak Juyeon. Bukankah terkena air biasanya marah bukan kesakitan. Apa yang terjadi dengan......Oohh aku mengerti.
Aku menyiramkanya kepada Sunwoo dan menyirami mereka yang mengelilingiku. Aku berlari sembarang arah meninggalkan Sangyeon yang sedang kebingungan.
Air ini air suci. Bagaimana bisa Sangyeon memberikan air suci ini kepadaku.
"OH IYA, ITU PEMBERIAN YOUNGHOON TADI. AKU LUPA MEMBERIKANYA." Teriak Sangyeon.
Meskipun badan dan kepalanya terpisah, dia tetap bisa melindungiku. Terima kasih Younghoon. Ketika semua ini selesai, aku akan menyatukan lehermu ke kepalamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dreams Inferno ✔️
HorrorKe empat remaja dimana ban mobil mereka bocor yang membuat mereka bertemu dengan sebuah desa. Mereka di beri bala bantuan kepada desa desanya. Tapi, yang keempat remaja itu tidak tau. Desa itu penuh dengan vampir. Caution : Cerita ini agak sadis ata...