Bab 8 = Doa Perlindungan

302 89 19
                                    

We Pray to God
Lee Jeno

Aku dan Jaemin berlari jauh agar mereka tidak bisa mengejar kami. Namun, ketakutan terbesarku datang lagi. Kami melewati kuburan lainya. Aku tergesa gesa melewati kuburan tersebut.

Dan seketika itu juga aku terjatuh. Aku melihat ke arah belakang. Tidak ada Jaemin. Oh Tuhan, jangan membuat kejadian yang sama untuk kedua kalinya.

Aku berdiri dan mencari sekeliling apakah aku menemukan Jaemin. Dan untungnya anak itu berada di ujung pohon dimana dia duduk disana. Dia menyatukan jarinya dan menutup wajahnya.

Maksudku dia tidak menutup wajahnya, dia memberi jarak antara wajah dan jari tanganya. Sepertinya aku tau apa yang sedang dilakukanya

"Ya Allah, sungguh aku berlindung pada-Mu dari sesuatu yang aku tidak tahu hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun serta tidak menaruh belas kasihan padaku, niscaya aku termasuk orang-orang uang merugi." (Qs. Hūd : 47)

Mendengar Jaemin berdoa sesuai agamanya, aku jadi terpikir untuk ikut berdoa. Kusatukan jari tanganku menjadi suatu kepalan besar. Dan aku menutup mataku sambil menyebutkan doa doa untuk perlindungan diri. Aku mengingat poin doa untuk mendapat perlindungan dari kejahatan.

Lalu kuucapkan itu dengan tulus.

"Bapa Surgawi, saya bersembunyi di balik salib yang mengalir dengan darah Kristus dan saya menyatakan bahwa para malaikat Tuhan selalu bersama saya dalam perjalanan saya Melalui hidup dalam nama Yesus......"

Ckckckck

Aku sejenak memberhentikan doaku dan melirik siapa yang bersuara. Aku melihat ke arah Jaemin dan dia menyuruhku untuk tetap berdoa dari gerak geriknya. Aku melanjutkan doaku yang belum selesai.

"Malaikat-malaikatmu akan meletakan aku di lengan mereka sehingga aku tidak akan melindas kakiku melawan batu kehidupan,"

Ckckckckck

Suara itu menggangguku dan bahkan membuatku untuk tidak melanjutkan doaku. Tapi aku tetap melanjutkan doaku bahkan aku merapatkan tutupan mataku sehingga aku hanya bisa melihat bayangan yang sangat gelap.

"malaikatmu yang akan memanggilku..."

"Halo Jeno." ucap Sunwoo. Aku tidak melihat siapa siapa. Aku mengetahui itu Sunwoo karena suaranya sangat mirip dengan suara setan merah.

Suara tapaknya semakin mendekat kearahku. Aku masih berfokus untuk berdoa.

"dalam pelukan mereka sehingga aku tidak akan menemukan batu kehancuran dalam nama Yesus."

Setelah itu aku membuka mataku dan langsung lari agar tidak bisa dikejar oleh Sunwoo. Aku mengeluarkan pensil runcingku jika Sunwoo menyerangku.

"JAEMIN!" teriakku.

"JENO!" balas Jaemin. Anak itu lari disaat aku sedang berdoa. Dasar sialan, dia yang menyuruhku untuk berdoa dan dia yang kabur seketika Sunwoo hampir saja menyentuhku.

Aku berlari melewati kuburan lagi. Aku dengan mata tertutup melintasi kuburan dan terjatuh untuk yang kedua kalinya. Tapi aku rasa aku terjatuh bukan karena tersandung, melainkan ada orang yang menariku.

Aku menoleh kebelakang dan melihat bahwa kakiku sudah di tahan oleh tangan orang yang berada di tanah. Aku menggoyangkan kakiku agar aku bisa terlepas dari tangan itu.

"JAEMIN!" teriakku lagi. Aku menoleh ke belakang dan tangan itu masih saja bergerak. Bahkan aku sudah melihat pucuk kepalanya yang keluar dari tanah.

The Dreams Inferno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang