Ayo Menikah Denganku

5.5K 307 11
                                    

Hari ini aku bahagia sekali. Senyum tak henti-henti tercetak dari bibir bergincu marun campur merah muda. Meskipun mata terasa berat karena bulu mata anti badai topan gurun sahara, aku berusaha untuk tetap melek maksimal. Menyalami para tamu undangan yang hadir pada resepsi pernikahan. Sarung tangan berwarna krem melindungi kulit dari paparan lelaki lain.

Mas, kerudung bertahta roncean melati ini sungguh berat. Kepalaku terasa cenut-cenut. Apalagi dalaman yang berbentuk bulatan menyerupai bola yang menempel di kepala bagian belakang. Duh, seperti memanggul bumi rasanya. Apa mas Aru tahu betapa tersiksanya? Belum lagi gaun pengantin yang berekor panjang menjuntai sampai satu meter. Fyuh, mau berjalan tersandung-sandung.

Kamu enak, Mas. Hanya memakai jas hitam saja. Tanpa embel apa-apa. Sementara aku berdempul tebal dan didandani habis-habisan. Siapa bilang resepsi itu seperti ratu dan raja sehari? Yang benar adalah tersiksa dalam balutan kemewahan. Entah kenapa banyak wanita yang menyukai keribetan ini. Anehnya, aku suka rela nyemplung dalam ritual yang konon terjadi hanya sekali seumur hidup.

Pandanganmu tiba-tiba tertuju pada satu titik. Seorang gadis berambut panjang berwarna cokelat duduk tapat di kursi depan pelaminan. Aih, Si kutu kuvret cinta masa lalumu berani sekali hadir dalam pesta ini. Zeta, kembang kampus cinta pertama yang kandas di tengah jalan. Sia-sia kamu menjaganya selama dua tahun, Mas. Ternyata bunga mawar itu memilih orang lain yang lebih mapan.
Sikuku melesak ke dalam pinggang langsingmu. Kamu langsung sadar dan berdehem-dehem salah tingkah.

"Mas, itu Zeta datang sama suaminya. Kamu jangan jelalatan gitu, ih." Aku berteriak di telinga mas Aru, beradu suara dengan musik dangdut religi yang berdentam.

Hem. Hem.

Hanya itu yang keluar dari bibirmu yang berwarna merah jambu terpoles lipstik. Aduh, menyebalkan. Bahkan setelah lima tahun berlalu, kamu belum bisa melupakan kisah tragis itu. Setelah mencicipi beberapa kue, Zeta dan suaminya yang jauh lebih tua naik ke pelaminan. Mereka menyalami kita dan sempat melontarkan doa.

"Semoga berbahagia," ucap Zeta sambil menggenggam tanganmu. Lesung pipi tercetak jelas mempercantik parasnya.

"Terima kasih." Mas Aru menjawab dengan nada bahagia dipaksakan. Yah, aku kenal intonasi itu. Rasa sakit tertahan.

Setelah pasangan itu pergi, hidupku kembali nyaman. Meskipun belum sepenuhnya mencintaimu, Mas, aku nggak rela si Setan itu dekat-dekat kamu lagi. Selama lima tahun kamu seperti orang lain, padahal kita sudah saling kenal sejak taman kanak-kanak.

Akulah Ganis, sahabat sekaligus tetangga yang menjelma menjadi pendampingmu. Hitam pekat, sifat serta semua rahasiamu sudah kuhapal di luar kepala. Karena alasan itulah, aku mau menolongmu keluar dari masalah beban hati. Kutawarkan jalan yang nyaris tak pernah terpikirkan.

Pada saat senja, mendung abu-abu hampir memuntahkan isinya. Di teras rumahmu, aku meminangmu.

"Mas, kita menikah saja, yuk. Kamu bisa terbebas dari bayangan Zeta dan aku bisa membahagiakan orang tua. Mereka ingin melihat aku menikah." Tak disangka, kamu menerimanya tanpa pikir panjang.

"Ayo, Nis." dalam dua detik setelah pinangan terlontar, kamu menjawab pasti. "Aku sudah bosan sakit hati. Menikah denganmu atau wanita lain sama saja. Cintaku masih berada dalam genggaman Zeta."

Akhirnya, kita berada di sini, Mas. Di atas pelaminan nuansa cokelat dan krem hasil patungan orang tua kita. Lihatlah, mereka sangat rukun bahu membahu menyambut tamu yang datang.

Mas Aru, di luar sana banyak pasangan yang menikah tanpa cinta. Contoh jelas terpampang di depan mata. Orang tua kita juga menikah juga hasil perjodohan. Mereka mengawali rumah tangga tanpa cinta. Buktinya, sampai sekarang semua baik-baik saja. Aku tahu pasti karena sudah mengorek semua cerita sampai ke akar-akarnya.

Yakinlah, Mas. Kita juga pasti bisa. Karena landasan kita bukan cinta fisik semata. Tetapi karena sebuah kepentingan pribadi yang saling menguntungkan. Bukankah itu bisa lebih merekatkan dari pada cinta? Buatku, cinta itu bisa didatangkan.

Mas, kamu setuju nggak dengan pendapatku?

Next

Hai hai sobat Novie semua. Kalau sudah baca tolong tinggalkan vote dan berkomentar biar tambah semangat yaa. Lov yaaah!

Curhat Pengantin Baru (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang