Kissmark from Jung Yunho

431 66 7
                                    

Mulai hari ini aku akan lebih fokus lagi untuk menyelidiki para penghuni asrama.
Aku harus secepat mungkin menemukan ‘kekasih tampan’ Kibum.
Mari kita membuat daftarnya!
Pertama adalah…

“Jaejoongie~ kau sedang apa?”

“Omo!” Jaejoong hampir saja mencoret buku catatannya ketika Junsu membuatnya terkejut dengan cara berbicara tepat ditelinganya. Satu yang Jaejoong syukuri, namja itu tidak bertanya sambil berteriak jadi telinga sensitifnya masih aman.

Jaejoong buru-buru menutup bukunya, untung saja ia baru akan menulis belum sempat menulis nama-nama disana. Kalau sampai Junsu melihatnya, lumba-lumba penasaran itu akan terus memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

Terkadang Jaejoong heran, kenapa banyak sekali yang penasaran dengannya. Memangnya salah Jaejoong apa?

“Salahmu kali ini adalah, karena tidak membersihkan kamar mandi dengan benar! Lihat dengan mata bulatmu itu! di pojokan sana masih ada noda tahu!” Yunho menunjuk dinding didekat pintu. Ada noda busa kering disana.

Teliti sekali. Menyebalkan!

“Arra..” Jaejoong mengambil satu gayung air dan menyiram noda itu perlahan sambil menggosoknya pelan menggunakan tangannya yang lain. Dan noda itu pun hilang.

“Selesai kan? Sekarang bolehkan aku melanjutkan aktivitasku?” tanya Jaejoong.

Yunho tampak berpikir. “Aku rasa aku punya tugas lain untukmu.”

“Tugas apa lagi?!” tidak menjawab protes Jaejoong, namja bermata musang itu langsung menarik Jaejoong menuju suatu tempat.
Sebuah kamar.

“Kamarku, bersihkan sampai kau bisa berkaca dilantai.”

“APA?! Memangnya sejak kapan aku, maksudku ini kan tidak termasuk dalam hukumanku!  Kenapa kau malah—“ nafas Jaejoong terhenti selama tiga detik saat Yunho menarik dagunya untuk mendekat pada wajah kecil Yunho. Bibir hati itu kurang dari tiga senti hampir menyentuhnya!

“Bereskan saja sekarang, atau aku yang akan membereskan hutangmu saat ini juga.”

Tanpa pikir panjang Jaejoong pun mendorong tubuh Yunho untuk menjauh, memilih untuk membereskan kamar berantakan itu daripada ia harus ‘membereskan hutangnya’ bersama Yunho diruangan tidak higienis seperti ini.

GREP!

CUP!

Bahkan Jaejoong belum sempat berkedip tapi namja itu baru saja kembali merebut ciuman Jaejoong tanpa ijin. Meskipun dengan itu hutangnya kembali berkurang meski hanya sedikit.

“Waktumu satu jam Kim.”

Dasar mata musang, namja musang, namja licik! Iblis! Alien!

Jaejoong mengusap bibirnya kasar, bukan karena jijik. Tapi karena kesal.

Kenapa namja itu memiliki otak yang sangat amat licik sih?

Sepertinya ia juga sengaja membuat berantakan kamarnya ini untuk mengerjaiku.

Jaejoong menghembuskan nafasnya dengan berat.

Meskipun bibirnya tak henti mengerutu tapi kedua tangan Jaejoong dengan sigap membereskan semua kekacauan dalam kamar Yunho. Jaejoong harus bergerak cepat karena waktunya terbatas sedangkan kamar Yunho berantakan melebihi kapal pecah.

Dan setelah ini ia masih harus memasak makan malam.

Aigo.. bisakah ia berharap sebuah keajaiban datang?
Bibi Seo pulanglah!
.
.
“Ah, Jaejoong-ah kebetulan sekali aku baru saja akan mencarimu,” mata Jaejoong berkaca-kaca entah kenapa refleks ia menghampiri tubuh yeoja paruh baya itu dan langsung memeluknya erat.

Angel Human Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang