Chapter 9 : Dissident
[ J A E ]
Sesampainya di rumah, aku melihat Taeyong dan Haechan yang sedang sibuk membongkar tas belanjaan mereka di ruang tamu. Tanpa fikir panjang, aku berjalan cepat dan menarik tangan Taeyong dengan kuat, bermaksud menyeretnya ke kamar.
Tapi kucing nakal itu berontak dan melepaskan tarikan tanganku. Menatapku tajam dengan ringisan sakitnya.
"Sialan, apa maumu hah?!" Bentaknya ke arahku. Aku yang melihat itu pun hanya mampu menghela nafas dan mengusap wajahku dengan kasar.
"Apa mauku? SEHARUSNYA AKU YANG TANYA APA MAUMU?!" Ku lihat ia tersentak kaget mendengar teriakanku. Tapi ia hanya diam dan perlahan ku lihat air matanya menetes.
Melihat itu aku semakin frustasi. Di tambah lagi Taeyong malah berlari masuk ke kamar meninggalkanku.
Demi melampiaskan amarahku, vas bunga yang ada di atas meja sekitarku ku banting ke lantai dan seketika hancur berantakan.
"BRENGSEK!"
Perlahan ku atur nafasku dan menatap ke arah Mark yang sedang berbicara sesuatu dengan Haechan tak jauh dari tempatku berdiri. Tak perduli dengan mereka, aku lebih memilih menyusul Taeyong setelah ku pastikan aku dapat mengendalikan amarahku.
Ku buka pintu kamar perlahan dan masuk kedalam. Sunyi. Tak ada Taeyong di tempat tidur, ku lihat ke kamar mandi dan tak ada juga.
"Kemana dia?" Gumamku.
Aku menoleh ke belakang dan menemukan sepasang kaki berbalutkan sepatu berwarna biru di balik tirai jendela.
Menghela nafas dan menyibak tirai dengan kuat, membuat seseorang di balik itu tersentak kaget.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.
Taeyong tak menjawab, ia lebih memilih melewatiku dan dengan sengaja menginjak kakiku.
Apa-apaan itu?! Seperti bocah saja.
Ku lihat dia membuka sepatunya dan melemparkannya ke arahku. Aku hanya diam dan membiarkannya berbuat sesukanya. Setelah selesai dengan sepatunya. Ia berbaring dan membungkus tubuhnya dengan selimut.
Untuk kesekian kalinya aku menghela nafas dan berjalan mendekati Taeyong.
"Kau membantahku, itu lah sebabnya aku marah." Aku berucap dengan wajah datar. Awalnya tak mendengar apa-apa, tapi aku sedikit terkekeh saat mendengar gumamam dari mulut pria cantikku itu. Aku hanya diam dan berusaha mati-matian menahan tawaku.
Sialan, pria ini benar-benar membuatku tak sabaran.
[ T A E ]
"Kau membantahku, itulah sebabnya aku marah."
"Heuh,,, kau memang mudah marah sialan." Gumamku dengan pelan saat mendengar suara pria brengsek itu.
"Setiap saat selalu bilang mencintaiku, tapi setiap saat juga marah padaku. Dasar brengsek!" Umpatku dengan suara pelan.
"UWAAHHHH!!!"
Aku tersentak kaget saat Jaehyun menarik kuat selimut dan menggendongku dengan tangan kuatnya. Aku mengernyit tak terima dan memberontak.
"Teruslah memberontak jika kau ingin jatuh." Aku akhirnya terdiam karena tak ingin terjatuh.
Jaehyun membawaku ke kamar mandi. Setelah ia menurunkanku, pria itu berjalan menuju bathup dan menghidupkan air.
"Buka pakaianmu." Ucapnya dan aku mengangguk pelan.
Santai saja. Toh aku sudah biasa bersikap seperti ini di depan banyak lelaki.

KAMU SEDANG MEMBACA
New Boss! Dark World! [END]
FantasySeorang Boss Mafia yang arogan dan kejam, bahkan ketua Yakuza saja bertekuk lutut di hadapannya. Angkuh. Dingin. Kasar. Kejam. Sadis. Semua kata-kata kasar dan umpatan sangat cocok untuk-nya. Berkali-kali membuat masalah, namun tak ada satupun yang...