HARI YANG MELELAHKAN

26 6 0
                                    

Jang Jina, seorang gadis yang selalu tersenyum, selalu ceria dimanapun dan kapanpun. Tapi hari ini ia terlihat sangat lesu. Biasanya, Jina akan menyapa semua anak yang berpapasan dengannya saat menuju ke kelas, tapi kali ini Jina hanya berjalan dalam diam.

Mina yang awalnya berniatan mengageti Jina dari belakang akhirnya mengurungkan niatnya. Mina hanya ikut berjalan di sebelah Jina. Jina yang menyadari ada Mina di sampingnya pun hanya diam. Mina merasa aneh dengan sikap Jina hari ini. Mungkin Mina akan menanyakannya saat istirahat nanti.

Saat pelajaran pun Jina hanya diam saja, benar-benar bukan seperti Jang Jina. Taeyong yang duduk tepat di belakang Jina terus menggangu Jina. Taeyong berfikir mungkin Jina bisa kembali menjadi Jina yang asli. Tidak selalu diam seperti ini. Sikap Jina sungguh membuat teman-temannya merasa tidak nyaman.

***

Untuk pertama kalinya Jina dan Mina kembali menginjakan kaki di kantin sekolah. Mina yang sudah tidak tahan langsung menanyakannya.

" yak Jang Jina!" ucap Mina tegas.

" hm?" lirik Jina.

" apa kau kerasukan hantu? Apa rumahmu roboh? Atau ginjalmu hilang? Kau benar-benar seperti mayat hidup." Oceh Mina.

" hentikan lawakanmu, itu tidak lucu sama sekali." Jawab Jina datar.

" aku bertanya bukan melawak. Pabo. Ada apa sebenarnya?" tanya Mina heran.
" Jungkook." Sahut Jina sambil memasang muka memelas.

" sudah kutebak. Ada apa dengannya?" tanya Mina lagi.

" ya! Apa kau tidak punya televisi? Masih saja bertanya padakau kenapa." Jawab Jina ketus.

" rumor kencannya itu? Sudahlah Jina, itu tidak benar." Jelas Mina.

" jinjja? biasanya dia akan menelfonku jika ada rumor seperti itu. Tapi mengapa sekarang tidak. Dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali :( ." rengek Jina.

" lagian kau ini. Sudah ku bilang berapa kali. Berdandanlan Jang Jina. Diluar sana banyak yang mengejar priamu itu!" tegas Mina.

" ah molla!!" teriak Jina.

Kemudian bangun dan langsung berjalan dengan cepat tanpa memperhatikan sekitarnya. Dan hal ini terjadi lagi. Jina menabrak Nancy yang sedang berjalan.

Kali ini Nancy membawa makanannya. Dan bukannya meminta maaf, Jina malah meneriakinya. Suasana hati Jina saat ini benar-benar sedang kacau.

" yak! Dimana matamu! Banyak jalan lain kenapa harus lewat di depanku! Untung saja bukan bajuku yang kotor, kau tahu kan aku ini Jang Jina, dasar gadis aneh!" maki Jina kepada Nancy.

Jian langsung meninggalkan Nancy begitu saja. Mina sangat terkejut dengan sikap Jina. Mina mengejar Jina dan menyadarkan Jina apa yang telah ia perbuat tadi adalah salah besar. Mina hanya tidak ingin temannya dianggap sebagai manusia tidak punya hati. Saat itu juga Mina baru menyadari bahwa anak-anak di sekolah itu sangat menilai seseorang dari kasta dan harta.

Buktinya, bukannya menolong Nancy mereka justru tepuk tangan atas perlakuan Jina yang jelas-jelas salah. Jika Jina dan Mina bukanlah orang yang mampu. Mungkin mereka akan diperlakukan seperti Nancy.

***

Jina menuju ke atap sekolah. Mina masih mengekor pada Jina. Jina hanya duduk saja di bangku yang ada di atap sekolah. Disitu, Mina berbicara dengan Jina, membujuk Jina agar meminta maaf pada Nancy, karena jelas-jelas Jina lah yang menabrak Nancy. Jina hanya diam mendengar celotehan Mina. Dan Jina berjanji akan meminta maaf pada Nancy saat suasana hatinya sudah membaik.

Mina meninggalkan Jina sendirian, Mina fikir Jina membutuhkan waktu sendiri. Saat menuruni tangga. Mian bertemu dengan Taeyong. Sepertinya Taeyong akan ke atap sekolah karena tangga ini hanyalah satu-satunya akses menuju atap sekolah. Taeyong hanya menatap Mina sekilas saja. Mina paham atas sikap teman sekelasnya itu. Mina juga tahu Taeyong memiliki hubungan baik dengan Jina.

" temanilah Jina, buatlah dia tersenyum kembali." Ucap Mina tiba-tiba pada Taeyong.

Taeyong berhenti sebentar untuk mendengarkan ucapan Mina lalu ia langsung menuju ke atap sekolah. Mina hanya pasrah diperlalukan dingin dengan orang aneh itu dan meneruskan tujuannya ke kelas.

Taeyong melihat Jina yang hanya diam di bangku sambil melihat langit. Ia mendekati Jina dan duduk di sampingnya. Jina melihat Taeyong. Tapi ia hanya menggeser duduknya dan kembali diam. Bukan seperti Jina yang memiliki sifat ramai. Kali ini sangat berbeda. Dan penyebabnya hanya seorang. Jeon Jungkook.

Taeyong mengejak Jina mengobrol, hanya obrolan ringan. Mengajaknya bercanda juga, akhirnya Jina bisa tersenyum lagi. Mereka berdua terus tertawa bersama sampai kejadian tak mengenakan terjadi. Taeyong tidak sengaja menyenggol tumpukan cat di dekat tempat penyimpanan barang.

Semuanya jatuh dan ada beberapa yang tumpah. Dan tak lupa seragam Jina pun ikut kotor.Mereka memutuskan untuk kabur, tapi saat hendak lari.
Penjaga sekolah yang mendengar suara gaduh langsung menengok atap sekolah dan menemukan "si pelaku" ditempat.

Pak penjaga sekolah memaksa Jina dan Taeyong untuk membersihkan semuanya hingga bersih.

Jina menghadap ke Taeyong dan menatap Taeyong seperti ingin menyantapnya hidup-hidup.

" Lee Taeyong!!!!" teriak Jina.

Taeyong terkejut dan langsung bergegas memegang alat kebersihan.

" sungguh hari yang melelahkan." Gumam Jina.

The Pieces Of Me | JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang